Mohon tunggu...
Amas Mahmud
Amas Mahmud Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Literasi

Melihat mendengar membaca menulis dan berbicara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Matahari Intelektual

22 September 2022   11:06 Diperbarui: 22 September 2022   14:18 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Begitu mulianya kalau kita menjadi agen yang menyebarkan pikiran-pikiran kritis. Menjadi pemantik, sekaligus lokomotif perubahan. Membedah soal peradaban, kearifan, serta banyak soal yang lebih fokus pada kepentingan pengembangan intelektual, rasionalitas. Jangan biarkan nalar publik sakit.

Jangan seperti kita ikut memberi pembiaran pada pembantaian nalar sehat. Menjungkir-balikkan, membuat sungsang ruang kesadaran publik. Sehingga berimbas pada pembungkaman suara kritis dan kritik sosial. Intelektual harus menginjek, mendesak publik agar berfikir dengan akal sehat.

Yang salah dibenarkan. Lalu yang sudah benar ditopang, dikuatkan. Dalam situasi normal maupun abnormal dalam berdemokrasi, kaum intelektual harusnya menjadi ''provokator''. Agar sudut pandang rakyat dalam memandang kebijakan atau persoalan tidak monoton. Bisa beragam.

Rakyat akan makin kaya pada khasanah pemikiran. Luas bacaannya, sehingga meredam sikap emosional, kemarahan yang tak terkendali, dan reaksi publik yang berujung pada kekacauan. Disitulah gunanya kehadiran kaum intelektual.

Kaum intelektual juga haruslah berani. Mengatakan tidak, mengkritisi, jika hal di depan matanya terkait kebijakan pemerintah tidak tepat sasaran dan merugikan publik. Jangan didiamkan semua problem yang melilit rakyat. Karena akan bahaya jika kaum intelektual bisu dan menjadi mandul.

Percayalah suatu saat nanti suara kritis akan terus membising. Suara-suara teriakan keadilan akan mekin kencang, bila kedzaliman pada nasib rakyat dibiarkan. Tidak dicarikan solusinya.

Jadilah matahari intelektual yang melahirkan banyak pemikir. Tanpa kita harus sibuk dipusingkan dengan aliran pemikiran, moderat, kiri atau kanan.

Teruslah menghidupkan intelektual dalam segala sendi. Pada urusan organisasi, kerja, bersosial, berpartai politik, nuansa intelektual haruslah ditonjolkan. Jangan diredupkan. Biarkan ghirahnya menyinari, membakar, menerangi jiwa-jiwa mereka yang mulai malas belajar untuk bergegas belar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun