Mohon tunggu...
Ellys Utami Purwandari
Ellys Utami Purwandari Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Pecinta travelling, fotografi, dan masih terus belajar dalam menulis. Mimpi terbesar adalah ingin menimba pengalaman dari berbagai belahan dunia. \r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Duh!! Aksi Kejahatan Kian Vulgar Terjadi di Mesir

8 April 2012   18:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:52 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1333909316111545417

Pengalaman ini bisa jadi pengalaman paling mengerikan dalam hidup saya. Pengalaman melihat sesuatu yang biasanya hanya saya baca di koran dan menontonnya di film.

Akhir pekan seperti biasa saya dan keluarga menghabiskan waktu untuk jalan-jalan. Kali ini tempat yang jadi pilihan adalah sebuah bendungan di utara Kairo, Qanatir Al Khairiyah namanya. Sebenarnya tempat ini biasa saja dan bukan merupakan bangunan kuno. Di tempat ini hanya ada bendungan dengan arsitektur yang unik, taman-taman, penyewaan kuda, perahu, dan sepeda angin.

Sambil menunggu anak bungsu saya yang naik kuda bersama ayahnya, saya duduk di pinggiran bendungan, berempat bersama dua anak yang lain dan satu teman mahasiswa. Pemandangan sungai Nil saat sore tidak luput menjadi sasaran bidikan kamera saya. Tiba-tiba, terdengar suara gaduh di bawah bendungan. Ternyata suara sekelompok orang mengejar tiga orang pemuda sambil memukulkan kayu ke tubuh tiga pemuda itu. Orang-orang yang berada di atas bendungan segera melongokkan kepala ke bawah melihat apa yang terjadi, termasuk kami.

Byurrrrr!!! Dua orang pemuda yang dikejar tadi menceburkan diri ke sungai. Sedangkan satu orang yang lain lari dengan muka berdarah terkena pukulan. Salah seorang dari dua pemuda yang menceburkan diri ke sungai terlihat berusaha untuk terus mengapung di air. Saya pikir dia tidak bisa berenang, tapi ternyata tangan kanannya mengeluarkan banyak darah sehingga untuk bertahan mengapung di dalam air dia mengalami kesulitan. Rupanya pada saat berlari dan sebelum menceburkan diri ke sungai tadi, pemuda yang terluka tangannya (sepertinya bagian nadi) sempat disabet pisau oleh salah seorang yang mengejarnya.

[caption id="attachment_173502" align="aligncenter" width="605" caption="Di tempat ini peristiwa itu terjadi"][/caption]

Mungkin karena iba melihat keadaan pemuda itu, seorang bapak sekonyong- konyong melepaskan kemejanya dan terjun dari atas bendungan. Segera si bapak tadi membawa pemuda yang saya taksir berusia sekitar 20 tahun ke arah pinggiran sungai lalu mengikat tangannya yang berdarah dengan kain agar darahnya tidak terus mengucur. Beberapa orang dari atas bendungan menariknya ke atas bendungan dan memboncengkan pemuda yang terluka tadi dengan motor untuk dibawa ke rumah sakit. Kalau saja bapak tadi tidak berinisiatif segera menolong, bisa jadi si pemuda akan kehabisan darah lalu lemas dan entah bagaimana nasibnya setelah itu.

Satu orang yang masih di dalam air sampai temannya ditolong, masih berada di dalam sungai. Dia tidak terluka, tapi mungkin dia tidak berani naik walaupun orang-orang sudah meneriakinya untuk segera naik. Agak lama baru dia mau naik ke pinggir sungai, namun tidak naik ke atas bendungan.

Ternyata tidak hanya sampai di situ peristiwa yang cukup mencengangkan terjadi di depan mata saya. Saat menuju ke arah tempat mobil kami diparkir, kami yang memang akan pulang karena sudah menjelang malam melihat seseorang terkapar dengan perut berlumuran darah segar. Dengan dibantu seorang temannya, orang itu terlihat memegangi perut yang sepertinya kena tusukan benda tajam dan mengeluarkan banyak darah. Tidak seorang pun orang yang berani menolong mereka, hanya melihat saja.

Orang yang terluka parah itu ternyata adalah salah seorang dari tiga orang yang dikejar-kejar sekelompok orang di pinggiran sungai tadi. Yang melarikan diri dengan muka berdarah. Sedangkan orang yang membantu memegangi perutnya juga orang yang terakhir kali keluar dari sungai. Ada seorang yang membawa senapan, sepertinya polisi hanya berdiri saja entah apa yang diperbuatnya saya tidak tahu.

Tidak berlama-lama kami berada di tempat itu karena ada anak bungsu saya yang masih 7 tahun bersama kami terlihat shock. Segera kami meninggalkan tempat itu menuju masjid untuk mencuci muka si bungsu yang hidungnya mengeluarkan darah, mimisan. Mungkin itu adalah reaksi tubuhnya dari kondisi psikologisnya yang shock melihat peristiwa menegangkan yang dilihatnya. Setelah itu kami meninggalkan masjid untuk pulang.

Melewati tempat tadi, saya pikir orang yang tertusuk perutnya sudah mendapat pertolongan. Ternyata posisinya masih seperti saat kami meninggalkan tempat itu. Masih terkapar sambil memegangi perut dengan dibantu temannya. Persis sama dan tidak berubah sedikitpun. Walaupun ada beberapa orang bersenjata, yang kami duga adalah polisi atau tentara berpakaian preman. Tidak ada usaha untuk memberikan pertolongan pertama pada korban yang terlihat sudah terkulai lemas. Setelah beberapa saat kami berlalu meninggalkan tempat itu, barulah kami berpapasan dengan ambulance. Mungkin lebih dari 30 menit setelah kejadian, barulah korban mendapatkan pertolongan. Menyedihkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun