Mohon tunggu...
Amelia DyahBanowati
Amelia DyahBanowati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Keberdayaan Remaja Melalui Penyuluhan Partisipatif dalam Menghadapi Tawuran

1 April 2024   20:50 Diperbarui: 1 April 2024   21:45 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok: Kantor Berita Kemanusiaan (KBK)

Indonesia sebagai bangsa dengan Bhineka Tunggal Ika dikenal sebagai negara kaya akan budaya dari beragam etnis yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Keberagaman budaya tersebut tidak hanya dimiliki oleh etnis, tetapi remaja sebagai generasi penerus bangsa juga memiliki identitas baru, yaitu “tawuran”. Kenapa dapat dikatakan sebagai budaya, karena hal tersebut sudah menjadi kebiasaan dan trend, bahkan biasanya menjadi tradisi turun-temurun di kalangan pelajar.

Kasus tawuran antar remaja sering kali terjadi dan biasanya dilakukan oleh pelajar yang memiliki perilaku menyimpang. Hal tersebut sering terjadi karena mereka memiliki tingkat emosional yang tidak dapat dikontrol dan biasanya kasus ini muncul karena masalah-masalah sepele hingga hal-hal serius. Kondisi ini juga diikuti oleh pandangan-pandangan yang keliru, seperti “Kalau ngga tawuran ngga keren, ngga jantan, culun, penakut”, atau banyak lagi anggapan-anggapan yang  keliru lainnya yang sering diyakini oleh remaja, khususnya di Indonesia.

Dalam hal ini, program sosial memiliki urgensi yang sangat penting dalam pengendalian tingkat tawuran remaja. Melalui program tersebut, masyarakat dapat mengidentifikasi dan menanggapi kebutuhan serta masalah yang dihadapi oleh remaja di lingkungan mereka. Dengan pendekatan pembangunan masyarakat yang responsif, program sosial dapat memberdayakan remaja untuk mengatasi konflik dan ketidakberdayaan mereka. Berikut adalah beberapa pendekatan dan strategi dalam pengembangan masyarakat:

  • Pendekatan Kesejahteraan dan Pengembangan

Dalam pendekatan ini, program sosial dapat memberikan kegiatan alternatif yang positif bagi remaja untuk menghabiskan waktu luang mereka, seperti kegiatan seni, olahraga, atau kewirausahaan.

Melalui penyuluhan partisipatif, remaja dan masyarakat dapat bersama-sama mengetahui faktor-faktor penyebab tawuran, seperti karena kurangnya kesempatan pendidikan dan pekerjaan, dan kurangnya keterlibatan pada kegiatan positif di lingkungan masyarakat. Dengan melibatkan mereka dalam proses perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi program, masyarakat akan merasa memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang aman dan harmonis. Selain itu, peran fasilitator dalam penyuluhan partisipatif ini juga sangat penting untuk membantu masyarakat dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis, menyusun solusi yang efektif, dan membangun hubungan yang saling mendukung. Fasilitator dapat memfasilitasi masyarakat dengan diadakannya diskusi dan dialog antara berbagai pihak yang terlibat, fasilitator juga dapat membantu menciptakan mengenai pemahaman bersama dan kesepakatan untuk bertindak secara bersama-sama dalam mengatasi masalah tawuran remaja.

  • Pengorganisasian Masyarakat Ke Dalam Kelompok atau Unit yang Akan Menjadi Media Pemberdayaan

Melalui organisasi masyarakat, potensi masyarakat dapat digali dan dimanfaatkan secara optimal untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh remaja dan masyarakat secara keseluruhan.

Selain pendekatan dan strategi di atas, pendidikan dan pelatihan yang terintegrasi juga penting untuk mengendalikan tingkat tawuran remaja. Remaja dapat diberikan sosialiasi mengenai keterampilan dan pemahaman yang diperlukan untuk mengelola emosi, menyelesaikan konflik dengan damai, dan membangun hubungan yang sehat dalam pertemanan.

Dengan memanfaatkan berbagai pendekatan dan strategi yang telah disebutkan di atas, maka program sosial dapat menjadi instrumen yang efektif dalam mengendalikan tingkat tawuran remaja dan menciptakan lingkungan yang lebih damai, inklusif, dan berdaya bagi semua anggotanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun