Mohon tunggu...
ambuga lamawuran
ambuga lamawuran Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengarang

Menulis novel Rumah Lipatan, novel Ilalang Tanah Gersang dan antologi cerpen Perzinahan di Rumah Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Review Novel "Lelaki Harimau" oleh Eka Kurniawan

11 Agustus 2019   11:56 Diperbarui: 19 April 2021   10:53 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sinilah kemudian putusan pada moral itu dibiarkan mengambang begitu saja, seolah-olah kita hidup dalam satu dunia yang tak mengenal ajaran-ajaran agama dan Tuhan tentang kebaikan dan kejahatan.

Cantik itu Luka tentu lebih panjang dari Lelaki Harimau, dan mungkin memberikan waktu lebih panjang bagi kita untuk merasa bosan. Tetapi, Lelaki Harimau tak alpa memberi ruang untuk merasa bosan. Adalah ketika kematian Komar dan ingin dikubur, ternyata kubur itu lebih kecil dari tubuh Komar sang buaya darat, digali lagi, tapi masih terlalu kecil, dan kemudian, 'kuburkan dia dengan cara apapun'. 

Rasa-rasanya saya kembali pada masa kanak-kanak, ketika menonton film-film dengan petikan moral serupa, dan pesannya tergambar sangat jelas: selama hidup jangan berbuat seperti Komar! Terlepas dari itu, atau memang harus bersama itu, novel ini enak dibaca dan tak cepat bosan.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun