Mohon tunggu...
Amini Farida
Amini Farida Mohon Tunggu... Guru - Kepala SMP Negeri 10 Kota Madiun

Eyang yang suka menulis berniat semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menabur Kebaikan Berbuah Berkah

5 Oktober 2022   01:35 Diperbarui: 5 Oktober 2022   01:41 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

MENABUR KEBAIKAN BERBUAH BERKAH

Peristiwa demi peristiwa kehidupan manusia di dunia ini  datang  silih berganti,adakalanya sedih berganti bahagia.Tak jarang seseorang karena merasakan pahitnya kehidupan,menjadikannya sangat sedih hingga merasa menjadi orang yang paling terluka,seolah hanya diri sendiri yang paling merana.

Sebaliknya ketika  melirik yang disana seolah jauh lebih bahagia,berkecukupan,sehat,sukses seolah mereka sajalah golongan orang yang paling nyaman.

Suatu ketika sahabat penulis sebut saja ibu Rima datang ke rumah dengan sejuta senyum bahagia,menyampaikan kain brokat bahwa bulan depan akan menikahkan putrinya.

Seluruh rangkaian pernikahan mulai undangan,kepanitiaan,catering dan lain-lain telah siap dengan biaya sahabat penulis.Maklum anak perempuan satu-satunya berharap bisa membuat acara yang pantas .

Dua minggu kemudian,tiba-tiba datang lagi ke rumah saya dengan ekspresi jauh berbeda.Kali bukan senyum mengembang seperti yang lalu,namun berubah 180 derajad.Hmm menghadapi sahabat yang demikian tentu harus ekstra sabar.Kupersilahkan minum dan sekedar camilan aneka kripik pisang,talas,rengginang dan lain-lain tak menumbuhkan seleranya,hmm kripik-kripik itupun tak beli,oleh-oleh sahabat dari Pamekasan.

Biarlah bu Rima hanya mau  minum saja,akan kutunggu hingga tenang.

Aku bersyukur didatangi teman apapun kondisinya,senang sedih ataupun bermasalah,kuyakin dengan kebaikan,semuanya akan menjadi catatan amal.Kubiarkan bu Rima diam,menerawang entah apa yang dipikirkannya.

Saling diam,kubuka kompasiana,bacaan paling asyik beraneka tema.Ketika  suasana mulai mencair,barulah kumulai pembicaraan yang ringan saja dengan menanyakan kabar keluarga,ee ternyata ujung-ujungnya sampailah pada tema pernikahan anak.

Tangis meledak berurai airmata tak tertahankan,aku juga hanya termenung sungguh Allah memberikan ujian masing-masing  orang berbeda,macam maupun berat ringannya.

Airmata ikut meleleh, Ya Allah ternyata akupun baru tahu bahwa peristiwa bisa mantu,menikahkan anak juga merupakan suatu nikmat yang luar biasa indahnya,hal yang wajib disyukuri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun