Mohon tunggu...
Shita Rahmawati Rahutomo
Shita Rahmawati Rahutomo Mohon Tunggu... Corporate Communication, Corporate Secretary, Public Relation, ex jurnalis, akademisi, penulis, blogger, reviewer.

a.k.a Shita Rahmawati or Shita Rahmawati Rahutomo, corporate communication, public relation, officer, penulis, gila baca, traveler, blogger, cooking addicted, dreamer, social voluntary, akademisi, BRIN Awardee.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mimpi Lama Melawat Istana Cipanas Yang Akhirnya Terwujud

8 Maret 2025   07:00 Diperbarui: 8 Maret 2025   18:54 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto 1 : Rombongan berpose depan Gedung utama Dok:Kreatoria

Setiap kali menempuh perjalanan ke Bandung menuju Jakarta dan sebaliknya (sebelum ada tol Bandung), ke Cianjur atau ke Puncak, aku selalu menantikan saat mata menatap bangunan putih anggun yang berdiri dengan indah di tepi jalan raya Puncak, dilingkupi pohon-pohon besar yang asri seperti jelmaan seorang Nyonya dalam baju pengantin yang mahal. Gedung Utama di balik pagar cantik dihiasi kolam teratai yang menciptakan kesejukan. Bangunan klasik dengan tulisan besar Istana Kepresidenan Cipanas.

Dari dulu aku sungguh berangan-angan supaya suatu saat bisa mengunjungi istana ini. Apalagi banyak membaca di koran atau buku yang bernilai sejarah, bagaimana Pak Sukarno, Presiden Indonesia pertama  banyak menghabiskan sebagian waktunya di Istana Cipanas. Lalu beliau memperindah Istana Cipanas dengan berbagai benda seni karya seniman terkenal Indonesia pada masa itu terutama lukisan-lukisan aliran romantisme salah satunya lukisan Gunung Pangrango karya Dullah.

Ternyata, meski membutuhkan waktu puluhan tahun keinginan itu akhirnya terwujud juga Ketika Click mengadakan acara Walking Tour Istana Cipanas. Yes! Segera aku mendaftar dengan penuh harap cemas untuk terpilih karena banyak yang berminat. Alhamdulillah, seperti kata Paulo Coelho, penulis favoritku dalam quotenya, “Bermimpilah…dan biarkan semesta berkonspirasi mewujudkannya.” Mungkin buat orang lain ini hal kecil, tapi aku takjub karena saking lamanya keinginan ini ada akhirnya terwujud puluhan tahun kemudian.

Bersama rombongan Click , kami janjian bertemu di Taman Topi Bogor. Perjalanan menuju tujuan, menempuh jarak kurang lebih 60-an KM dari Stasiun Kota Bogor dimulai. Sepanjang perjalanan suasana  sangat cair, peserta yang ada di bangku belakang ramai berceloteh memeriahkan suasana, meski sedikit macet namun kami merasa senang karena jalan relatif lancar dan disuguhi pemandangan hijau yang indah dan mulai tertata rapi sepanjang perjalanan menuju Istana Cipanas. Langit yang berawan membantu menyejukkan suasana.

Foto 2 : Berfoto di depan gerbang Istana Cipanas Dok : Tom Sukma
Foto 2 : Berfoto di depan gerbang Istana Cipanas Dok : Tom Sukma

Setelah menempuh perjalanan 1,5 jam kami disambut Pak Heru, pemandu kami yang merupakan bagian dari Kesekretariatan Istana. Sempat berfoto di depan gerbang akhirnya kami dibriefing dan mengumpulkan barang berharga di satu tas yang dititipkan di loker penjagaan. Satu rombongan hanya diperbolehkan membawa satu telepon genggam dan satu kamera manual.  Bisa dipahami karena kita akan mengunjungi Istana Kepresidenan.

Pak Heru mengajak kami mengunjungi satu paviliun. Kita berfoto di terasnya yang cantik lalu menuju Gedung Utama yang boleh kita kunjungi hingga teras depan. Ruang tamu dipenuhi oleh kursi kayu jati asli dari Jepara buatan th 1950-an yang masih cantik hingga kini (ikut bangga sih hehe..), lampu kristal yang belum lama dipasang yang didatangkan dari Slovakia, menggantikan lampu lamanya yang sudah berusia ratusan tahun yang kini disimpan dalam museum yang sedang dipersiapkan. Beberapa lukisan pemandangan aliran romantisme karya maestro masa Sukarno seperti Dullah (ayah Maestro Lukis Basuki Abdullah) dan beberapa nama lain yang saya tak bisa mengingat satu persatu. Lalu yang menarik, kayu peyangga atap yang terbuat dari kayu jati yang belum pernah diganti karena kondisinya yang masih bagus sejak istana ini didirikan pada tahun 1740 di masa pemerintahan Hindia Belanda! Begitupun kaca patrinya yang masih kokoh dan cantik. Di depan terdapat kolam air mancur yang dihiasi bunga Teratai yang makin mempercantik bangunan bersejarah yang dulunya dibangun pada masa Gubernur Jendral Gustaaf Willem Baron Van Imhof.

Foto 3 : Rombongan pose di belakang Gedung Utama Dok Kreatoria
Foto 3 : Rombongan pose di belakang Gedung Utama Dok Kreatoria

Saya suka sekali warna cat putih kehijauan yang dipakai terlihat klasik, cantik dan sejuk. Gedung Utama ini juga terdapat kamar Presiden, wakil presiden dan kamar keluarga presiden  jika ingin menginap. Juga ruang rias Ibu Negara dan ruang makan. Pak Heru bercerita kalau Presiden SBY pernah berkantor di Istana Cipanas dan paling suka dengan olahan tahu pong. Menu andalan istana di antaranya sayur lodeh trubus dan kentang krispi berbumbu yang konon diciptakan oleh juru masak istana bernama Pak Mustofa. Olahan kentang ini sangat disukai Presiden Sukarno sehingga dinamakan masakan kentang Mustofa sebagai penghormatan pada pencipta resepnya dan sekarang menjadi cemilan populer di kalangan rakyat biasa.

Jalan-jalan kami beralih ke teras belakang yang didominasi oleh seperangkat sofa rotan yang ditata apik. Masih dihiasi oleh beberapa lukisan dari jaman Presiden Sukarno. Beberapa pekerja sedang menata ulang taman samping agar kembali asri. Tanah berumput terhampar bagai permadani hijau, suasana sejuk, angin sepoi-sepoi..nyamannya…. Dari halaman belakang kita bisa melihat tiga pavilion yang dibuat jaman Sukarno bernama Paviliun Yudhistira, Bima dan Arjuna yang digunakan untuk mantan presiden atau para Menteri yang menginap bisa juga tamu negara. Lalu ditambah dua pavilun yang dibangun masa Presiden Soeharto yaitu pavilion Nakula dan Sadewa. Semua bangunannya cantik dan nyaman dengan suasana tropis yang menentramkan. (Dalam hati,… “Aku ingin tinggal di sini…bolehkah?”)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun