Mohon tunggu...
Amelia Zaneta
Amelia Zaneta Mohon Tunggu... -

Me; loves eat but never get more than 45kg / a quite serious person in real life but witty in her writing / still try her best to be more independent / love to laugh / never understand why people love football / book lovers /

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Soichiro Honda

21 Desember 2010   12:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:32 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bagi manajer sekaligus pendiri Honda Company, kebudayaan adalah salah satu komponen penting dalam perusahaannya. Contoh hal yang paling penting dalam perusahaan ini adalah kebiasaan meminum sake. Soichiro Honda bahkan mengatakan bahwa tanpa sex dan sake, dia harusnya berhenti sebagai seorang entrepreneur. Kebiasaan seperti ini sangat kontras jika dibandingkan dengan Henry Ford. Soichiro Honda juga dikenal sebagai ‘The Oriental Henry Ford’, yang mempunyai prinsip bahwa ia tidak akan menyerah sampai kematian yang mengambil keputusan. Hal ini terbukti ketika pertama kalinya ia mengetes “50 piston rings” dan hanya 3 yang berhasil lolos. Dan seperti yang telah diperhitungkan sebelumnya, bisnisnya gagal.

Di tahun 1947, ia mempunyai bayangan untuk membuat sebuah motor 2 tak yang berfungsi untuk mengangkut akar pohon pinus. Namun 5 tahun kemudian ia berhasil membuat teknologi baru dan berinvestasi pada peralatan mesin di Jerman, Swiss, dan Amerika sebesar $450.000. Kemudian ia me-“reversed-engineered” motor Eropa dan mempelajarinya. Disana ia menemukan bahwa barang mereka yang terbaik, ternyata tidak cukup baik. Produsen Eropa percaya bahwa suatu hal yang mustahil untuk menjalankan motor dengan kecepatan 15.000 rpm. Honda tidak hanya membuktikan bahwa hal tersebut dapat tercapai, tapi juga memenangkan semua pertandingan grandprix di dunia.

Membangun perusahaan terbesarke-24 di dunia (dengan penjualan mencapai 35,8 miliar pada tahun 1993), tidak hanya dianggap sebagai suatu penghargaan dalam perekonomian tapi juga sebagai penghargaan kepada perusahaan-perusahaan di Inggris yang telah lebih dulu mengeluarkan teknologi-teknologi ternama seperti Norton, Matchless, dan BSA. Produsen mobil di Jepang pun menolak untuk menanggapi rencana mobil Honda secara serius, terutama setelah mereka melihat modelnya. Namun Honda belajar dari kesalahannya dan mulai dalam pembuatan sebuah “mobil dunia”. Robert Shook menulis, ia melakukan penelitian yang mendalam, mulai dari kebiasaan menyetir orang sampai keadaan jalan. Sebagai hasilnya, munculah “Civic”.

Sama seperti motor, dalam mobil, Honda menciptakannya kemajuan teknologi mobil pada masanya. Mulai dari mesin-mesin mobil sampai mesin sistem pengereman. Namun Honda tak pernah membeli teknologi dari luar. Soichiro Honda mengatakan, terdapat beberapa teknologi yang tidak kami miliki, tapi ketika kamu membeli teknologi maka semuanya menjadi beku. Bagian asing yang bukan berasal dari dirimu sendiri dan pada akhirnya kamu tidak akan tahu apa yang akan kamu lakukan dengannya. Soichiro Honda adalah seorang penemu yang lebih suka membuat teknologinya sendiri, karena jika dia meninggalkan tugas kepada perusahaan lain, maka akan semakin sedikit lahan untuk ditaklukkan. Keseluruhan dari rahasia Honda ialah partisipasinya dalam kehidupan perusahaan dan karyawannya.

Jelas terlihat bahwa intervensi Barat tidak mempengaruhi manajemen Jepang. Partner Honda, Takeo Fujisawa, cocok dengan pola tersebut ketika memberikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh kepala persatuan negosiasi. ’bagaimana menurut anda mengenai tawaran pembayarannya?’ Fujisawa menjawab ’tawarannya terlalu rendah. Saya rasa ini sangat konyol.’Pemimpinnya kemudian mengakui hal tersebut, ’ini merupakan kesalahan dari manajer kami sehingga mengajukan tawaran harga yang rendah’. Kemudian penjualan terjadi di bulan Maret, merencanakan pembayaran baru untuk negosiasi, dan mendapatkan tepuk-tangan yang bergemuruh.

Honda sendiri mempunyai yang jelas dengan perindustrian, belum lagi dia juga ikut menggerakkan model pemanajeran sehingga menjadikan perusahaan ini menjadi besar. Honda menjadi arah ketika melihat pekerjanya bermain baseball sampai kelelahan. Padahal mereka sering komplain karena bekerja terlalu keras. Tapi ketika bermain baseball mereka bermain sampai benar-benar kelelahan, meskipun itu tidak menghasilkan sepeser Yen pun. Honda berkata bahwa merupakan suatu kebohongan besar jika seseorang berkata ia bekerja untuk perusahaan. Karena setiap orang harusnya bekerja untuk dirinya sendiri. Untuk itulah Honda bercita-cita untuk membuat workshop dimana setiap orang menikmati pekerjaan mereka.

Visibilitas tidak hanya mengenai hubungan antara manajer dengan karyawan. Tapi juga mengenai denah ruangan / kantor. Seorang suksesor Honda contohnya, memutuskan untuk pindah dari ruangan eksekutifnya ke ruangan yang ada di pertengahan gedung. Hal ini ia lakukan agar para manajer senior tidak menghabiskan banyak waktunya untuk naik-turun lift. Di lantai ruang eksekutif juga tidak terdapat ruangan yang terpisah, tidak pula bagi kepala eksekutif. Hanya terdapat sebuah meja bundar, dan kepala eksekutif duduk di kursi sudut ruangan. Mengapa berbentuk lingkaran? Agar siapapun dapat langsung duduk dan melakukan diskusi. Namun bukan hanya itu. Terdapat simbol disana. Meja bundar itu mengindikasikan bahwa suatu keputusan hanya akan diambil setelah adanya diskusi antar kolega. Ini menunjukkan komunikasi yang tercipta adalah hubungan yang pendek dan terbuka.

Soichiro Honda dan partnernya Takeo Fujisawa percaya bahwa perusahaannya sekarang tidaklah di bangun hanya untuk keluarganya. Honda berkata ”jika perusahaan dimiliki oleh keluarga, maka siapa yang akan memotivasi pekerja untuk perusahaan?”. Pembicaraan mengenai kerjasama ini membawa kita kembali pada perbincangan antara Honda dan Fujisawa di tahun 1949. Fujisawa yang beruur empat tahun lebih muda dari Honda berkata ”aku akan bekerjasama denganmu sebagai bisnisman. Tapi ketika kita bersatu aku tidak akan berakhir dengan kehilangan. Aku tidak hanya berbicara tentang uang, tapi aku juga mengharapkan suatu kepuasan dan penghargaan. Suatu ekspresi yang paling tepat untuk menggambarkan sebuah bisnis persahabatan.

Dalam buku yang berjudul ”Honda Motor: The Man, the Management, The Machines” yang di tulis oleh Tetsuo Sakiya, Honda mengatakan walaupun melakukan banyak kesalahan dalam pembuatan Civic, kesuksesan hanya dapat diraih setelah melakukan beberapa kesalahan dan introspeksi. Dengan kata lain, sukses hanya di representasikan oleh 1% dari seluruh pekerjaan dengan kegagalannya 99%.

Kesalahan terjadi pada hal yang paling ia kuasai, mesin, ketika ia sangat yakin mobil masa depan nantinya akan menggunakan mesin air-cooled dan bukan mesin water-cooled, sedangkan partnernya berpikir yang sebaliknya. Honda dan Fujisawa saling diam dan tidak bertemu untuk beberapa waktu. Dan dalam suatu acara makan malam, Fujisawa berkata ’kamu bisa melakukan satu dari dua hal ini; melanjutkan sebagai presiden atau bergabung dengan para mekanik di Honda Motor’. Kemudian Honda menjawab ’aku yakin harus melanjutkan sebagai presiden perusahaan’, ’kalau begitu kamu akan mengizinkan para mekanikal untuk menggunakan mesin water-cooled juga kan?’.

Dan walaupun dia tidak pernah tersenyum mengenai masalah itu setelahnya, namun ia mengerti ada orang lain yang mempunyai visibilitas yang sama hebatnya juga.

Pada awal tahun 1980-an dimulailah peperangan produksi motor, yaitu ketika produsen saingannya, Yamaha, bersaing tipis dalam penjualan domestik; 37% melawan 38%. Hal ini dapat terjadi karena Presiden Yamaha yang lihai. Seperti yang ditulis oleh George Stalk Jr. Dalam buku berjudul ”Kaisha”; ’Penjualan Honda fokus pada produksi mobil. Dan banyak orang-orang hebat yang bealih menggunakan mobil. Bila dibandingkan dengan kami yang menspesialisasikan hanya pada produksi motor. Kalau saja kami mempunyai kapasitas seperti Honda, kami pasti dapat mengalahkannya.’

Sesuai dengan perkataannya, Yamaha memutuskan untuk menggabungkan model terbaru Honda untuk menciptakan model barunya. Pada tahun 1981, Yamaha mengumumkan akan membangun pabrik yang baru yang akan menjadikan Yamaha sebagai produsen motor nomor satu di dunia. Honda mereponnya dengan kata-kata ’Yamaha wo tsubusu’ yang berarti ’we will crush/break/butcher/slaughter/destroy Yamaha. Walau bagaimanapun, Yamaha tidak berhenti. Tiap kali Yamaha memproduksi maka Honda akan memproduksi lebih banyak lagi. Seakan-akan Jepang akan tenggelam oleh banyaknya motor yang di produksi. Dalam hal inovasi, persaingannya pun tidak kalah serunya, Honda memperkenalkan 81 model baru, sedangkan Yamaha 34 model.

Namun akhir yang bahagia tetap berada di tangan Honda. Presiden Yamaha yang memulai peperangan menyalahkan keegoisannya dan menyadari bahwa ia belum dapat bersaing dalam kekuatan penjualan dengan Honda, jadi saat ini ia hanya akan fokus pada posisinya dulu di pasar.

Rosabeth Moss Kanther menulis, bahwa kunci kesuksesan Honda terdapat pada hubungan langsungnya terhadap produk-produk barunya dengan para mekanikal nya. Hal itu hanya mungkin terjadi, apabila ia dan Fujisawa mendelegasikan semua pekerjaan operasionalnya. Sehingga Honda bebas bekonsentrasi pada bayangannya terhadap masa depan dan membaginya dengan yang lain. Dengan kata lain, terdapat tiga poin paling penting dalam pemanajeran perusahaannya; Kualitas pekerjaan (mempelajari, berpikir, menganalisis, evaluasi, dan mengembangkannya), mempercayai produknya (tepat waktu, sangat bai, dan konsistensi), dan yang terakhir, komunikasi yang baik (mendengarkan, bertanya, dan berbicara).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun