Jika kita menggabungkan lensa filosofis ke dalam kegiatan sehari-hari --- baik dalam riset, pendidikan, kebijakan, atau kehidupan personal --- kita tidak hanya menjadi "pelaku" yang terukur, tetapi juga "peziarah pemikiran" yang menuntun diri menuju makna lebih dalam.
Parafrase: Menelusuri Jalan Pemikiran Filosofis dalam Kehidupan Praktis
Judul Parafrase: "Menggali Jalan Pemikiran: Memaknai Kehidupan Lewat Lensa Filosofis"
Hari ini, ketika dunia bergerak cepat dan dominasi pragmatisme begitu kuat, kita seringkali lupa bertanya: apa yang sesungguhnya kita cari? Apakah sekadar hasil atau juga makna? Sebuah pendekatan filosofis hadir sebagai alat untuk memperlambat langkah kita --- bukan untuk menghentikan tindakan, melainkan untuk memberikan kerangka makna dan refleksi yang mendalam.
Pendekatan filosofis bukanlah sekadar wacana tinggi atau jargon intelektual. Ia menuntut kita melihat kembali fondasi pikiran kita: apa yang nyata, bagaimana kita mengenal realitas, dan apa yang bernilai. Ketiga dimensi itu sering tersembunyi dalam tindakan atau penelitian kita sehari-hari, namun sangat menentukan arah dan kualitasnya.
Pertama, pada ranah ontologi, kita bertanya: apa yang benar-benar ada? Apakah dunia sosial itu semata fakta independen, ataukah ia tercipta dari konstruksi manusia? Pilihan kita di sini mengubah cara membangun studi, memilih desain, dan memberi interpretasi.
Kedua, melalui epistemologi, kita menyelidiki bagaimana kita sampai tahu sesuatu: apakah melalui pengukuran objektif atau melalui pengalaman subyektif? Beberapa tradisi ilmiah menekankan observasi dan verifikasi; yang lain menekankan makna dari pengalaman individu. Di ranah penelitian kualitatif, misalnya, kritik muncul bahwa banyak penelitian terlalu bergantung pada induksi saja. Pendekatan critical rationalism mengusulkan agar teori juga diuji dan bisa dipalsukan --- bukan tumbuh bebas dari data tanpa kontrol.
SpringerLink
+1
Ketiga, aspek aksiologi membawa kita ke ranah nilai. Nilai apa yang kita junjung dalam penelitian, kebijakan, atau tindakan? Di bidang hukum, misalnya, kita bisa menyelami bukan sekadar norma, tetapi nilai keadilan, moralitas, dan kemanusiaan.
psppjournals.org
Dalam praktiknya, pendekatan filosofis bisa diaplikasikan di berbagai bidang:
Dalam riset: menentukan paradigma riset yang konsisten antara asumsi dasar dan metode; mengangkat nilai-nilai yang tersembunyi dalam penelitian; mengkritik asumsi yang terbiasa digunakan. Jackson (2013) menekankan bahwa keterpaduan antara ontologi, epistemologi, dan metode membuat penelitian menjadi lebih kokoh.
insight.cumbria.ac.uk
Dalam pendidikan: bukan sekadar mentransfer ilmu, tetapi membangun dialog reflektif agar siswa berpikir tentang mengapa dan apa nilai dari pengetahuan yang dipelajari. Dalam studi pendidikan Islam, pendekatan dialog dan refleksi menjadi jalan memperkaya kualitas pendidikan.
inovanpublisher.org
Dalam administrasi publik: misalnya, pendekatan Critical Realism membantu melihat struktur tersembunyi masyarakat dan nilai-nilai publik sebagai landasan kebijakan.
SAGE Journals
Keunggulan pendekatan ini adalah kemampuan memberikan kedalaman refleksi, mengintegrasikan teori dan nilai, serta menantang asumsi dasar kita. Namun, ia juga menghadapi tantangan: gagasan filosofis terkadang terlalu abstrak untuk diterapkan langsung; praktik profesional cenderung menolak refleksi dalam bentuk "indah-indah" tanpa angka; dan tak semua orang punya bekal filosofis memadai.