Mohon tunggu...
Amila ZunitaPutri
Amila ZunitaPutri Mohon Tunggu... Lainnya - :)

Seorang manusia yang berjuang membahagiakan diri sendiri dan orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi Lintas Budaya

14 Januari 2021   19:16 Diperbarui: 14 Januari 2021   19:23 1619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Topik 1

-Ruang Lingkup Komunikasi Lintas Budaya-

          Dalam memenuhi kebutuhan hidup kita tidak mungkin terlepas dari proses komunikasi, baik hablum minallah (komunikasi dengan sang kuasa/Allah) atau disebut komunikasi vertikal, hablumminannas (komunikasi sesama manusia) atau disebut komunikasi verikal. Sudah menjadi hakikatnya bahwa eksistensi kita tidaklah satu (homogen), jadi siapapun kita dimanapun akan berhadapan dengan esistensi & fenomena heterogenitas (baik etnis, bahasa, budaya, pola pikir dll).

          Tidak dipungkiri bahwa dengan adanya kemajuan teknologi dan transportasi yang ada saat ini telah memungkinkan manusia di berbagai penjuru dunia saling mengenal dan berhubungan erat tidak sekedar tetangga antar desa atau antar pulau. Jika kita memahami karakter & teori2 komunikasi maka kita akan survive dalam mengahadapi universalisasi & teknonolgi komunikasi yang berkembang khususnya Komunikasi lintas budaya.

Topik 2

-Ruang Lingkup Komunikasi Lintas Budaya II-

          Di dalam komunikasi antar budaya kita bisa mempelajari dan memahami apa yang berbeda dari setiap individu atau kelompok dan saling menghargai dan menghormati setiap budaya. Pada komunikasi lintas budaya kita dapat mengetahui cara-cara dalam berkomunikasi dengan berbagai latar belakang dan perbedaan dan juga mengatasi permasalahan atau hambatan yang terjadi ketika berkomunikasi antar budaya.

          Jika kita tidak mengenali tentang pemahaman komunikasi interpersonal maupun lintas budaya akan cenderung jadi masalah, sementara jika kita memahami karakter & teori2 komunikasi maka kita akan survive dalam mengahadapi universalisasi & teknonolgi komunikasi yang berkembang khususnya Komunikasi lintas budaya.

Topik 3

-Komunikasi Lintas Budaya dan Komunikasi Internasional-

            Komuniksai Internasional adalah komunikasi yang dilakukan antara komunikator yang mewakili suatu Negara untuk menyampaikan pesan kepada komunikan dari Negara lain, baik bersifat individu ataupun kelompok. Merupakan praktik komunikasi yang memanfaatkan bidang disiplin dari ilmu lain, seperti politik, ekonomi, psikologi, sosiologi, budaya dan ilmu bahasa.

>Fungsi Komunikasi Internasional

  • Mendinamisasikan hubungan internasioanl yang terjalin antara dua negara atau lebih serta hubungan di berbagai bidang antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda negara/kebangsaan.
  • Membantu/menunjang upaya-upaya pencapaian tujuan hubungan internasioanl dengan meningkatkan kerjasama internasional serta menghindari terjadinya konflik atau kesalahpahaman baik antara pemerintah dengan pemerintah maupun antar penduduk.
  • Merupakan teknik untuk mendukung pelaksanaan politik luar negeri bagi masing-masing negara untuk memperjuangkan pencapaian kepentingan di negara lain.

Topik 4

-Proses, Teori, dan Model Komunikasi Lintas Budaya-

>Proses

          Ilmu komunikasi antarbudaya dapat di bedakan yaitu dari prosesnya, terutama apakah itu dari interaksinya maupun produknya. Dalam hal ini, terbukti perbedaan antara komunikasi antarbudaya sangat sedikit dengan sosiologi dan juga antropologi. Dalam hal ini ilmu komunikasi antar budaya adalah interaksi antar manusia sebagai proses yang mengandung arti. Arti dalam ilmu komunikasi sesuatu yang paling subtansial untuk lancarnya komunikasi antara manusia yang berbeda budaya. Ilmu komunikasi antarbudaya lebih fokus perhatiannya yaitu pada pesan yang disampaikan oleh pelaku komunikasi. Pelaku komunikasi ialah orang yang berbeda budaya. Artinya, pesan komunikasi antarbudaya memahami makna dan juga memahami perbedaan budaya antara kedua pelaku komunikasi.

>Teori

1. Teori Kecemasan dan Ketidakpastian

          Teori ini dikembangkan oleh William Gudykunts yang berpendapat bahwa kecemasan dan ketidakpastianlah yang menjadi penyebab kegagalan komunikasi antar kelompok.

2. Teori Negosiasi Wajah

          Teori yang di kemukakan oleh Stella Ting-Toomey ini menjelaskan bahwa wajah bekerja merujuk pada pesan verbal dan non verbal yang membantu menyimpan rasa malu, dan menegakkan muka terhormat.

3. Teori Kode Bicara

          Gerry Phillipsen dalam teorinya ini berusaha menjelaskan bagaimana keberadaan kode bicara dalam suatu budaya. Dan juga bagaimana kekuatan dan dan substansinya dalam sebuah budaya.

>Model

1.   Model Komunikasi Antarbudaya (Porter & Larry A. Samovar) 

           Budaya mempengaruhi prilaku komunikasi individu, budaya yang berbeda akan menghasilkan pengaruh serta sifat komunikasi yang berbeda pula. Ketika seorang individu berkomunikasi dengan individu lain yang memiliki kebudayaan berbeda maka makna pesan yang disampaikan komunikator akan berubah mengikuti persepsi budaya komunikan.

2.  Model Komunikasi Antar Budaya (William B. Gudykunst dan Young Yun Kim)

           Dalam model ini, masing-masing individu berperan sebagai pengirim sekaligus juga penerima pesan. Dengan begitu, pesan yang disampaikan seseorang merupakan umpan balik untuk lawan bicaranya. Terjadi penyandian serta penyandian balik pesan.

3.  Model Dimensi Waktu Dalam Komunikasi Antarbudaya (Tom Bruneau)

           Waktu merupakan variable penting yang mendasari semua situasi komunikasi. Waktu menentukan hubungan, pola hidup antar manusia, dan pola hidup manusia tersebut dipengaruhi oleh budayanya. Dimensi waktu meliputi perbedaan konsepsi waktu dan tempo khusus dari tiap kelompok budaya (prilaku temporal).

Topik 5

-Hakikat dan Unsur-Unsur Komunikasi Lintas Budaya-

>Hakikat

           Hakikat proses komunikasi lintas budaya sama dengan proses komunikasi lain, yakni suatu proses yang interaktif dan transaksional serta dinamis. Komunikasi lintas budaya yang interkatif adalah komunikasi yang dilakukan oleh komunikator dengan komunikan dalam dua arah/timbal balik (two way communication) namun masih berada pada tahap rendah (Wahlstrom, 1992). Komunikasi transaksional meliputi 3 unsur penting yakni;

(1) Keterlibatan emosional yang tinggi, yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan atas pertukaran pesan;

(2) Peristiwa komunikasi meliputi seri waktu, artinya berkaitan dengan masa lalu, kini dan yang akan datang; dan

(3) Partisipan dalam komunikasi antarbudaya menjalankan peran tertentu.

>Unsur-unsur

 1.      Komunikator dalam komunikasi lintas budaya adalah pihak yang meprakarsai komunikasi, artinya dia mengawali pengiriman pesan tertentu kepada pihak lain yang disebut komunikan.

2.      Komunikan dalam komunikasi lintas budaya adalah pihak yang menerima pesan tertentu, dia menjadi tujuan atau sasaran komunikasi dari pihak lain (komunikator).

3.      Pesan. Dalam proses komunikasi, pesan berisi pikiran, ide atau gagasan, perasaan yang dikirim oleh komunikator kepada komunikan dalam kata-kata verbal yang diucapkan atau ditulis, atau simbol non verbal.

4.      Media merupakan tempat, saluran yang dilalui oleh pesan atau simbol yang dikirim melalui media tertulis misalnya surat, telegram. Juga media massa (cetak) seperti majalah, surat kabar, media massa elektronik.

5.      Efek. Tujuan dan fungsi komunikasi, termasuk komunikasi antarbudaya, antara lain memberikan informasi, menjelaskan atau menguraikan tentang sesuatu, memberikan hiburan, memaksakan pendapat atau mengubah sikap komunikan.

6.      Suasana. Setting of communication, yakni tempat (ruang, space) dan waktu (time) serta suasana (sosial, psikologis) dengan komunikasi lintas budaya berlangsung.

7.      Gangguan dalam komunikasi lintas budaya adalah segala sesuatu yang menjadi penghambat laju pesan yang ditukar antara komunikator dengan komunikan, atau paling fatal adalah mengurangi makna pesan lintas budaya.

Topik 6

-Budaya, Sub Budaya & Kontekstualisasi-

>Makna Budaya dalam Komunikasi 

1.      Teknologi komunikasi. Komunikasi berkaitan dengan budaya, salah satunya faktor budaya luar dapat memberikan inspirasi dan inovasi dalam suatu negara. Budaya menciptakan suatu teknologi yang dapat memudahkan manusia dalam komunikasi seperti penggunaan media sosial. Media sosial memberikan kemudahan untuk seseorang yang memiliki keterbatasan jarak. 

2.      Bahasa. Bahasa merupakan makna budaya yang paling pokok. Komunikasi tanpa bahasa tidak dapat berjalan dengan baik. Bahasa tidak hanya meliputi bahasa lisan saja tetapi ada bahasa dalam tulisan maupun bahasa melalui gerak (bahasa tubuh). Tujuannya agar seseorang dapat memahami pesan yang akan disampaikan oleh komunikator.

3.      Kesenian. Kesenian merupakan makna budaya dalam komunikasi yang diekspresikan ke dalam bentuk keindahan. Kesenian ini bisa berupa gerakan seperti seni tari, seni dengan ucapan seni suara, dan seni melalui gambaran yang dikenal dengan seni rupa.

4.      Sistem kepercayaan (religi). Sistem kepercayaan ada sebagai budaya yang diwariskan oleh generasi sebelumnya. Tujuannya untuk memberikan informasi mengenai hal-hal positif sebagai arahan dalam kehidupan. Kepercayaan pada generasi yang terdahulu meliputi animisme dan dinamisme. Sistem kepercayaan ini merupakan wujud komunikasi dari manusia dengan apa yang diyakini.

>Sub Budaya

          Menurut Fitrah Hamdani dalam Zaelani Tammaka (2007:164) "Subkultur adalah gejala budaya dalam masyarakat industri maju yang umumnya terbentuk berdasarkan usia dan kelas. Secara simbolis diekspresikan dalam bentuk penciptaan gaya (style) dan bukan hanya merupakan penentangan terhadap hegemoni atau jalan keluar dari suatu ketegangan sosial". Studi mengenai subkultur tersebut sering terdiri atas studi simbolisme yang melekat pada pakaian, musik, dan juga kepura terlihat lain dari anggota subkultur. Selain hal itu, sosiolog juga mempelajari cara-cara yang mana simbol-simbol tersebut diinterpretasikan dari anggota dari budaya yang dominan.

>Kontekstualisasi

          Kontekstualisasi adalah usaha menempatkan sesuatu dalam konteksnya, sehingga tidak asing lagi, tetapi terjalin dan menyatu dengan keseluruhan seperti benang dalam tekstil. Dalam hal ini tidak hanya tradisi kebudayaan yang menentukan tetapi situasi dan kondisi sosial pun turut berbicara. Karakteristik interaksi yang menentukan konteks:                                            

1.      Komunikasi Antarpribadi

2.      Komunikasi Kelompok

3.      Komunikasi Organisasi

4.      Komunikasi Publik

Topik 7

-Budaya, Sub Budaya & Kontekstualisasi II-

>Pengertian budaya, budaya sebagai tradisi atau adat istiadat. Ada juga yang mengatakan budaya sebagai interaksi sosial antara individu dan individu yang lain.

>Sub budaya, budaya yang ada di dalam suatu masyarakat/ pembagian budaya yg di bagi menjadi beberapa yang lebih kecil. Tumbuh dr adanya kelompok yang ada di dalam masyarakat. Sub budaya bisa tumbuh dari adanya kelompok-kelompok di dalam suatu masyarakat. Perbedaan kelompok tersebut berdasarkan karakteristik social, ekonomi dan demografi. Demografi akan menggambarkan karakteristik suatu penduduk. Di dalam varibel demografi tersebut, kita bisa mendapatkan sub budaya yang berbeda, yaitu suku sunda, batak, padang. Cabang budaya suatu masyarakat bisa ditunjukkan oleh kelas social yang ada dalam masyarakat. Kelas social menunjukkan adanya kelompok-kelompok yang secara umum mempunyai perbedaan dalam hal pendapatan, gaya hidup dan kecenderungan konsumsi.

Kelas Sosial dapat ditentukan dari :

a. Keluarga, ini sangat berpengaruh terhadap budaya seseorang, diamana kebanyakan orang akan terbawa atau mengikuti budaya dari keturunan

b. Pekerjaan, mempengaruhi gaya hidup dan merupakan basis penting untuk menyampaikan prestise, kehormatan dan respect

c. Pemilikan, simbol keanggotaan kelas, tidak hanya jumlah pemilikan, tetapi sifat pilihan yang dibuat. Keputusan pemilikan yang mencerminkan kelas social suatu keluarga adalah pilihan dimana untuk tinggal.

d. Orientasi Nilai. Nilai kepercayaan bersama mengenai bagaimana orang harus berperilaku- menunjukkan kelas social dimana seseorang termasuk di dalamnya.

>Kontekstualisasi : Usaha menempatkan sesuatu dalam konteksnya, sehingga tidak asing lagi, tetapi terjalin dan menyatu dengan keseluruhan.

>Faktor yang menimbulkan kontekstualisasi

a. Dominasi Budaya

b. Teologi tidak relevan, artinya satu pemikiran orang dengan pemikiran lainnya tidak selaras.

c. Gerakan nasionalisasi

                                                                                                                             -------------

Topik 9

-Komunikasi Budaya Tinggi dan Rendah-

>Tinggi

          Komunikasi konteks tinggi merupakan komunikasi di mana sebagian besar informasi diketahui orang tersebut, dan hanya sedikit yang dibagikan sebagai bagian dari pesan (Samovar, Porter and McDaniel, 2010, p.257). Dengan kata lain, arti dari informasi yang dipertukarkan selama interaksi tidak harus dikomunikasikan dengan kata-kata. Dalam budaya konteks tinggi, komunikasi difokuskan lebih kepada bagaimana pesan tersebut disampaikan daripada apa yang dikatakan serta waspada terhadap isyarat nonverbal.

          Dalam budaya konteks tinggi, komunikasi yang dilakukan cenderung kurang terbuka, mereka menganggap konflik berbahaya pada semua jenis komunikasi (Samovar, Porter and McDaniel, 2010, p.257). Bagi masyarakat yang menganut budaya ini, konflik dipandang harus dihadapi dengan hati-hati. Beberapa negara yang tergolong menganut budaya ini adalah Amerika Indian, Amerika Latin, Jepang, China, Afrika-Amerika, Korea, termasuk Indonesia (Samovar, Porter and McDaniel, 2010, p.258). 

>Rendah

           Komunikasi konteks rendah merupakan komunikasi yang mana jumlah informasi lebih besar dari yang disampaikan. Atau, dalam komunikasi konteks rendah, pesan verbal mengandung banyak informasi dan hanya sedikit yang tertanam dalam konteks atau peserta (Samovar & Porter, 2010, p.257).

Contoh masyarakat konteks rendah adalah masyarakat Amerika yang lebih bergantung pada perkataan yang diucapkan dibanding perilaku nonverbal untuk menyatakan pesan. Beberapa negara yang tergolong menganut budaya konteks rendah adalah Jerman Swiss, Skandinavia dan Amerika Utara (Samovar, Porter and McDaniel, 2010, p.258). 

Sumber :

Samovar, L.A., Porter, R.E & McDaniel E.R. (2010). Komunikasi Lintas Budaya (Communication Between Cultures) (Indri Margaretha Sidabalok, Trans.). Jakarta: Penerbit Salemba Humanika

Topik 10

-Teori Interaksi Simbol-

          Teori Interaksionalisme Simbolik merupakan perspektif teoritis Amerika yang nyata dikembangkan oleh para ilmuan pskologi sosial di universitas Cicago, ini merupakan perspektif yang luas daripada teori yang spesifik dan berpendapat bahwa komunikasi manusia terjadi melalui pertukaran lambang-lambang beserta maknanya perilaku manusia dapat dimengerti dengan mempelajari bagaimana para individu memberi makna pada informasi simbolik yang mereka pertukarkan dengan pihak lain.

          George Herbert Mead, yang dikenal sebagai pencetus awal Teori Interaksionisme simbolik, sangat mengagumi kemampuan manusia untuk menggunakan simbol; dia menyatakan bahwa orang bertindak berdasarkan makna simbolik yang muncul di dalam sebuah situasi tertentu. Interaksionisme simbolik membentuk sebuah jembatan antara teori yang berfokus pada individu-individu dan teori yang berfokus pada kekuatan sosial.

          George Herbert Mead lebih menekankan pada bahasa atau simbol signifiksi. Simbol signifikasi adalah suatu makna yang dimengerti bersama. Hal itu dikembangkan melalui interaksi yang pada dirinya merupakan persoalan manusia yang berusaha untuk mencapai hasil-hasil praktis dalam kerja samanya satau sama lain.

Topik 11

-Teori interaksi simbolik, Proses, Makna & Simbol dalam Interaksi.-

          Pengertian teori interaksi simbolik merupakan teori yang memiliki asumsi bahwa manusia membentuk makna melalui proses komunikasi. Teori interaksi simbolik berfokus pada pentingnya konsep diri dan persepsi yang dimiliki iindividu berdasarkan interaksi dengan individu lain.

>Menurut Herbert Blumer, terdapat tiga asumsi dari teori ini:

1.     Manusia bertindak berdasarkan makna yang diberikan orang lain kepada mereka.

2.     Makna diciptakan dalam interaksi antar manusia.

3.     Makna dimodifikasi melalui interpretasi.

>Teori interaksi simbolik memiliki tiga konsep, yaitu:

 1.     Pentingnya makna bagi perilaku manusia

          Teori interaksi simbolik mengasumsikan bahwa makna diciptakan melalui interaksi dan dimodifikasi melalui interpretasi. Teori ini juga mengasumsikan bahwa bagaimana manusia berinteraksi dengan manusia lainnya tergantung pada makna yang diberikan oleh oleh manusia lainnya. 

 2.      Pentingnya konsep diri

          Teori interaksi simbolik mengasumsikan bahwa konsep diri dikembangkan melalui interaksi dengan orang lain dan memberikan motif dalam berperilaku. Menurut William D. Brooks, konsep diri merupakan persepsi tentang diri kita yang bersifat psikologi, sosial, dan fisik yang diperoleh melalui pengalaman dan interaksi dengan orang lain.

 3.      Hubungan antara individu dan msyarakat

          Teori ini juga mengasumsikan bahwa budaya dan proses sosial mempengaruhi manusia dan kelompok dan karenanya struktur sosial ditentukan melalui jenis-jenis interaksi sosial. Teori ini mempertimbangkan bagaimana norma masyarakat dan budaya menjadi perilaku individu.

          Perilaku seseorang dipengaruhi oleh simbol yang diberikan oleh oranglain, demikian pula perilaku orang tersebut. Melalui pemberian isyarat berupa simbol, maka kita dapat mengutarakan perasaan, pikiran,maksud, dan sebaliknya dengan cara membaca simbol yang ditampilkan oleh orang lain.

>Menurut George Herbert Mead, definisi singkat dari tiga ide dasar dari interaksi simbolik adalah :

  •   Mind (pikiran)                                                                                                                                                                                                                                                  Kemampuan untuk menggunakan simbol yang mempunyai makna sosial yang sama, dimana tiap individu harus mengembangkan pikiran mereka melalui interaksi dengan individu lain.
  •    Self (diri pribadi)                                                                                                                                                                                                                                            Kemampuan untuk merefleksikan diri tiap individu dari penilaian sudut pandang atau pendapat orang lain, dan teori interaksionisme simbolis adalah salah satu cabang dalam teori sosiologi yang mengemukakan tentang diri sendiri (theself) dan dunia luarnya
  • Society (masyarakat)                                                                                                                                                                                                                                           Hubungan sosial yang diciptakan, dibangun, dan dikonstruksikan oleh tiap individu ditengah masyarakat, dan tiap individu tersebut terlibat dalam perilakuyang mereka pilih secara aktif dan sukarela, yang pada akhirnya mengantarkan manusia dalam proses pengambilan peran di tengah masyarakatnya.

oleh: @amilaz_

Amila Zunita Putri / B05219006 / E1 / Ilmu Komunikasi

Dosen : Abu Amar Bustomi, M.Si

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun