Banyaknya perbedaan cara pandang dan cara penulisan di kompasiana dalam menilai suatu masalah membuat saya tertarik untuk membaca kembali buku lama saya. Saya teringat akan buku karya Profesor Karl Mannheim, Ideology and Utopia: An Introduction to the Sociology of Knowledge.
Mengapa buku tersebut yang saya ingat? Karena buku tersebut memaparkan analisis yang tajam tentang sosiologi pengetahuan. Mannheim mengatakan bahwa pengetahuan itu tidak obyektif dan universal, tapi pengetahuan itu bersifat sosial, politis dan historis. Sederhananya, pengetahuan seseorang itu berkaitan erat dengan cara hidup dan tempat seseorang yang bersangkutan. Karena itu pengetahuan selalu terkait dengan kepentingan-kepentingan subyektif seseorang. Itulah mengapa seseorang bernama A lebih memandang perang dengan Malaysia (misalnya) itu perlu, sedangkan si B berpendapat sebaliknya. Padahal mereka dari tempat yang sama dan pendidikan yang sama. Tetapi karena pengalaman dan kepentingannya berbeda, maka terjadilah perbedaan perspektif tesebut.
Dalam bentuk krisis sosial seperti banyak terjadi sekarang ini ada kelompok yang berkepentingan mempertahankan kondisi sosial yang mapan, pemikiran mereka inilah yang disebut pemikiran yang bersifat ideologis. Sedangkan kelompok yang dimaksud utopia menurut Mannheim adalah wujud pemikiran dari kelompok yang menghendaki perubahan sosial dengan merobohkan tatanan sosial yang ada. Sayangnya kelompok seperti ini sering mendapat cap negatif, seperti subversif, pemberontak dan sebagainya. Dalam kasus-kasus seperti di kompasiana mereka sering dikatakan gila, sok, aneh dan lainnya hanya karena berbeda pandangan.
Belajar dari buku tokoh sosiologi pengetahuan ini kita akan belajar untuk tidak mengingkari kebenaran-kebenaran pemikiran atau pengetahuan orang lain, yang tidak sesuai dengan perspektif pemikiran kita. Kita akan belajar bagaimana memahami perspektif orang lain. Itulah salah satu sikap demokratis yang kreatif dalam menilai perbedaan yang harus kita lakukan. Tidak merasa benar sendiri tapi memberi ruang untuk pandangan orang lain. Jika kita sudah menghargai pandangan orang lain, maka dengan mudah kita akan mengucapkan, "pendapat saya menurut saya benar, tapi bisa jadi pendapat anda tidak salah." Pengetahuan seseorang selalu terkait dengan latar sosiologisnya, pendidikan dan kepentingan dan sebagainya. Mengenali latar belakang seseorang akan sangat membantu dalam mengetahui pemikiran mereka. []
Wafauqa kulli dzi 'ilmin 'aliin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI