Mohon tunggu...
Amel Widya
Amel Widya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PPNASN

Perempuan Berdarah Sunda Bermata Sendu. IG: @amelwidyaa Label Kompasiana: #berandaberahi

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Katahati Membakar Semangat Penulis

18 Februari 2019   16:26 Diperbarui: 18 Februari 2019   16:37 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap manusia pasti memiliki kesibukan masing-masing, bukan? Meski begitu, sesibuk apa pun, kami pasti akan meluangkan waktu untuk mengelola Katahati. Kami harus bertanggung jawab untuk melaksanakan semua yang telah disepakati dan diamanati. Trio Lelaki Katahati sepakat pada saran saya. Mereka pun meluangkan waktu demi Katahati.

Sepuluh tantangan sudah kami layangkan sejak 20 Januari 2019. Temanya beragam: menulis kenangan, menceritakan budaya lingkungan, menginterpretasi lagu, mencipta puisi, menganggit opini, menulis sesuai kata kunci, mengulas puisi, menginterpretasi gambar, meramu narasi komedi, dan tantangan terakhir menulis artikel secara berkelompok.

Tebar semangat menulis lewat Tantangan Menulis ini sungguh menggembirakan. Bayangkan, ada peserta yang tidak punya blog dan akun media sosial tetapi ngotot mengikuti lomba. Sampai-sampai ia meminta bantuan siswanya untuk membuatkan akun Instagram dan belajar mati-matian untuk mengeposkan tulisan.

Ada pula peserta yang ribet minta ampun, banyak permintaan, bahkan menawar tantangan. Ini kali pertama terjadi, tetapi kami senang-senang saja. Sebagai wujud rasa gembira, hadiah pun kami tambah. Semula hanya tersedia tiga hadiah untuk tiga pemenang, kini ditambah hingga bagi 15 pemenang.  

Perdebatan sengit, percakapan seru, dan pertukaran pengetahuan terus berlangsung di Grup WA Katahati. Inilah target yang memang ingin kami capai. Selain menjawab tantangan, peserta juga dapat mengasah kecakapan atau keterampilan menulisnya.

Menjadi Juri Bukan Pekerjaan Mudah


Jika 216 peserta disiplin memenuhi tantangan berarti kami mesti membaca dan menilai sebanyak 2160 tulisan peserta. Bukan jumlah yang sedikit dan jelas-jelas akan menyita waktu. Hanya saja, tidak semua peserta berhasil menyapu bersih seluruh tantangan.

Ada tiga kriteria yang menjadi patokan kami dalam menilai tulisan peserta. Pertama, kedisiplinan. Peserta harus taat asas dalam menulis termasuk disiplin menggunakan kaidah ejaan. Ketaatasasan ini diganjar skor sebesar 35 poin.

Kedua, kreativitas. Peserta dituntut lebih kreatif dalam menyajikan gagasan. Selain kemampuan mengemas tulisan menjadi rangkaian paragraf yang padu dan taut, peserta juga mesti menyajikan kesegaran ide dalam mengemas gagasan. Kriteria ini mendapat skor 40 poin.

Ketiga, ketepatan. Selain tepat waktu ketika mengeposkan tulisan di blog atau akun media sosial, peserta juga dituntut untuk tepat tema. Tulisan tidak boleh melenceng dari tema yang diajukan oleh pengelola. Di samping itu, peserta juga mesti mengikuti seluruh tantangan. Kurang satu tulisan alamat kurang satu penilaian. Skor untuk kriteria ini sebesar 25 poin.

Berdasarkan tiga kriteria tersebut, sekilas terlihat penilaian akan berjalan dengan mudah. Namun, kenyataannya tidak demikian. Mengapa? Sebab, seperti yang saya nyatakan pada awal tulisan ini, menilai tulisan tidak bisa dilakukan berdasarkan selera belaka. Acuan kriteria dan skor sudah ada. Penilai tidak bisa manasuka atau sekehendak hati menilai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun