Mohon tunggu...
Anis Matta
Anis Matta Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hilangnya Damai di Asia

31 Maret 2018   20:07 Diperbarui: 31 Maret 2018   20:13 1290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: japantimes.co.jp (ISTOCK)

Masih banyak titik-titik panas di Asia. Jepang telah melakukan amandemen konstitusi yang menungkinkannya melakukan perang di luar negeri. Angkatan perang Jepang telah berubah dari pasukan bela diri pasifis menjadi militer murni yang memiliki legitimasi untuk melakukan ekspansi. Amandemen ini dikecam keras oleh China dan Korea Selatan yang menyimpan trauma sejarah ekspansi Jepang di masa lalu. Jepang sendiri berdalih amandemen tersebut dibutuhkan untuk mengantisipasi ancaman dari Korea Utara dan China.

Keinginan junta militer di Tahiland untuk terus berkuasa sejak kudeta 2014 dan sentimen politik identitas dan primordial yang merebak di Indonesia, walaupun merupakan dinamika internal, juga menyumbang bagi kerawanan kawasan. Pada saat yang sama, para sekutu AS---Australia, Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan India---makin gencar melakukan konsolidasi. Amerika merasa perlu menegakan wibawa militernya yang melemah akibat invasi Irak 2013. Di atas kertas Paman Sam masih yang paling digdaya, tapi kekuatan itu tidak memancarkan confidence dan kemampuan konsolidasi seperti masa-masa sebelumnya.

Ancaman terbesar dari hilangnya damai adalah hancurnya iklim investasi di Asia. Ini bisa menjadi interupsi besar bagi pertumbuhan ekonomi kawasan dalam jangka menengah dan panjang.

Kepentingan Indonesia

Indonesia harus segera menakar daya tahan sistem keamanan dan pertahanan terhadap goncangan geopolitik kawasan dan dunia. Lebih jauh lagi, Indonesia harus ikut mempertahankan situasi kawasan yang kondusif sebagai dasar bagi iklim investasi dan ekonomi di Indonesia.

Agar dapat menjadi salah satu kekuatan utama, kita harus memperkuat sektor ekonomi, teknologi, dam militer. Kekuatan dan keandalan pada tiga sektor membuat kita independen dan tidak terombang-ambing agenda pihak lain. Jumlah penduduk yang besar merupakan modal agar Indonesia menjadi jangkar kestabilan kawasan. 

Pertumbuhan PDB dan kontribusi terhadap pertumbuhan PDB regional merupakan kartu truf yang harus dimainkan dengan cermat. Indonesia masuk lima besar PDB Asia, bersama China, India, Jepang, dan Rusia. Ini berarti Indonesia memiliki legitimasi untuk memprakarsai suatu usaha menjaga kestabilan di Asia untuk mempertahankan dan meningkatkan aktivitas ekonomi yang berujung pada kesejahteraan rakyat.

Yang tidak kalah penting, dalam jangka menengah Indonesia perlu memikirkan untuk membangun aliansi strategis global baru. Dengan siapa kita beraliansi? Apa yang kita dapat. Untuk dapat menghitung siapa sekutu Indonesia, kita perlu melakukan pemetaan dunia berdasarkan kepentingan nasional kita. Tarik-menarik kepentingan, perhitungan biaya-manfaat, serta chemistry ideologi dan budaya semua dibedah dan menyusun aliansi baru tersebut. Hanya dengan posisi yang kuat itulah, Indonesia akan duduk di meja utama perundingan Asia dan dunia. (selesai)



--- Anis Matta,pengamat politik internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun