Mohon tunggu...
Ambae.exe
Ambae.exe Mohon Tunggu... Wiraswasta - .

Computer Application, Maintenance and Supplies

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Terkapar diamuk Massa

4 Februari 2011   19:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:53 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurang lebih 2 minggu terakhir ini, masyarakat Bonthain dihebohkan dengan isu keberadaan para penculik orang yang berkeliaran di wilayah Bonthain. Isu ini semakin berkembang, layaknya gosip tetangga dari mulut ke mulut cerita semakin dibumbui. Berbagai cerita bermunculan, ada yang beranggapan bahwa penculik mengincar organ tubuh manusia untuk diperjualbelikan. Namun, hal ini masih saja berupa isu. Akibat isu tersebut, masyarakat ketakutan. Orang tua merasakan kekhawatiran khususnya terhadap anaknya. Tidak seperti biasanya, siswa SMA sekalipun tidak luput dari pengawasan ketat orang tuanya. Hal ini ditandai dengan keaktifan orang tua mengantar dan menjemput anaknya dari dan ke sekolah. Jam belajar diperpanjang, sesi keluar rumah bagi sang anak dikurangi hanya untuk keperluan mendesak dan amat penting. Itu pun harus diantar orang tuanya ataupun keluarga dekat dan/atau temannya. Di satu sisi, keuntungan dari isu ini adalah perilaku dan sikap yang ditunjukkan orang tua terhadap anaknya berubah drastis dari tidak peduli menjadi semakin sayang dan cinta terhadap anaknya. Di sisi lain, masyarakat dihantui ketakutan akan bahaya yang sewaktu-waktu mengancam keluarganya. Sikap masyarakat kemudian berbuah kewaspadaan. Gambar yang ditunjukkan merupakan korban amukan massa di Kampung Kaili, Kelurahan Bonto Jai, Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng. Terjadi sekitar pukul 18.00-20.00 WITA tanggal 04 Pebruari 2011. Oleh masyarakat, korban DISINYALIR merupakan pelaku dari sindikat penculikan anak dan orang dewasa akhir-akhir ini di wilayah Bantaeng. Lelaki paruh baya yang berusia ± 60 tahun ini mengalami luka berat dan nyaris sekarat akibat dikeroyok oleh massa yang geram dengan keberadaannya di wilayah mereka. Sampai informasi ini diturunkan, korban belum bisa dipastikan sebagai Pelaku, Tersangka atau pun apa statusnya oleh pihak berwajib. Sementara dengan kondisinya yang kian memburuk tersebut, pihak berwajib bersama dengan Tim Medis dari Brigade Siaga Bencana (BS) Bonthain merujuk korban ke Makassar untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Sebelumnya, korban diamankan di POLRES BANTAENG sampai pukul 22.30 WITA. Pihak berwajib mengambil tindakan tersebut sebagai langkah pengamanan terhadap korban dari amukan massa yang lebih parah lagi. Masyarakat Bantaeng pun kian dihebohkan dengan kejadian ini. Namun, perlu dipahami bersama bahwa masyarakat bersama semua unsur di dalamnya harus mengedepankan "Praduga Tak Bersalah". Betapa tidak, korban belum dapat diinterogasi mengingat kondisinya yang tidak stabil. Identitas berupa nama, alamat dan sebagainya belum dapat diketahui, termasuk kondisi kejiwaan korban. Adapun kepastian status korban tersebut sebagai tersangka atau bukan, masyarakat diharapkan menunggu kesimpulan, keputusan dari hasil pemeriksaan/penyelidikan Pihak Berwajib. Hal penting yang harus dipahami dari kejadian ini sebagai berikut :

  • Jangan mudah terpancing isu yang belum pasti kebenarannya.
  • Berdo'a terhadap kesembuhan si korban.
  • Bersama-sama Kita serahkan dan menunggu keputusan pihak berwajib.
  • Tetap waspada.
  • Jangan terlalu fokus pada isu dan kejadian yang berkembang karena bisa saja pihak yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan kejadian lainnya yang lebih parah semisal Pencurian karena masyarakat berbondong-bondong ke Polres Bantaeng, sementara rumahnya ditinggalkan dalam keadaan tak berpenghuni. Demikian halnya bahaya Kebakaran dan sebagainya.

Terkapar diamuk Massa-3
Terkapar diamuk Massa-3
Terkapar diamuk Massa-4
Terkapar diamuk Massa-4
Terkapar diamuk Massa-5
Terkapar diamuk Massa-5
Terkapar diamuk Massa-6
Terkapar diamuk Massa-6

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun