Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... bidang Ekonomi

Penceèdas Bangsa dan Pengamat Ekonomi Sumatera Selatan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Meneropong THR dari Kejauhan

6 Maret 2025   18:12 Diperbarui: 8 Maret 2025   06:24 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi THR (Shutterstock.com/Arif Budi C via KOMPAS.com) 

Katakanlah si "A" yang merupakan seorang pekerja yang harus menanggung dua (2) orang adiknya dan kedua orang tuanya, dengan kata kain akan menanggung lima (5) orang, karena adik dan orang tuanya belum/tidak mempunyai penghasilan, maka si "A" begitu mendapatkan THR, ia akan memberikan atau membagikan THR tersebut kepada empat (4) orang anggota keluarganya. Bisa juga memang sudah kebiasaan, begitu seorang pekerja memperoleh THR, ia sudah terbiasa membagi atau memberikannya juga kepada anggota keluarganya.

Nah, yang demikian, di negeri ini "mayoritas" terjadi dan atau mayoritas dialami oleh anak negeri ini. Dengan demikian, berarti THR yang kita berikan/keluarkan tersebut, tidak hanya untuk pekerja itu sendiri, tetapi mereka berikan juga kepada anggota keluarganya. Wajar, kalau mereka jauh-jauh hari sudah meneropong THR.

Dengan demikian pula, berarti para pemberi kerja dan atau pelaku bisnis begitu mereka sudah memberikan/mengeluarkan/membayar THR, berarti mereka juga sudah bisa membantu anggota keluarga pekerja-nya.

Sebaliknya, jika para pemberi kerja dan atau pelaku bisnis yang tidak membayar THR, atau memberi THR ala kadarnya, atau menunggak THR, berarti mereka sudah "mengikis harapan" pekerja sekaligus anggota keluarganya.

Pandang THR Sebagai Sedekah!

Bila dicermati, fenomena di sekitar THR tersebut, alangkah baiknya jika pemberi kerja dan atau pelaku bisnis memandang THR atau mengidentikkan THR dengan sedekah atau bentuk kegiatan filantropi yang harus mereka berikan/bayarkan, THR pun dapat kita niatkan juga sebagai sedekah dibulan baik dan bulan yang dinanti-nantikan kehadirannya oleh kaum muslimin dan muslimat ini, memang bulan ini merupakan momentum mereka untuk melakukan sedekah.

Mengapa tidak, selain berbagai bentuk sedekah yang kita lakukan, hitung-hitung THR pun sudah merupakan bentuk sedekah atau filantropi yang kita berikan kepada pekerja kita.

Sedekah di bulan Ramadhan ini, memberi nilai kebaikan yang lebih dibandingkan dengan sedekah yang kita lakukan pada bulan-bulan biasa atau diluar Ramadhan.

Setidaknya ada dua (2) keutamaan sedekah di bulan Ramadhan adalah pahala sedekah dilipatgandakan, "Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh bulir, di setiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki" (QS Al-Baqarah:261). 

Kemudian dapat membantu kaum dhuafa dan mereka akan mendoakan kita. Selanjutnya, masih ada lagi keutamaan sedekah di bulan Ramadhan.

Substansi THR.

THR tidak hanya sekedar komponen kompensasi yang harus pemberi kerja dan atau pelaku bisnis berikan/bayarkan, tetapi THR mempunyai substansi mempercepat laju pertumbuhan ekonomi negeri ini dan atau daerah ini.

Dengan mengeluarkan/membayar THR, berarti pemberi kerja dan atau pelaku bisnis telah dapat memenuhi mengimplementasikan peraturan pemerintah (PP), telah dapat dapat mendorong laju konsumsi anak negeri ini yang pada akhirnya akan mendorong kenaikan pendapatan pedagang atau pelaku bisnis kembali. Kemudian secara makro akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi.

Mari kita mengeluarkan/membayar THR, sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan oleh pemerintah, bila perlu dapat melebihi ketentuan, misalnya dua bulan gaji atau THP atau lebih dan sesuai dengan waktu yang telah digariskan alias tidak terlambat. Jangan sampai THR dikeluarkan/dibayar sudah "mepet" atau depat lebaran, akan menyulitkan pekerja untuk membelanjakan uang THR tersebut. Dengan demikian, diharapkan institusi atau unit bisnis kita berkah. Semoga!!!!!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun