Tiga puluh menit sebelum berangkat kerja, saya menyempatkan diri buka kompas.com. Langsung kutunjuk menu kompasiana sebagai ruang baca saya. Selama ini, saya memang hanya membaca, tanpa tahu bagaimana para kompasiner itu menulis dan mencurahkan isi hati untuk kemudian diposting ke web.
Sebagai "balas dendam" dari saya, untuk mengimbangi aktivitas membaca yang sudah begitu banyak "makan" tulisan orang, akhirnya saya pun ingin menulis. "Rasanya 'njomplang' bila saya hanya bisa membaca dan membaca," demikian bisik hati kecil saya. Padahal, sedari dulu, sejak guru bahasa Indonesia mengajari saya membaca, menulis juga dipelajari pada pelajaran mengarang. Tapi itulah, aktivitas membaca-menulis ternyata gampang-gampang susah.
Salah satu contoh tulisan saya perdana ini -bila dipublikasi- adalah satu contoh bagaimana menulis itu mudah. Jadi, tanpa beban ini-itu, usai mandi dan sholat subuh, saya mencoba menulis sebisanya, seadanya. Syukur bila bisa dicerna oleh para pembaca yang budiman.
Terus terang, hanya lima belas menit saya menyelesaikan tulisan ini, tanpa mikir gaya bahasa, pilihan kata, dan aksesoris peraturan bahasa lainnya. Sehingga, mohon dimaklumi kalau saya memilih judul tulisan ini, "Menulis di Waktu Mepet." Semoga ke depan menjadi lebih baik lagi. Salam solidaritas!