Mohon tunggu...
Amira Yuniar Rachmawati
Amira Yuniar Rachmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Tahun Angkatan 2020

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenalkan Pentingnya Kesadaran Diri bagi Anak Usia Dini

1 Desember 2021   10:44 Diperbarui: 1 Desember 2021   11:04 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Apa yang ada dibenak anda ketika mendengar kata kesadaran diri? Apakah yang dimaksud disini yaitu sadar dalam bentuk jiwa atau akal manusia? Mari kita cari lebih jauh.

Kesadaran diri pribadi adalah ketika seseorang menyadari aspek-aspek tertentu dari dirinya sendiri, tetapi hanya untuk individu. Misalnya, ketika Anda melihat seseorang yang membuat Anda tertarik, hati Anda yang bergetar juga merupakan contoh kesadaran diri yang baik.

Kesadaran diri Bradberry Greaves (2005) percaya bahwa kesadaran diri adalah kemampuan untuk memahami dengan baik dan akurat emosi seseorang dalam berbagai situasi yang efektif dan dapat diandalkan.Orang dengan kesadaran diri yang tinggi memiliki sikap positif dalam hidup.

Kesadaran diri dapat dipahami sebagai sejauh mana orang secara sadar menyadari keadaan mereka sendiri dan interaksi atau hubungan mereka dengan orang lain.

Kesadaran diri adalah kunci untuk mengendalikan emosi. Dimana kita bisa menyadari mengapa emosi ini hadir dan bisa membuatnya lebih baik.

Pada anak usia dini akan muncul kesadaran diri pada diri anak yang dapat merespon emosi secara positif, dan dapat menempatkan emosi sesuai dengan situasi sekitarnya.

Dunia pendidikan seringkali dihadapkan pada perilaku anak-anak yang kompleks, terkadang perlu menggunakan metode psikologis untuk memahaminya. Anak-anak yang tidak responsif, acuh tak acuh, acuh tak acuh terhadap lingkungan, orang yang pantas mendapat perhatian khusus diperlakukan oleh guru dan menjadikannya pribadi yang lebih baik positif. Guru sering menemukan bahwa anak-anak dengan gejala yang buruk dan anak-anak yang tidak percaya diri cenderung menyalahkan atau mengkritik diri mereka sendiri. Semua perilaku ini dibentuk oleh lingkungan, melalui pendidikan dan perawatan.

Orang tua, guru, dan orang dewasa lainnya. anak-anak dapat mengekspresikan diri secara negatif, misalnya: saya tidak bisa, saya bodoh, Saya takut, saya tidak bisa bergaul, dan segala macam komentar negatif tentang dia. Tidak singkirkan kemungkinan anak lain memandang dirinya secara positif, misalnya: "Saya bisa", "Aku pintar", "Aku imut dan menarik", "Aku sangat bersemangat".

Semua yang dikatakan anak adalah konsep diri, atau gambaran anak tentang kesadaran pribadinya. Kesadaran diri adalah persepsi seseorang tentang kemandirian, pengendalian diri, citra diri, identitas diri, keamanan, dan kesehatan diri.

Pengelolaan emosi semacam ini dapat ditemukan oleh orang tua atau guru sedini mungkin. Dimana ada cara untuk mendeteksi dengan melihat ciri-ciri anak. Perhatikan kesehariannya, agar terlihat bahwa anak memiliki self sense yang kuat, atau sebaliknya anak tidak dapat mengontrol emosinya.

Tentu dalam banyak kasus, anak sering memberontak, tidak mampu mengawasi, dan tidak bisa menerima pendapat orang terdekatnya. Hal ini sudah tidak asing lagi bagi kita. Karena pada dasarnya seorang anak harus memiliki ciri-ciri tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun