Mohon tunggu...
amirmahmuda
amirmahmuda Mohon Tunggu... Administrasi - Writing on the wall

Fall in love with badminton. ig: aamirmahmuda

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Saatnya Akhiri Puasa Gelar di Badminton Asia Championship 2019

22 April 2019   06:04 Diperbarui: 22 April 2019   06:16 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marcus/Kevin | badmintonindonesia.org

Turnament Badminton World Federation (BWF) Badminton Asia Championship akan digelar di Wuhan, Tiongkok, tanggal 23 April mendatang. Turnamen bergengsi ini pertama kali diadakan di Malaysia pada tahun 1962, kemudian dijadikan acara tahunan pada tahun 1991. Banyak pemain Indonesia pernah menjadi juara di turnamen ini, seperti Taufik Hidayat, Markis Kido/Hendra Setiawan, Sony Dwi Kuncoro, dll. 

Indonesia terakhir meraih satu gelar di turnamen ini 4 tahun silam, tahun 2015, yang dipersembahkan oleh Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir setelah menumbangkan Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah dengan 2 game langsung, 21-16, 21-15. 

Pada gelaran tahun ini, Indonesia menurunkan 19 wakil terbaiknya untuk mengakhiri puasa gelar yang terdiri dari 4 tunggal putra (MS), 3 tunggal putri (WS), 4 ganda putra (MD), 4 ganda putri (WD) dan 4 ganda campuran (XD). 

Sektor MS

Jonathan Christie| badmintonindonesia.org
Jonathan Christie| badmintonindonesia.org

Dari 4 wakil Indonesia di sektor ini, tiga pemain berstatus unggulan yaitu Anthony Sinisuka Ginting [6], Tommy Sugiarto [7], dan Jonatan Christie [8]. Satu wakil lainnya adalah Shesar Hiren R. Di sektor ini, gelar terakhir di raih oleh sang peraih medali emas olimpiade Athena, Taufik Hidayat, pada tahun 2007. Sudah 11 tahun Indonesia puasa pada sektor ini. 

Pada pegelaran tahun ini, Indonesia tentunya cukup optimis untuk segera mengakhiri puasa gelar karena kita dapat melihat perkembangan yang sangat apik oleh pemain muda Indonesia. 

Ginting baru saja menjadi runner up di ajang BWF Super 500 Singapore Open 2019 setelah dikalahkan oleh pemain nomor 1 dunia, Kento Momota, asal Jepang. Meskipun menjadi runner up, dunia mengakui bahwa Ginting bermain sangat baik dan dapat mengimbangi permainan dari Kento. Tentu saja hal ini merupakan angin segar bagi pemain tunggal putra Indonesia.

Tunggal putra lainnya, Jonatan Christie (Jojo) juga mendapat apresiasi dan pengakuan dari mantan juara dunia 2007, Viktor Axelsen, setelah pertarungan sengit di babak quarterfinal Singapore Open 2019.

Indonesia patut bangga karena ada 3 pemainnya yang menjadi unggulan dalam turnamen ini. Besar harapan kita untuk mengakhiri 11 tahun sektor ini dengan membawa gelar juara. 

Sektor WS

Russeli Hartawan| badmintonindonesia.org
Russeli Hartawan| badmintonindonesia.org

Tunggal putri Indonesia layaknya padang gersang di turnamen tahunan ini. Gelar terakhir diraih oleh Yuliani Sentosa pada tahun 1991. Terhitung sudah 27 tahun sudah puasa gelar di sektor ini. Indonesia menurunkan Fitriani, Gregoria Mariska, dan Ruselli Hartawan. 

Bulutangkis merupakan olahraga yang sulit diprediksi pemenangnya. Terkadang yang tak diunggulkan melaju hingga partai puncak dan bisa juga memang terhenti di babak awal. Wakil Indonesia memang belum menunjukan "taring yang sangat tajam". 

Di awal tahun, kita dihadiahi gelar juara dari Thailand yang dipersembahkan oleh Fitriani. Akan tetapi, untuk turnamen ini pemain dunia sekelas Tai Tzu Ying, Akane Yamaguchi, Ratchanok Intanon dan Nozomi juga ikut meramaikan. Di atas kertas, pemain Indonesia bakal kewalahan untuk bersaing dengan pemain unggulan. 

Dilansir dari detik.com, Rionny, pelatih baru WS, mengatakan:

"Target mereka tentu harus juara untuk memotivasi. Tapi target saya untuk mereka sebenarnya bagaimana mereka bisa mengalahkan lawan yang di atas mereka dulu, seperti pemain-pemain China. Jika itu bisa dikalahkan maka target menjadi juara kan bisa"

Semoga saja WS Indonesia dapat melampaui rintangan demi rintangan yang ada. Berat memang, tapi dengan usaha, hasil tidak akan mengkhianati. 

Sektor MD

Marcus/Kevin | bola.com
Marcus/Kevin | bola.com

Sektor ini yang saya gadang-gadang akan dapat meraih gelar. Hampir satu dekade Indonesia tidak membawa gelar disektor ini. Terkahir dipersembahkan oleh Markis Kido/Hendra Setiawan pada tahun 2009 setelah mengalahkan MD Korea, Ko Sung Hyun/Yoo Yeon Seong di partai puncak.

Indonesia memiliki empat wakil dan tiga diantaranya berstatus sebagai unggulan, yakni Kevin Sanjaya/Marcus Gideon [1],  M. Ahsan/Hendra Setiawan [4], dan M. Rian / Fajar Alfian [7]. Satu wakil lainnya adalah Wahyu Nayaka/Ade Yusuf.

Kekalahan Kevin/Marcus di tiga turnamen terakhir memang dirasa perlu untuk "comeback stronger". Dengan kekalahan tersebut, Kevin/Marcus bermain lebih apik dari tahun kemarin dan mengokohkan posisi mereka sebagai ranking 1 dunia. 

Selain itu, Indonesia mempunyai tiga MD lain yang tak kalah berkualitas. Ahsan/Hendra, yang menyabet juara All England 2019, memiliki permainan yang matang dan berbahaya. 

Pemain muda, Fajar/Rian, sedang dalam performa yang baik dan menjadi ancaman bagi MD negara lain. Terakhir, Wahyu/Ade, pasangan kuda hitam yang acap kali mengalahkan pemain unggulan dari negara lain. 

Dengan posisi kekuatan ini, sektor ini memiliki peluang yang besar untuk memutus rantai tak bergelar selama 9 tahun.

Sektor WD

Greysia/Apriyani| bola.com
Greysia/Apriyani| bola.com

Disektor ini, negara yang pernah menjadi juara hanyalah Jepang, Tiongkok, Korea dan Indonesia. Tiga tahun terakhir, gelar juara berada di tangan pasangan Jepang. Indonesia terakhir meraih gelar juara pada tahun 1996 dari Eliza Nathanael/Finarsih setelah melewati laga All Indonesia Final melawan Indarti Issolina/Deyana Lomban. 

Sudah 22 tahun sudah Indonesia tanpa gelar di sektor ini. Pasangan yang terlihat menonjol adalah Greysia Polii/Apriyani Rahayu, yang sekarang bertengger di peringkat 5 dunia. Greysia/Apriyani pada tahun ini pun telah mengantongi gelar juara di India Open super 500. 

Wakil Indonesia lainnya adalah Della Destiara/Rizki Amelia kembali dipasangkan pada turnamen ini, dan dua WD muda Indonesia, Yulfira Barkah/Jauza Fadhila dan Siti Fadia/Agatha Imanuella. 

Tentu saja harapan Indonesia, wakil yang akan bertanding dapat menggebrak dominasi dari Jepang dan memberikan hasil yang terbaik. Bahkan, dapat membuat kejutan dengan menjadi juara di turnamen ini dan melepas dahaga juara selama 22 tahun menunggu.

Sektor XD

Hafizh/ Gloria| badmintonindonesia.org
Hafizh/ Gloria| badmintonindonesia.org

Zheng Siwei/Huang Yaqiong, "monster XD" yang menggondol banyak juara pada turnamen BWF secara mengejutkan dikalahkan oleh XD Thailand, Dechapol/Sapsiree pada turnamen Singapore Open 2019 dengan 2 game langsung. Tentu saja ini merupakan angin segar bagi pemain lain bahwa kesempatan untuk menjadi juara itu masih ada. 

Termasuk XD Indonesia yang turun pada sektor ini, yaitu Hafizh Faizal/Gloria Immanuel, Praveen Jordan/Melati Daeva, Rinov Rivaldy/Phita Haningtyas, Alfian Eko/Marsheilla Gischa.

Pasca pensiunnya Liliana Natsir, tentu saja Indonesia bertumpu pada pemain-pemain muda yang bertalenta. Diharapkan para pemain ini dapat menampilkan performa yang terbaik dan minim eror sehingga dapat melaju ke babak puncak. 

--

Tentu saja kita mengharapkan juara untuk setiap sektor pada turnamen bergengsi ini. Apapun hasil yang akan dibawa oleh pemain Indonesia nanti, itulah yang terbaik yang bisa diperoleh. Mengingat kekuatan bulutangkis negara lain sudah sangat berkembang dan kuat. 

Berikan dukungan semaksimal mungkin untuk para atlit yang akan bertanding dan jangan sampai mencela saat para atlet menderita kekalahan, tapi didukung untuk mengembalikan kepercayaan dirinya.

Sejatinya tidak ada atlet yang bertanding untuk kalah. Mereka bertanding untuk menang. Terlalu banyak waktu yang terbuang sia-sia jika hanya untuk kalah dalam pertandingan. 

Selamat berjuang, Atlet Bulutangkis Indonesia.

Salam Olahraga,

Salam Kompal.

-amirmahmuda

Kompal| WAG Kompal
Kompal| WAG Kompal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun