Mohon tunggu...
Amira Amanda
Amira Amanda Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Padil Karsoma, Sosok yang Pas Gantikan Dedi Mulyadi

22 Januari 2018   15:59 Diperbarui: 22 Januari 2018   16:34 938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Munculnya dua pasangan calon yang sama kuat dan berasal dari kubu yang sama membuat Pilkada Purwakarta 2018 semakin menarik. Jika pilkada sebelumnya, hanya satu calon yang diunggulkan, pilkada kali ini sulit untuk menentukkan siapa yang bakal melaju menjadi orang nomor satu dan dua di Purwakarta.

Keseruan Pilkada Purwakarta 2018 ini tak terlepas dari majunya Sekda Purwakarta Padil Karsoma dan akan menantang istri petahana. Tak pelak kondisi inipun membuat Pemilih di Kabupaten Purwakarta dibuat bingung kepada siapa mereka akan menentukan pilihan.

Di satu sisi, istri bupati seakan bakal menerukan keberhasilan Dedi Mulyadi salama memimpin Purwakarta. Di sisi yang lain, prestasi Padil Karsoma pun tak layak dispelekan, itulah mengapa hingga saat ini ia dipercaya sebagai Sekda Purwakarta.

Di Pilkada Purwakarta sendiri tidak ada yang menyangka jika pada akhirnya Sekda justru jadi bertarung di pilkada melawan istri Bupati.  Karena sebelumnya justru banyak pihak menduga Sekda akan dijadikan figur penerus kepemimpinan di Purwakarta, entah berpasangan dengan wakil bupati atau berpasangan dengan istri bupati.

Pilihan kedua pada awalnya juga memang dipandang berat, karena pada lazimnya publik menilai Bupati dan keluarganya akan berkonsentrasi fokus bertarung di Pilgub Jawa Barat sebagaimana sering terdengar. Tetapi entah alasan apa, di saat suaminya maju di Pilgub Jabar, istrinya ikut-ikutan maju di Pilkada Purwakarta.

Kemudian, pada awalnya santer pula muncul isu bahwa gagalnya bakal pasangan calon bupati dan wakil bupati Rustandie--Dikdik melenggang ke pertarungan adalah skenario pihak tertentu. Hal yang sama juga hampir melanda kubu Padil Karsoma--Acep Maman, dimana rekomendasi partai benar-benar di dapat di penghujung waktu.

Berangkat dari berbagai skenario di atas, maka wajar jika melenggangnya Sekda ke kursi pelaminan politik bersama ketua DPC PDI Perjuangan Purwakarta itu cukup mengagetkan banyak pihak. Bagaimanapun beradu dengan orang dekat dan pernah begitu saling loyal adalah tantangan batin yang tak ringan.

Pembahasan mengenai beradunya dua kekuatan dari kubu yang tadinya sama ini cukup menjadi perbincangan hangat di banyak kalangan. Sebut saja kalangan pekerja, profesional dan komunitas. Salah satunya kelompok whatsapp komunitas hobby yang akhirnya melakukan temu santai dan diskusi di sebuah testoran di Jalan Ciganea, Minggu (21/1).

Muhammad Liwa Hamdi dari komunitas sepeda gunung menjelaskan temu santai digelar untuk menghilangkan penasaran akan isu pilkada Purwakarta sekaligus pendalam mengenai para calon. Liwa menjelaskan, sebagian besar peserta adalah pendatang yang pindah dan bermukim serta sudah memiliki e-ktp Purwakarta.

Dalam kesempatan itu, topik yang dibahas diantaranya tentang profil calon. Mengapa profil calon ini dianggap penting, menurut Liwa agar warga Purwakarta tahu siapa yang mau dipilih.  

Liwa yang menjabat manajer di salah satu perusahaan industri di Purwakarta menyatakan peserta temu santai memang takjub dengan keberanian sekda melawan bupati di pilkada. Tetapi peserta diskusi meyakini keputusan melawan itu bukan keputusan emosional apalagi drama sebagai pelengkap atau boneka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun