Mohon tunggu...
Amelia Oktaviani
Amelia Oktaviani Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Konser Internasional Jalan Pertukaran Budaya

19 November 2013   12:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:57 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Media telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Media seolah seperti tidak dapat dipisahkan dari rutinitas masyarakat. Melalui media, masyrakat akan mendapatkan keberagaman informasi yang ditawarkan. Mulai dari berita, dan juga hiburan. Dalam penyampaian hiburan, media banyak menyuguhkan keberagaman acara seperti musik, reality show, gosip, dan masih banyak lagi.

Salah satu teori komunikasi massa yaitu Uses and Gratification yang memfokuskan masyarakat dibandingkan dengan pesan apa yang disampaikan.  Pada teori ini, audience dipandang sebagai pengguna media yang cukup aktif, audience memilih sendiri media yang diinginkan. Sehingga media dianggap sebagai pendukung terpenuhinya kebutuhan audience, dan audience mengetahui apa yang mereka butuhkan dan bagaimana memenuhi kebutuhan tersebut.

Masyarakat tidak akan bisa terlepas dari kebutuhan akan informasi dan hiburan. Musik menjadi salah satu alat hiburan bagi masyarakat ditengah kesibukan aktivitas sehari-hari. Musik memiliki banyak jenis yang menjadi daya tarik bagi seseorang. Melalui musik pula, ciri indentitas sebuah negara dapat diketahui karena perbedaan jenis musik yang ada di setiap negara. Sebut saja Indonesia yang memiliki lagu dangdut, dan India dengan lagu boliwoodnya merupakan contoh sebuah negara memiliki ciri khas musik yang menjadi budaya negara tersebut. Saat ini muncul pula budaya Korean Pop, atau biasa kita kenal dengan sebutan K-pop.

Korea mungkin kini sedang menjadi kiblat untuk industri musik global. Dengan munculnya K-pop yang setiap hari semakin merajai musik internasional membuat Indonesia, salah satu negara yang turut serta dalam perkembangan industri musik Korea tersebut.  Saat ini Indonesiapun turut dilanda demam Korean Pop atau dikenal dengan sebutan K-pop yang membuat banyak perubahan didalamnya.

Pengaruh budaya memang terasa cukup kuat ketika budaya lain masuk. Melalui media, informasi seputar K-pop terus berkembang, sehingga budaya yang ada di Korea turut pula terexpose ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Demam K-pop menjadikan adanya konser yang dilakukan di hampir seluruh penjuru dunia yang membuat adanya pertukaran budaya di dalamnya.

K-pop menyuguhkan musik yang tentunya berbahasa Korea, walaupun tidak semua musik menggunakan bahasa Korea namun ada yang menggunakan bahasa Inggris, Jepang, dan juga Cina. Musik yang disuguhkan oleh para Hallyu Star tersebut membuat para fans mempelajari bahasa yang digunakan dalam setiap bait lagunya. Sehingga saat mendengarkan lagu tersebut, kita akan mengetahui makna yang terkandung dalam lagu yang sedang kita dengarkan, bukan hanya sekedar bernyanyi. Seperti lagu milik Donghae dan Eunhyuk Super Junior dengan judul “Oppa Oppa”, mungkin bagi orang di Indonesia yang belum mengetahuinya akan memaknainya sebagai “kakek-kakek”.

Dahulu kata “oppa” (panggilan kepada kakak laki-laki oleh perempuan yang lebih muda), masih tidak terdengar gaungnya. Namun kini semenjak K-pop mendunia, sepertinya kata “oppa” seperti budaya tersendiri bagi para pencinta K-pop wanita untuk memanggil nama sang idola. Seperti misalnya saat konser berlangsung, para fans berteriak memanggil sang idola dengan sebutan oppa

Budaya Korea dengan budaya negara tempat dilakukannya konser akan berbeda, contohnya Indonesia. Indonesia memiliki pakaian khas Indonesia yaitu batik. Batik dikenal dunia sebagai kain tradisonal asli Indonesia dan menarik bagi para wisatawan asing untuk memakainya. Ketika konser berlangsung di Indonesia, beberapa artis diantaranaya tampil dengan busana batik contohnya konser CN BLUE di Jakarta, sang vocalist Jong Young Hwa tampil menggunakan jaket bermotif batik. Konser WONDER GIRL 2012 di Indonesia, para member terlihat menggunakan pakaian batik dan juga kebaya yang merupakan pakaian dari Indonesia. SUPER JUNIOR saat melakukan konser Super Show 4 di Indonesia,

Dengan banyaknya artis mancanegara yang menggunakan batik saat konser ataupun bukan pada saat konser, akan menarik para wartawan di negaranya masing-masing ataupun wartawan asing untuk memberitakan penampilan artis tersebut yang tampil berbeda.

Saat konserpun, biasanya sang artis akan menyapa fans dengan bahasa Indonesia yang ia ketahui, seperti misalnya “apa kabar”, “selamat malam”, “aku cinta kalian semua”. Sehingga pertukaran budaya akan semakin sangat terasa saat konser berlangsung baik dari segi bahasa ataupun pakaian.

Namun, dengan adanya pertukaran budaya, jangan sampai kebudayaan kita sendiri hilang tergerus oleh kebudayaan lain yang masuk. Kita boleh mengikuti dan mempelajari kebudayaan lain namun tetap harus mempertahankan kebudayaan asli bangsa Indonesia.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun