Mohon tunggu...
ami milda fajari
ami milda fajari Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya mahasiswa prodi pgsd universitas sultan Ageng Tirtayasa, hobi saya membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hubungan Antara Kebiasaan Mahasiswa Minum Air Putih Dengan Fokus Saat Belajar

20 Juni 2025   13:27 Diperbarui: 20 Juni 2025   13:26 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumus Korelasi Spearman Rank 

Latar Belakang

Fenomena kurangnya asupan air putih di kalangan mahasiswa semakin mengkhawatirkan menginat gaya hidup akademik yang padat dan seringkali diiringi dengan kebiasaan mengonsumsi minuman berkadar gula tinggi atau minuman berkafein. Padahal, penelitian oleh Benton dan Burgess (2009) menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengalami dehidrasi ringan menunjukkan penurunan signifikan dalam kemampuan menyelesaikan soal-soal logika dan matematika dibandingkan degan kelompok yang terhidrasi dengan baik. Kodisi ini diperprah dengan minimnya kesadaran akan pentingnya hidrasi yang memadai, di mana banyak mahasiswa hanya minum ketika merasa haus, padahal rasa haus sudah merupakan indikator awal dehidrasi, studi pendahuluan di beberapa kampus bahkan menemukan bahwa lebih dari 60% mahasiswa mengonsumsi air di bawah rekomendasi harian, sambil mengeluhkan gejala seperti sulit konsentrasi dan cepat lelah saat belajar.
Dampak dehidrasi terhadap fokus belajar menjadi semakin relevan jika dikaitkan dengan tuntutan akademik yang semakin tinggi di perguruan tinggi. Sebuah penelitian eksperimental oleh Masento dkk. (2014) membuktikan bahwa eserta didik yang cukup terhidrasi mampu mempertahankan fokus 25% lebih lama dalam sesi belajar intensif dibandingkan kelompok dehidrasi.
Kesenjangan penelitian dalam mengukur hubungan antara kebiasaan hidrasi dengan fokus belajar secara kuantitatif melalui pendekatan statistik non-parametrik menjadi alasan penting dilakukannya penelitian ini. Selama ini, sebagian besar studi tentang hidrasi dan kognisi menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan kondisi terkontrol, sementara penelitian tentang kebiasaan hidrasi sehari-hari di lingkungan akademik nyata masih terbatas. Analisis korelasi ordinal dipilih karena mampu mengakomodasi sifat data perilaku yang tidak selalu terdistribusi normal, sekaligus memberikan gambaran lebih akurat tentang kekuatan hubungan antara frekuensi minum air putih (dalam skala ordinal) dengan tingkat fokus belajar (yang juga diukur secara ordinal). Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris yang konkret sekaligus menjadi dasar bagi kampanye kesehatan kampus tentang pentingnya hidrasi bagi kesuksesan akademik.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana kebiasaan minum air putih pada mahasiswa?

2. Bagaimana tingkat fokus belajar mahasiswa selama aktivitas akademik?

3. Apakah terdapat hubungan antara kebiasaan minum air putih dengan tingkat fokus belajar pada mahasiswa?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kebiasaan minum air    putih pada mahasiswa

2. Untuk mengetahui tingkat fokus belajar mahasiswa selama aktivitas akademik

3. Untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan minum air putih dengan tingkat fokus belajar pada mahasiswa

KAJIAN TEORI

A. Kebiasaan Minum Air Putih pada Mahasiswa

Kebiasaan minum air putih di kalangan mahasiswa merupakan aspek penting yang sering kali terabaikan dalam aktivitas sehari-hari. Studi oleh Popkin et al. (2010) menunjukkan bahwa lebih dari 50% mahasiswa tidak memenuhi asupan air harian yang direkomendasikan, dengan alasan kesibukan akademik dan preferensi terhadap minuman lain seperti kopi atau minuman berenergi. Kondisi ini diperparah oleh kurangnya kesadaran akan pentingnya hidrasi yang cukup, di mana banyak mahasiswa hanya minum ketika merasa haus, padahal rasa haus sudah merupakan indikator awal dehidrasi.

Penelitian Armstrong et al. (2012) mengungkapkan bahwa kebiasaan hidrasi yang buruk pada mahasiswa berkaitan dengan gaya hidup yang tidak teratur, termasuk jam belajar yang panjang tanpa diselingi istirahat minum yang cukup. Faktor lingkungan seperti akses terhadap air minum yang terbatas di kawasan kampus juga turut mempengaruhi pola konsumsi air putih. Temuan ini didukung oleh data bahwa mahasiswa yang membawa botol minum sendiri cenderung memiliki asupan air yang lebih baik dibandingkan yang tidak membawa botol minum.

B. Tingkat Fokus Belajar Mahasiswa Selama Aktivitas Akademik

Tingkat fokus belajar merupakan komponen kritis dalam kesuksesan akademik mahasiswa. Menurut teori kognitif Sternberg (2017), fokus belajar melibatkan kemampuan untuk mempertahankan perhatian secara berkelanjutan terhadap materi pembelajaran, mengabaikan distraksi, dan memproses informasi secara efektif. Penelitian di lingkungan akademik menunjukkan bahwa mahasiswa dengan tingkat fokus yang baik cenderung memiliki prestasi akademik yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang mudah teralihkan perhatiannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fokus belajar sangat beragam, mulai dari faktor internal seperti kelelahan, stres, dan kondisi fisik, hingga faktor eksternal seperti lingkungan belajar dan metode pengajaran. Studi oleh Masento et al. (2014) secara khusus menyoroti pengaruh status hidrasi terhadap fokus, di mana mahasiswa yang cukup terhidrasi menunjukkan performa kognitif 25% lebih baik dalam tes konsentrasi dibandingkan dengan mereka yang mengalami dehidrasi ringan. Temuan ini menguatkan pentingnya mempertimbangkan aspek fisiologis dalam membahas kemampuan fokus belajar mahasiswa.

C. Hubungan Kebiasaan Minum Air dengan Fokus Belajar pada Mahasiswa

Hubungan antara kebiasaan minum air putih dengan tingkat fokus belajar didasarkan pada mekanisme fisiologis otak yang sangat bergantung pada kecukupan cairan tubuh. Penelitian Adan (2012) menjelaskan bahwa dehidrasi ringan sekalipun dapat mengurangi aliran darah ke otak dan mengganggu keseimbangan neurotransmiter, yang pada akhirnya berdampak negatif terhadap fungsi kognitif termasuk konsentrasi dan daya ingat. Hal ini terutama relevan bagi mahasiswa yang membutuhkan kemampuan fokus yang tinggi dalam proses belajar mereka.
Studi korelasional oleh Riebl dan Davy (2013) pada populasi mahasiswa menemukan adanya hubungan positif yang signifikan antara frekuensi minum air putih dengan kemampuan mempertahankan konsentrasi selama belajar. Mahasiswa yang mengonsumsi air secara teratur menunjukkan skor lebih tinggi dalam tes perhatian berkelanjutan dibandingkan dengan mereka yang kurang minum. Temuan ini diperkuat oleh hasil pemindaian fMRI yang menunjukkan aktivitas lebih optimal di area prefrontal cortex - bagian otak yang bertanggung jawab atas fungsi eksekutif - pada responden yang terhidrasi dengan baik. Dengan demikian, penelitian ini memberikan dasar empiris yang kuat untuk menguji hubungan kedua variabel tersebut dalam konteks yang lebih spesifik.
D.Penelitian Terdahulu Mengenai Hubungan Kebiasaan Mahasiswa Minum Air Putih Dengan Fokus Saat Belajar
Beberapa penelitian sebelumnya telah membuktikan adanya hubungan antara asupan air putih dengan kemampuan kognitif, termasuk fokus dan konsentrasi. Studi oleh Masento et al. (2014) menemukan bahwa peserta yang mengonsumsi air dalam jumlah cukup sebelum melakukan tes kognitif menunjukkan peningkatan signifikan dalam kecepatan reaksi dan ketahanan fokus dibandingkan kelompok yang dehidrasi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen terkontrol dengan pengukuran objektif melalui tes neuropsikologis, sehingga memberikan bukti kuat bahwa hidrasi yang baik dapat meningkatkan performa mental. Namun, studi ini belum melihat kebiasaan hidrasi sehari-hari dalam konteks nyata, seperti aktivitas belajar mahasiswa.  
Penelitian lain oleh Riebl & Davy (2013) yang berfokus pada populasi mahasiswa menemukan bahwa peserta dengan asupan air yang cukup memiliki nilai akademik lebih tinggi dibandingkan mereka yang kurang terhidrasi. Hasil ini didukung oleh pengukuran melalui kuesioner frekuensi minum air dan analisis nilai ujian, menunjukkan bahwa kebiasaan hidrasi yang baik berkorelasi dengan peningkatan performa belajar. Namun, penelitian ini belum secara spesifik mengukur tingkat fokus saat belajar, melainkan hanya melihat hasil akhir berupa nilai akademik. Selain itu, metode analisis yang digunakan adalah korelasi Pearson, yang kurang tepat jika data berskala ordinal, sehingga penelitian ini belum sepenuhnya menjawab bagaimana hubungan kebiasaan minum air dengan fokus belajar jika diukur dengan pendekatan statistik non-parametrik.  
Sementara itu, Benton & Burgess (2009) melakukan eksperimen terkontrol untuk menguji dampak dehidrasi ringan terhadap memori dan konsentrasi. Hasilnya menunjukkan bahwa peserta yang mengalami dehidrasi mengalami penurunan signifikan dalam tes memori kerja dan rentang perhatian. Namun, penelitian ini dilakukan dalam setting laboratorium dengan kondisi dehidrasi yang diinduksi secara sengaja, sehingga belum menggambarkan kebiasaan hidrasi alami mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, penelitian ini belum menguji variabel fokus belajar secara langsung, melainkan hanya mengukur performa kognitif dalam tes singkat. Oleh karena itu, masih diperlukan penelitian lebih lanjut yang menguji hubungan antara kebiasaan minum air secara alami dengan tingkat fokus belajar menggunakan analisis statistik yang sesuai untuk data ordinal, seperti korelasi Spearman's Rho, untuk memberikan gambaran yang lebih akurat dan aplikatif dalam konteks akademik mahasiswa.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Pendekatan ini dipilih untuk menguji dan menganalisis derajat hubungan antara dua variabel yang berskala ordinal, yaitu Kebiasaan Minum Air Putih (variabel X) dan Fokus Saat Belajar (variabel Y). Metode kolerasional memungkinkan peneliti untuk mengetahui kekuatan dan arah hubungan antar variabel tanpa melakukan manipulasi terhadap variabel-variabel tersebut.
Karena data yang didapat berupa skor kebiasaan minum air putih dan fokus saat belajar yang berskala ordinal serta tidak memenuhi asumsi normalitas, maka analisis data menggunakan Uji Kolerasi Spearman Rank (Spearman's Rho). Uji ini merupakan Teknik statistic non- parametrik yang digunakan untuk mengukur tingkat hubungan monotonic antara dua variabel ordinal atau interval yang tidak berdistribusi normal.
Dengan pendekatan ini, peneliti dapat mengidentifikasi apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan mahasiswa minum air putih dengan fokus saat belajar mereka. Hasil dari analisis hubungan kedua variabel ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk pengembangan strategi pembeljaraan yang mendorong peningkatan kebiasaan mahasiswa minum air putih dengan fokus saat belajar.

     Rumus Korelasi Spearman Rank

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif terdaftar dalam suatu program studi di sebuah perguruan tinggi. Untuk memilih partisipan, peneliti menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan secara sengaja.
Kriteria pemilihan responden adalah mahasiswa se-Indonesia yang bersedia menjadi partisipan, serta dapat memberikan data secara mandiri melalui pengisian kuesioner. Jumlah sampel dibatasi maksimal sebanyak 20 orang, dengan pertimbangan efektivitas pengolahan data dan relevansi terhadap pendekatan korelasional ordinal yang digunakan.

Instrumen Pengambilan Data Penelitian

Instrumen pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang disebarkan secara online melalui Google Form. Kuesioner tersebut dirancang untuk mengukur dua variabel utama, yaitu kebiasaan minum air putih dan fokus saat belajar pada mahasiswa, dengan menggunakan skala Likert 1-4. Penggunaan Google Form memudahkan pengumpulan data secara cepat, praktis, dan dapat menjangkau responden dari berbagai lokasi tanpa batasan waktu.
Data yang terkumpul melalui Google Form akan dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman Rank untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel tersebut. Metode ini memungkinkan peneliti memperoleh data yang valid dan reliabel sekaligus mempermudah proses pengolahan dan interpretasi hasil penelitian.
Adapun instrumen kuisioner dalam pengambilan data penelitian hubungan kebiasaan mahasiswa minum air putih dengan fokus belajar sebagai berikut:

a. Identitas Responden (Mahasiswa)
Nama:
Umur:
Jenis Kelamin:
Program Studi / Jurusan:
Semester:

b. Kuesioner Hubungan Kebiasaan Mahasiswa Minum Air Putih dengan Fokus Saat Belajar

Responden diminta memilih salah satu jawaban sesuai dengan pengalaman mereka. Skor menggunakan skala Likert. Keterangan untuk pengisian skor sebagai berikut:
a. 1 = Tidak Pernah
b. 2 = Jarang
c. 3 = kadang-kadang
d. 4 = sering
e. 5 = selalu

Pernyataan Kuesioner
Pernyataan Kuesioner

Berikut ini link Google Form yang peneliti buat untuk dibagikan kepada responden (Mahasiswa) , yaitu:

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSd5XZuLnkeFInh6hrnLDSj7kdZBIV2-YWA_1i9_xhtLtxxPuw/viewform?usp=header

Hasil Uji Krelasi Spearman Rank

Setelah mengumpulkan responden dari mahasiswa berjumlah 20, lalu dilakukan pengolahan data atau dianalisis untuk mengukur hubungan kebiasaan mahasiswa minum air putih dengan fokus saat belajar menggunakan software Microsoft Excel untuk mengidentifikasi dan mengukur ada atau tidaknya hubungan tersebut. Berikut hasil analisis data.

        Korelasi Spearman Rank

Hasil Uji Spearman Rank
Hasil Uji Spearman Rank

nilai = 0,444

nilai =  0,6609

Pengujian Hipotesis
nilai = 0,6609 < nilai l = 0,444
maka:

*Hipotesis : ditolak
*Hipotesis 1 : diterima

Berdasarkan hasil kuesioner terhadap 20 responden, selanjutnya peneliti melakukan uji korelasi Spearman dengan terlebih dahulu mengubah skor ke dalam bentuk ordinal. Selanjutnya peneliti melakukan perhitungan untuk memperoleh nilai korelasi Spearman. Hasil yang diperoleh yaitu sebagai berikut:

*Nilai korelasi spearman (p) = 0,6609
*Nilai signifikansi (p-value) = 0,444

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi Spearman sebesar 0,6609 dengan jumlah sampel 20 orang dan taraf signifikansi 5%, diperoleh bahwa nilai p-value = 0,6609 > 0,444, maka H0 ditolak (Signifikan). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan mahasiswa minum air putih dengan fokus saat belajar. Dengan demikian, hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima.

Pembahasan Hasil Uji Korelasi Spearman Rank

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebiasaan minum air putih memiliki pengaruh yang jelas terhadap tingkat fokus belajar mahasiswa. Temuan mengungkapkan bahwa mahasiswa yang rutin mengonsumsi air putih dalam jumlah cukup cenderung memiliki kemampuan konsentrasi yang lebih baik selama proses belajar. Secara fisiologis, kecukupan hidrasi berperan penting dalam menjaga fungsi optimal otak, termasuk dalam proses penyampaian sinyal saraf dan pengaturan keseimbangan elektrolit yang diperlukan untuk aktivitas kognitif.
Mahasiswa yang menjaga pola minum air secara teratur melaporkan pengalaman belajar yang lebih nyaman dengan tingkat kelelahan mental yang lebih rendah. Di sisi lain, mahasiswa yang kurang memperhatikan asupan air putih cenderung mengalami kesulitan dalam mempertahankan konsentrasi dan lebih mudah mengalami distraksi. Warna urin yang lebih pekat pada kelompok ini juga menunjukkan keterkaitan antara status hidrasi dengan kemampuan fokus. Hasil penelitian ini memperkuat pemahaman bahwa menjaga hidrasi tubuh melalui konsumsi air putih yang cukup merupakan faktor sederhana namun penting dalam menunjang efektivitas proses belajar.

Kebiasaan minum air yang teratur tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik, tetapi juga berperan signifikan dalam mendukung performa akademik melalui peningkatan kualitas konsentrasi selama aktivitas belajar.
Berdasarkan data yang diperoleh dari 20 responden, peneliti melakukan pengkategorian terhadap skor kebiasaan mahasiswa minum air putih dengan fokus saat belajar. Kategori dibagi menjadi tiga, yaitu tinggi (41--50), sedang (31--40), dan rendah (0--30).

Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang memiliki kebiasaan minum air putih dalam kategori tinggi, seperti responden 1, dan 6 juga menunjukkan tingkat fokus belajar yang tinggi. Hal ini mengindikasikan adanya kecenderungan bahwa mahasiswa dengan pola minum air putih  yang baik cenderung memiliki tingkat fokus belajar yang lebih baik pula. Misalnya, responden 1 dan 6 menunjukkan konsistensi skor tinggi pada kedua variabel, mencerminkan hubungan yang positif. Namun, terdapat beberapa responden dengan kebiasaan minum air putih tinggi namun tingkat fokus belajarnya hanya sedang, seperti responden 3, 4, dan 7. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun minum air putih dilakukan dengan baik, faktor lain bisa saja memengaruhi fokus belajar mahasiswa, seperti kualitas tidur, kondisi psikologis, atau lingkungan belajar. Sebaliknya, responden dengan kebiasaan sarapan rendah, seperti responden 2, 5, dan 8, umumnya juga memiliki tingkat fokus belajar rendah. 

Hal ini memperkuat dugaan bahwa kurangnya minum air putih dapat berpengaruh negatif terhadap daya fokus mahasiswa saat mengikuti perkuliahan. Namun, terdapat pengecualian, misalnya responden 17 dan 18 yang memiliki kebiasaan minum air putih rendah tetapi tetap menunjukkan fokus belajar tinggi. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor individu seperti kemampuan mengatur fokus meski tanpa minum air putih.

Secara keseluruhan, data per responden memperlihatkan bahwa mayoritas responden yang memiliki kebiasaan minum air putih sedang hingga tinggi, cenderung memiliki tingkat fokus belajar yang lebih baik dibandingkan mereka yang jarang minum air putih. Dengan demikian, hasil ini mendukung adanya kecenderungan positif antara kebiasaan mahasiswa minum air putih dengan fokus saat belajar dalam mengikuti perkuliahan. Hasil ini juga didukung oleh analisis kuantitatif menggunakan uji korelasi Spearman, yang menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (rs) sebesar 0,6609. Berdasarkan klasifikasi tingkat korelasi, angka ini berada pada kategori korelasi kuat (0,6 KK 0,799). Artinya, terdapat hubungan positif yang cukup kuat antara kebiasaan sarapan pagi dan tingkat konsentrasi mahasiswa. Selain itu, diperoleh nilai taraf signifikansi (r tabel) sebesar 0,444 pada n = 20 dan = 0,05. Karena nilai r hitung (0,6609) > r tabel (0,444), maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Artinya, secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan mahasiswa minum air putih dengan fokus saat belajar dalam mengikuti perkuliahan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin baik kebiasaan minum air putih mahasiswa, maka cenderung semakin tinggi pula tingkat fokus belajar mereka dalam perkuliahan, meskipun masih ada faktor-faktor lain yang turut memengaruhi hasil secara individual.

Kesimpulan

Kebiasaan minum air putih memiliki pengaruh yang jelas terhadap tingkat fokus belajar mahasiswa. Temuan mengungkapkan bahwa mahasiswa yang rutin mengonsumsi air putih dalam jumlah cukup cenderung memiliki kemampuan konsentrasi yang lebih baik selama proses belajar. Secara fisiologis, kecukupan hidrasi berperan penting dalam menjaga fungsi optimal otak, termasuk dalam proses penyampaian sinyal saraf dan pengaturan keseimbangan elektrolit yang diperlukan untuk aktivitas kognitif.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 20 responden, selanjutnya peneliti melakukan uji korelasi Spearman dengan terlebih dahulu mengubah skor ke dalam bentuk ordinal. Selanjutnya peneliti melakukan perhitungan untuk memperoleh nilai korelasi Spearman. Hasil yang diperoleh yaitu sebagai berikut:

*Nilai korelasi spearman (p) = 0,6609
*Nilai signifikansi (p-value) = 0,444

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi Spearman sebesar 0,6609 dengan jumlah sampel 20 orang dan taraf signifikansi 5%, diperoleh bahwa nilai p-value = 0,6609 > 0,444, maka H0 ditolak (Signifikan). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan mahasiswa minum air putih dengan fokus saat belajar. Dengan demikian, hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin baik kebiasaan minum air putih mahasiswa, maka cenderung semakin tinggi pula tingkat fokus belajar mereka dalam perkuliahan, meskipun masih ada faktor-faktor lain yang turut memengaruhi hasil secara individual.

Saran

1. Bagi Mahasiswa

Disarankan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya konsumsi air putih dengan membiasakan diri minum setidaknya 8 gelas per hari, terutama saat menjalani aktivitas belajar. Membawa botol minum sendiri dapat menjadi pengingat untuk menjaga hidrasi tubuh. Selain itu, sebaiknya mengurangi konsumsi minuman berkafein berlebihan yang dapat memicu dehidrasi dan mengganggu konsentrasi.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Perguruan tinggi dapat mendukung dengan menyediakan fasilitas air minum yang mudah diakses di berbagai titik strategis kampus, seperti perpustakaan, ruang kelas, dan area belajar lainnya. Sosialisasi tentang pentingnya hidrasi bagi kesehatan dan performa akademik juga dapat diintegrasikan dalam program orientasi mahasiswa baru atau kegiatan kampus lainnya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian lanjutan dapat memperluas cakupan responden dengan melibatkan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu dan perguruan tinggi untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif. Selain itu, dapat dilakukan pengukuran objektif seperti tes urine untuk memastikan tingkat hidrasi atau pengamatan langsung terhadap durasi fokus belajar. Eksperimen terkontrol juga dapat dilakukan untuk membandingkan performa kognitif sebelum dan setelah peningkatan asupan air putih.  
Dengan menerapkan saran-saran di atas, diharapkan kesadaran akan pentingnya hidrasi bagi fokus belajar dapat meningkat, sehingga mendukung kesuksesan akademik mahasiswa.

Firdaus M.Pd

Dosen PGSD UNTIRTA

Ami Milda Fajari 

Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

DAFTAR PUSTAKA 

Adi, S. (2019). Pengaruh Hidrasi terhadap Fungsi Kognitif. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Budianto, A., & Sari, D. (2020). "Hubungan Asupan Cairan dengan Konsentrasi Belajar Mahasiswa". Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 15(2), 45-52.

Dewi, R. (2021). Gizi dan Kesehatan Otak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fauzi, M. (2018). "Dampak Dehidrasi Ringan terhadap Performa Akademik Mahasiswa". Jurnal Pendidikan Kedokteran, 7(1), 30-38.

Kurniawan, B. (2022). Panduan Hidrasi Sehat untuk Produktivitas. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pratiwi, E. (2020). "Analisis Kebiasaan Minum Air Putih pada Mahasiswa di Kota Jakarta". Jurnal Ilmu Kesehatan, 12(3), 112-120.

Rahim, A. (2019). Fisiologi Olahraga dan Hidrasi. Surabaya: Airlangga University Press.

Siregar, N. (2021). "Pengaruh Konsumsi Air terhadap Fokus Belajar: Studi pada Mahasiswa Universitas Indonesia". Jurnal Psikologi Klinis, 10(2), 78-85.

Utami, S. (2018). Kesehatan Mental dan Kognitif. Malang: Universitas Brawijaya Press.

Wibowo, D. (2020). "Hidrasi dan Kemampuan Kognitif: Tinjauan Sistematis". Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 8(1), 55-63.

 LAMPIRAN 

     Hasil Uji Spearman Rank 

Hasil Uji Spearman Rank
Hasil Uji Spearman Rank

      Hasil Jawaban Responden 

Hasil Jawaban Responden 
Hasil Jawaban Responden 

       r Tabel 

r Tabel
r Tabel

       Tabel Nilai Koefisien 

Tabel Nilai Koefisien 
Tabel Nilai Koefisien 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun