Mohon tunggu...
Amiratun NadiyahAdimy
Amiratun NadiyahAdimy Mohon Tunggu... Lainnya - Semoga bisa bermanfaat :)

Ikuti prosesnya insyaallah hasil akan mengikuti

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Rumah Aja Bukan Berarti Kreativitas Anak Terhenti

19 Oktober 2020   22:06 Diperbarui: 19 Oktober 2020   22:11 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kegiatan belajar di rumah telah dilakukan hampir diseluruh daerah di Indonesia sejak pertengahan bulan maret 2020. Keadaan pandemi ini mengharuskan untuk diberlakukannya sekolah dari rumah atau Study at home yang awalnya diperkiraan hanya untuk jangka waktu dua bulan. Namun, dengan keadaan yang masih belum kondisif akhirnya kegiatan study at home ini diperpanjang sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

Para orang tua yang sudah terbiasa memasrahkan pendidikan anak di sekolah pun menjadi bingung. Mereka masih belum beradaptasi dengan keadaan pekerjaan yang juga work from home ditambah harus mendampingi anaknya untuk study at home.

Banyak juga orang tua yang mengeluhkan tugas-tugas yang diberikan dari sekolah si anak. Mereka menganggap bahwa sekolah dari rumah ini kurang efektif, ada juga yang bilang bahwa seharusnya yang mendidik anak ini ya gurunya di sekolah bukan orang tuanya. Padahal perlu diingat bahwasannya pendidik utama di keluarga adalah orang tua, jadi mendidik juga merupakan tugas dari orang tua.

Kondisi yang saat ini tak kunjung mereda dengan kegiatan study at home yang masih berlangsung juga membuat orang tua mulai kehabisan cara untuk membuat anak tidak merasa bosan.

Bayangkan saja, saya yang sudah remaja menghadapi keadaan seperti ini saja bosan apa lagi anak usia dini?

Pada anak usia dini wajar jika mereka merasa bosan, karena biasanya mereka belajar di sekolah bertemu dengan teman-temannya, bermain bersama dan banyak kegiatan yang bisa dilakukan. Sedangkan saat di rumah?

Mungkin memang tidak ada teman sebaya tapi kan di rumah orang tua juga bisa memfasilitasi anak untuk melakukan apa saja dalam kegiatan belajarnya.

Perlu diingat bahwasannya pada anak usia dini segala sesuatu yang dilakukan bisa dijadikan sebagai kegiatan pembelajaran. Orang tua yang hanya melihat anaknya terus bermain dan tidak belajar, mungkin perlu membuka wawasannya kembali.

Bahwa tidak terus menerus bermain itu hal negatif. Ada banyak sekali hal positif dari kegiatan bermain seperti dapat membantu mengasah kreativitas anak disertai dengan stimulus-stimulus yang diberikan.

Sudah banyak sebenernya kegiatan-kegiatan yang mengusung tema parenting baik itu seminar online, konten-konten di instagram, bahkan ada juga yang mengadakan kelas parenting secara virtual di tengah pandemi ini.

Kegiatan-kegiatan ini diadakan karena banyaknya keluhan dari para orang tua untuk menjawab semua pertanyaan mereka dan mengatasi kesulitan yang dihadapi.

Keluhan tentang hal ini dari orang tua banyak sekali, mereka mngkhawatirkan bagaimana perkembangan anak bisa tetap optimal walaupun di rumah atau apakah jika kegiatan yang dilakukan di rumah saja akan mengakibatkan kreativitas anak tidak berkembang dan sebagainya.

Apa saja sih sebenarnya yang bisa kita lakukan untuk membantu anak tetap bermain tetapi juga dapat mengasah kreativitasnya?

Yang pertama adalah kegiatan yang sudah sering dilakukan yaitu menggambar atau melukis. Pada kegiatan ini anak menyalurkan kreativitas dan emosinya melalui gambar, seperti anak bisa mencampurkan warna sesuai dengan keinginannya, menuangkan apa saja yang ada difikirannya dalam bentuk sebuah gambar, bisa juga untuk menggambarkan pengalaman yang dia punya.

Yang kedua yaitu kegiatan memasak. Mungkin masih banyak ibu-ibu diluar sana yang khawatir ketika anak menginjakkan kaki di dapur seolah-olah dapur tempat yang harus dihindari oleh anak. Padahal kegiatan memasak ini juga bisa mengasah kreativitas anak. 

Kegiatan ini dilakukan anak bersama dengan orang tua bukan seorang diri dan anak bisa ditugaskan untuk melakukan hal-hal yang sederhana. Contohnya saat akan membuat kue, anak bisa ditugaskan untuk menuangkan bahan-bahan yang ringan, kemudian membuat anak mencoba mengaduk adonan, membentuk adonan kue sessuai keinginanya, dan yang terkahir yaitu menghias kue yang sudah matang.

Yang ketiga yaitu membuat kerajinan tangan dengan barang bekas. Saat keadaan pandemi ini bisa memanfatkan barang-barang di rumah untuk disulap menjadi barang dengan kegunaan lain. Seperti contoh membuat pot bunga dari botol bekas, membuat origami, dan lain-lain.

Masih banyak kegiatan-kegiatan lain yang bisa dilakukan anak di rumah agar kreativitasnya tetap berkembang. Lalu, saat tiba-tiba anak merasa bosan apa yang harus kita lakukan?

Memang pada dasarnya karena konsntrasi anak tidak terlalu lama dibandingkan kita, maka orang tua harus mengupayakan agar anak kembali fokus. Mungkin bisa memberi waktu anak untuk istirahat entah itu digunakan untuk makan cemilan, memainkan permainan kesukaannya, bisa juga dengan bernyanyi atau menari bersama. Perlu diingat bahwa anak juga perlu diberikan pengertian menganai waktu, seperti berapa lama mereka istirahat dijelaskan dengan bahasa yang sederhana.

Sekian yang bisa saya sampaikan, semoga para orang tua di luar sana tetap semangat untuk menjadi orang tua yang hebat. Semoga tulisan saya bisa memberikan manfaat bagi kalian semua yang membaca.

Ingat bahwasanya pendidik pertama seorang anak adalah orang tuanya bukan gurunya. Jangan bersikap acuh tak acuh dengan perkembangan anak atau pada apa saja yang dilakukan anak. Karena waktu tidak dapat diulang untuk melihat kejadian yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun