Mohon tunggu...
ami milda fajari
ami milda fajari Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya mahasiswa prodi pgsd universitas sultan Ageng Tirtayasa, hobi saya membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hubungan Antara Kebiasaan Mahasiswa Minum Air Putih Dengan Fokus Saat Belajar

20 Juni 2025   13:27 Diperbarui: 20 Juni 2025   13:26 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumus Korelasi Spearman Rank 

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebiasaan minum air putih memiliki pengaruh yang jelas terhadap tingkat fokus belajar mahasiswa. Temuan mengungkapkan bahwa mahasiswa yang rutin mengonsumsi air putih dalam jumlah cukup cenderung memiliki kemampuan konsentrasi yang lebih baik selama proses belajar. Secara fisiologis, kecukupan hidrasi berperan penting dalam menjaga fungsi optimal otak, termasuk dalam proses penyampaian sinyal saraf dan pengaturan keseimbangan elektrolit yang diperlukan untuk aktivitas kognitif.
Mahasiswa yang menjaga pola minum air secara teratur melaporkan pengalaman belajar yang lebih nyaman dengan tingkat kelelahan mental yang lebih rendah. Di sisi lain, mahasiswa yang kurang memperhatikan asupan air putih cenderung mengalami kesulitan dalam mempertahankan konsentrasi dan lebih mudah mengalami distraksi. Warna urin yang lebih pekat pada kelompok ini juga menunjukkan keterkaitan antara status hidrasi dengan kemampuan fokus. Hasil penelitian ini memperkuat pemahaman bahwa menjaga hidrasi tubuh melalui konsumsi air putih yang cukup merupakan faktor sederhana namun penting dalam menunjang efektivitas proses belajar.

Kebiasaan minum air yang teratur tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik, tetapi juga berperan signifikan dalam mendukung performa akademik melalui peningkatan kualitas konsentrasi selama aktivitas belajar.
Berdasarkan data yang diperoleh dari 20 responden, peneliti melakukan pengkategorian terhadap skor kebiasaan mahasiswa minum air putih dengan fokus saat belajar. Kategori dibagi menjadi tiga, yaitu tinggi (41--50), sedang (31--40), dan rendah (0--30).

Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang memiliki kebiasaan minum air putih dalam kategori tinggi, seperti responden 1, dan 6 juga menunjukkan tingkat fokus belajar yang tinggi. Hal ini mengindikasikan adanya kecenderungan bahwa mahasiswa dengan pola minum air putih  yang baik cenderung memiliki tingkat fokus belajar yang lebih baik pula. Misalnya, responden 1 dan 6 menunjukkan konsistensi skor tinggi pada kedua variabel, mencerminkan hubungan yang positif. Namun, terdapat beberapa responden dengan kebiasaan minum air putih tinggi namun tingkat fokus belajarnya hanya sedang, seperti responden 3, 4, dan 7. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun minum air putih dilakukan dengan baik, faktor lain bisa saja memengaruhi fokus belajar mahasiswa, seperti kualitas tidur, kondisi psikologis, atau lingkungan belajar. Sebaliknya, responden dengan kebiasaan sarapan rendah, seperti responden 2, 5, dan 8, umumnya juga memiliki tingkat fokus belajar rendah. 

Hal ini memperkuat dugaan bahwa kurangnya minum air putih dapat berpengaruh negatif terhadap daya fokus mahasiswa saat mengikuti perkuliahan. Namun, terdapat pengecualian, misalnya responden 17 dan 18 yang memiliki kebiasaan minum air putih rendah tetapi tetap menunjukkan fokus belajar tinggi. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor individu seperti kemampuan mengatur fokus meski tanpa minum air putih.

Secara keseluruhan, data per responden memperlihatkan bahwa mayoritas responden yang memiliki kebiasaan minum air putih sedang hingga tinggi, cenderung memiliki tingkat fokus belajar yang lebih baik dibandingkan mereka yang jarang minum air putih. Dengan demikian, hasil ini mendukung adanya kecenderungan positif antara kebiasaan mahasiswa minum air putih dengan fokus saat belajar dalam mengikuti perkuliahan. Hasil ini juga didukung oleh analisis kuantitatif menggunakan uji korelasi Spearman, yang menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (rs) sebesar 0,6609. Berdasarkan klasifikasi tingkat korelasi, angka ini berada pada kategori korelasi kuat (0,6 KK 0,799). Artinya, terdapat hubungan positif yang cukup kuat antara kebiasaan sarapan pagi dan tingkat konsentrasi mahasiswa. Selain itu, diperoleh nilai taraf signifikansi (r tabel) sebesar 0,444 pada n = 20 dan = 0,05. Karena nilai r hitung (0,6609) > r tabel (0,444), maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Artinya, secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan mahasiswa minum air putih dengan fokus saat belajar dalam mengikuti perkuliahan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin baik kebiasaan minum air putih mahasiswa, maka cenderung semakin tinggi pula tingkat fokus belajar mereka dalam perkuliahan, meskipun masih ada faktor-faktor lain yang turut memengaruhi hasil secara individual.

Kesimpulan

Kebiasaan minum air putih memiliki pengaruh yang jelas terhadap tingkat fokus belajar mahasiswa. Temuan mengungkapkan bahwa mahasiswa yang rutin mengonsumsi air putih dalam jumlah cukup cenderung memiliki kemampuan konsentrasi yang lebih baik selama proses belajar. Secara fisiologis, kecukupan hidrasi berperan penting dalam menjaga fungsi optimal otak, termasuk dalam proses penyampaian sinyal saraf dan pengaturan keseimbangan elektrolit yang diperlukan untuk aktivitas kognitif.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 20 responden, selanjutnya peneliti melakukan uji korelasi Spearman dengan terlebih dahulu mengubah skor ke dalam bentuk ordinal. Selanjutnya peneliti melakukan perhitungan untuk memperoleh nilai korelasi Spearman. Hasil yang diperoleh yaitu sebagai berikut:

*Nilai korelasi spearman (p) = 0,6609
*Nilai signifikansi (p-value) = 0,444

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi Spearman sebesar 0,6609 dengan jumlah sampel 20 orang dan taraf signifikansi 5%, diperoleh bahwa nilai p-value = 0,6609 > 0,444, maka H0 ditolak (Signifikan). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan mahasiswa minum air putih dengan fokus saat belajar. Dengan demikian, hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin baik kebiasaan minum air putih mahasiswa, maka cenderung semakin tinggi pula tingkat fokus belajar mereka dalam perkuliahan, meskipun masih ada faktor-faktor lain yang turut memengaruhi hasil secara individual.

Saran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun