Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Fakultas Ekonomi dan.Bisnis Universitas Muhamadiyah Palembang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Belajar dari Komeng: Unsur Selebriti dan Keunikan Diri "Mu" Akan Mendorong Konsumen (Pemilih) Simpati!

23 Februari 2024   06:53 Diperbarui: 23 Februari 2024   07:35 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Oleh Amidi

Perhitungan suara hasil pemilu 2024 ini, terutama perhitungan ril yang dilakukan oleh KPU, dari jumlah 50 persen lebih suara yang masuk, sebenarnya sudah dapat memberikan informasi calon legeslatif yang akan melenggang ke senayan atau melenggang ke gedung legeslaitf tempat bermukim calon.


Dari calon yang sukses atau memperoleh suara dengan jumlah memenuhi kuota untuk menjadi legeslatif tersebut, tidak sedikit dari kalangan artis, sebut saja, misalnya saudara Komeng dengan nama lahirnya  Alfiansyah,mendapat penambahan menjadi Alfiansyah Komeng.

Komeng tercatat mendapatkan 1,5 juta lebih suara dalam hasil perhitungan  sementara KPU yang baru mencapai  52,31 perssen. Berdasarkan  pantauan CNN Indonesia .com,  Komeng  menjadi yang teratas dalam perburuan kursi anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) yang mencalonkan diri untuk daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat. (CNN Indonesia.com,  18 Pebruari 2024).

Belajar dari Komeng.

Bila disimak, sebetulnya tidak perlu "kaget", jika Komeng memperoleh suara terbanyak dalam pemilu tersebut. Komeng  sosok yang tidak asing lagi dibelantika dunia komedian dan atau seleberiti. Komeng memiliki tidak sedikit "penggemar", yang mendorong konsumen (pemilih) berbondong-bondong untuk mencoblos photo/gambar sosok komedian yang satu ini, ditambah lagi penampilan photo/gambarnya yang "parlente" atau "bersahaja" dalam artian tampil beda dengan photo/gambar calon yang lain.

Faktor penampilan Komeng menambah "greget" konsumen (pemilih) untuk mencoblos sosok komedian yang satu ini.

Jika dibandingkan dengan suara artis atau komedian atau seleberiti yang lain, tidak sebanyak suara yang dikantongi oleh Komeng. Seperti suara yang diperoleh   Dede  Sunandar yang juga komedian yang maju sebagai calon legeslatif anggota DPRD Kabupaten/Kota Bekasi V, ia memperoleh suara tidak sebanyak suara yang diperoleh Komeng.  Dalam ikut meramaikan percaturan dibelantika pencalonan "legeslatif" tersebut bahkan Dede rela menjual mobil demi untuk menjadi anggota Dewan. (lihat Kompas.com,  18 Pebruari 2024).

Begitu juga dengan suara yang diperoleh artis atau seleberiti yang lain, tidak sebanding dengan suara yang diperoleh Komeng. Adapun artis yang ikut mencalonkan diri sebagai calon legeslatif tersebut adalah, Raslina Rasidin, Usnan Batubara (Ucok Baba), Rano Karno, dan beberapa deretan artis lainnya. (lihat  Detik.com,17 Pebruari 2024)

Tonjolkan Ke-seleberiti-an  dan Ke- unik-an "Mu".

Bila diperhatikan secara seksama, beragam komentar anak negeri ini atas keikutsertaan artis dalam kancah pemilihan umum tersebut, baik sebagai calon  DPD maupun calon DPR/DPRD. Ada yang acuh tak acuh, ada yang mempunyai perhatian yang mendalam, ada yang memberi komentar "nyeleneh" dan lainnya.

Seperti seorang penyanyi legendaris  Iwan Fals melihat/mendengar/menyaksikan Komeng memperoleh suara terbanyak dan dapat dipastikan akan melenggang ke Senayan menjadi  anggota DPD daerah pemilihan  Jawa Barat tersebut, ternyata  Iwan Fals kaget, sampai ia menulis pada akun media sosial X milik-nya, ia mensinyalir dengan Komeng akan duduk menjadi anggota DPD membuat suasana menjadi gembira, dihiasi dengan adegan lucu yang akan dilontarkan Komeng (suara.com, 18 Pebruari 2024) .

Terlepas ragam penilaian anak negeri ini terhadap sosok komedi yang satu ini, yang jelas Komeng sudah menunjukkan bahwa ia mampu meyajikan diri-nya selaku "seleberiti" yang banyak digemari publik, baik selaku pamirsa media televisi maupun selaku penonton komedian diberbagai kesempatan yang ada.

Kemudian, terlepas dari berbagai tampilan calon DPD lain, dengan berpenampilan bersahaja  atau berpakaian rapi, memakai jas, dan atau berpakaian "serius', namun Komeng berani tampil berbeda dengan calon DPD yang lain.

Komeng berpenampilan santai, Komeng memasang photo lucu di surat suara DPD RI membuat warganet berlomba-lomba mencoblos gambar Komeng tanpa menatapi secara seksama lagi gambar calon DPD RI yang lain. Begitu mata konsumen (pemilih) tertuju pada gambar Komeng, dengan serta merta mereka terdorong untuk mencoblos gambar Komeng tersebut.

Dengan demikian, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa faktor pendorong Komeng memperoleh suara terbanyak adalah karena Komeng seorang komedi yang mampu menampilkan dirinya selaku "seleberiti", yang banyak dikenal dan digemari oleh pencinta, pengagum, penggemar Komeng.

Dengan demikian pula, bila seorang artis atau seorang komedi atau penyanyi dan lainnya, mau lebih terkenal, lebih banyak penggemar, pencinta, pengagum, unsur "seleberiti" pada diri Anda harus benar-benar dikedepankan. Bagaimana membuat diri Anda terkenal, sehingga jutaan publik akan mengenal dan mengetahui siapa  Anda.

Seleberiti ini tidak hanya dimonopoli oleh kalangan artis atau komedi atau penyeanyi saja, tetapi profesi apa saja bisa mendorong Anda menjadi "seleberiti". Misalnya seorang pencedas bangsa (dosen atau guru) bisa menjadi seleberiti dikalangan anak didik atau mahasiswa, karena mempunyai kelebihan dalam hal tertentu, dapat menjual (mempromosikan) diri dibelantika dunia kampus/pendidikan  dan publik yang lebih luas. Misalnya seorang dosen atau guru sering memberikan seminar disana sini, banyak tampil diarena publik dan berbagai kesempatan lainnya.

Kemudian  selain Anda sudah dapat menampilkan diri Anda selaku "seleberiti" dengan berbagai cara dan diberbagai kesempatan tersebut, Anda juga harus menampilkan diri dengan"unik". Ini penting, agar publik mudah mengingat Anda, dan Anda akan mempunyai ciri khas tersendiri, atau Anda akan mempunyai merek sekaligus sebagai "brand" diri untuk memudahkan publik membedakan Anda dengan yang lain.

Menurut saya,  kedua faktor tersebut sudah cukup untuk menggiring Anda dicintai Konsumen (pemilih), jika Anda akan mencalonkan diri sebagai anggota legeslatif atau apa pun "jabatan" yang akan Anda raih, kedua faktor tersebut sudah cukup untuk mempromosikan diri Anda ke publik atau ke konsumen (pemilih).

Dengan cara yang demikian, diharapkan Anda akan menjadi sosok yang digemari, dipilih konsumen (pemilih) jika Anda berkesempatan mencalonkan diri atau ikut berkompetisi dalam pemilu yang diadakan/dilaksanakan lima tahun sekali tersebut.

Selanjutnya saya juga mencermati, dorongan konsumen (pemilih) memilih salah satu sosok tersebut, karena konsumen (pemilih) berada dalam kebingunan menentukan pilihannya pada saat berada dibilik kotak suara. Betapa tidak, dengan banyaknya calon, dan dengan ketidak kenalan konsumen (pemilih) dengan calon-calon, maka faktor kebingunan ini akan menguntungkan bagi calon yang dapat merebut simpati konsumen (pemilih) .

.

Terkahir yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana kita dapat meningkatkan sikap "kesalehan sosial" kita diarena publik, sehingga ke-sosial-an kita memberi manfaat kepada publik atau konsumen (pemilih). Tidak hanya, publik atau konsumen (pemilih) saja yang akan memperoh manfaat dari diri Anda, lingkungan dan alam pun demikian. Selamat Berjuang!!!!!......Uhuy..................

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun