Apalagi adanya langkah pengembangan yang dilakukan pesaiang. Pada saat itu mereka  terus memperbanyak gerai nya, tidak heran setiap sudut kota dan daerah di negeri ini terdapat gerai mereka. Apalagi memang sebelumnya mereka sudah menetapkan  program 1000 gerai.
Bagaimana sebaiknya?
Sekali lagi, rencana menteri agama untuk membuka mini mareket di masjid-masjid tersebut harus  di dukung, untuk itu setidaknya, semua phak yang akan terlibat dalam "melahirkan" mini market masjid tersebut harus mengacu pada pengamalam tersebut, tidak boleh menonjolkan "rasa emosi" semata, dan kehadirannya nanti harus di dukung oleh SDM yang handal dan berjiwa bisnis.
Melakoni unit usaha memang harus "telaten", "sabar" dan "optimis", kesampingkan "rasa emosi" apalagi "rasa pesimis". Jika kita ingin  unit usaha kita tetap eksis, setidaknya kita harus pandai-pandai membaca situasi dan kondisi yang ada serta harus terus mempelajari apa "mau-nya" konsumen. Bukankah konsumen adalaah raja,  harus dilayani dan harus diikuti apa yang mereka butuhkan/inginkan.
Jika kita ingin mini market  kita tetap bertahan berdampingan dengan ritel modern kuat yang sudah besar/mapan/eksis dan atau sudah lebih dahulu maju dan berkembang, usahakan kita dapat menyediakan ragam produk yang dibutuhkan konsumen, harga bersaing, service memuaskan, dan sedapat mungkin menciptakan "keunikan" tersendiri.
Kemudian gerai ritel yang akan  kita buka nanti, ternyata tidak hanya berupa gerai ritel saja, tetapi ia pun ternyata harus dilengkapi dengan produk pelengkap, seperti pojok makanan dan minuman yang bisa langsung disantap ditempat atau pojok-pojok yang bisa dimanfaatkan konsumen untuk bersantai sejenak selepas berlelanja atau sekedar mampir sejenak dan harus ada wifi untuk mendoorng konsumen tertarik berkunjung dan berbelanja.
Kuncinya adalah langkah antisipasi "perubahan", "pembaharuan", baik dari sisi produk maupun dari sisi service dan  dari sisi sistem bisnis yang dijalankan (online). Kita sudah menyaksikan sendiri, ada ritel modern yang tutup (lihat kontan.co.id,  23 Mei 2025), karena kalah bersaing antar mereka dan kalah bersaing adanya sistem penjualan online.
Terakhir yang tidak kalah pentingnya kita lakukan selaku pendatang baru  adalah bagaimana agar unit bisnis kita dapat menciptakan merek dan atau brand yang akan terpatri dibenak konsumen, sehingga kita mampu merebut hati konsumen untuk pindah ke lain hati. Hal ini, tentu harus di dukung dengan sesuatu yang baru, sesuatu yang memberi nilai lebih. Saya yakin jika mini-market masjid tersebut diformat dengan nuansa agama dan pelayanan yang agamanis, maka ia akan memberi nilai tersediri dihati konsumen. Selamat Berjuang!!!!
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI