Mohon tunggu...
Amelia Waruwu
Amelia Waruwu Mohon Tunggu... Administrasi - Ora Et Labora

Atractive Girl

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tolak Angin, Teman Perjalanan yang Melekat Erat

6 Agustus 2018   12:04 Diperbarui: 6 Agustus 2018   12:22 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai seorang karyawan yang bekerja di sebuah karyawan swasta yang tentu saja menjadikan saya seorang fakir cuti alias gak usah ngimpi kebanyakan liburan karena khawatir kehabisan cuti. Tentu tidak menghalangi keinginan berpetualang untuk sekedar melepas lelah dan menenangkan pikiran di tengah deadline pekerjaan yang memburu.

Saya menetap dan bekerja di kota yang dikenal dengan sebutan Kota Industri, Batam, Kepulauan Riau dan juga sangat menyukai kegiatan outdoor. Naik gunung dan hiking ke hutan adalah beberapa kegiatan yang sering saya lakukan di setiap akhir pekan atau hari-hari libur. Batam memang tidak memiliki gunung jadi tentu saja saya harus merencanakan perjalanan dengan matang jika ingin melakukan kegiatan naik gunung di luar kota.

Saat akan melakukan perjalanan naik gunung banyak hal yang akan saya persiapkan. Mengepak seluruh perlengkapan, mulai dari sleeping bag, carrier, sepatu gunung, baju ganti, dan tentu saja tolak angin.


Mengapa Tolak Angin?

Saya sudah menjadikan Tolak Angin sebagai sahabat perjalanan saya sejak menjadi mahasiswi yang mengharuskan saya selalu pulang malam akibat banyaknya kegiatan di kampus. Dan karena selalu terkena angin malam, seringkali saya merasa kembung dan tidak bisa menelan makanan. Tentu saja ini berbahaya untuk lambung saya. Yang menyelamatkan saya adalah tolak angin. Dengan bahan herbal seperti daun cengkeh, mint, madu, jahe, dan masih banyak bahan lainnya membuat perut saya yang tadinya kembung menjadi lebih lega. 

Lalu ketika pertama kali mendaki Gunung Marapi yang terletak di Sumatera Barat bulan Maret kemarin, yang selalu tidak luput ada dalam carrier 60 liter saya adalah tentu saja sahabat kesayangan, tolak angin. Cuaca yang tidak stabil. Kadang panas terik. Kadang hujan disertai angin kencang, membuat tubuh saya rentan sekali terkena masuk angin.

Selama ini saya mengira tolak angin hanyalah obat yang berkhasiat untuk meredakan masuk angin saja. Namun baru-baru ini saat perjalanan mendaki Gunung Kerinci pada bulan Juli kemarin saya merasakan khasiat lain dari tolak angin. Untuk dapat sampai di Gunung Kerinci, kami harus menempuh perjalanan delapan jam dengan jalur darat dari Padang kota. Karena harus menyimpan stamina untuk pendakian langsung setibanya di Gunung Kerinci, saya memutuskan untuk tidur selama perjalanan. Tapi dengan jalanan yang berkelok-kelok membuat tidak dapat tidur dengan nyenyak. 

Saya merogoh tas dan menemukan tolak angin di sana. Inilah juga alasan mengapa saya selalu senang membawa tolak angin. Dengan kemasannya yang simple dan mudah diselipkan di bagian manapun dalam tas, menjadikan tolak angin gampang diambil saat dibutuhkan. Tanpa ragu saya langsung meminum tolak angin. Setelahnya saya dapat tidur nyenyak selama di perjalanan dan dapat menyelesaikan pendakian Gunung Kerinci dengan menakjubkan.

dokpri
dokpri
Ternyata tolak angin tidak hanya ampuh untuk meredakan masuk angin tapi bisa juga menjadi teman saat perjalanan jauh. Benar-benar berkhasiat yah. Dan gak cuma itu saja, tolak angin terdiri dari banyak varian rasa. Mulai dari tolak angin bebas gula, tolak angin untuk anak, tolak angin flu, dan untuk teman perjalanan bisa dipadukan dengan tolak angin care yang berbentuk roll on sehingga dapat diselipkan di kantong celana atau tas. Banyak banget pilihan tolak angin yang dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing orang.

Gak salahkan kalau saya menjadikan tolak angin sebagai teman perjalanan yang akan selalu melekat erat.

Karena apa?

Karena orang pintar minum tolak angin!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun