Mohon tunggu...
Amar Prasetyo Aji
Amar Prasetyo Aji Mohon Tunggu... Atlet - Membaca adalah jendela dunia

Manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pembelajaran Sepanjang Hayat

22 Oktober 2019   08:54 Diperbarui: 22 Oktober 2019   09:01 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kiamat merupakan kejadian yang tidak diragukan lagi kedatangannya, oleh karena itu kita sebagai umat akhir zaman harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk menghadapi berbagai ujian yang dapat menggoyahkan bahkan menghilangkan iman, Dajal adalah salah satu tanda-tanda besar hari kiamat, di saat Dajal datang maka akan terjadi kekeringan yang hebat kemudian dajal datang dengan membawa air untuk mencari pengikut yang akan diajak kedalam neraka. Ujian tersebut tentu tidak akan bisa di lewati kecuali dengan izin Allah S.W.T .

Suatu daerah yang di datangi Dajal bila masyarakat yang ada ditempat itu beriman kepada Dajal maka daerah tersebut akan menjadi subur dan sebaliknya bila mereka ingkar maka akan di timpa kekeringan yang berkepanjangan. Tentu saja kejadian tersebut tidak bisa dilewati dengan bermain game saja, kita harus belajar dan mempersiapkan diri agar selamat dari ujian yang tidak terduga, orang-orang yang tenggelam dalam kesenangan dan maksiat tidak akan bernasib sama dengan orang-orang yang selalu mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian. 

Sebenarnya Nabi Muhammad S.A.W. sudah menjelaskan cara untuk menghadapi Dajal, kekeringan, kesenangan dunia dan lain-lain, tapi disini penulis tidak akan menjelaskan tentang hal itu agar pembaca termotivasi untuk belajar mandiri baik melalui internet dengan sumber yang dipercaya maupun ustadz yang benar dan jelas ajarannya.

Berbicara mengaenai ajaran, pada saat ini banyak terjadi penyimpangan terhadap ajaran Islam seperti ISIS. Pada umumnya ajaran Islam yang kita kenal adalah agama yang mengajarkan pengikutnya untuk berhubungan baik dengan tuhan maupun makhluk, hubungan dengan tuhan adalah berbagai kegiatan yang menyangkut peribadahan kepada-NYA seperti sholat lima waktu puasa dan segala bentuk ketakwaan kita kepada-NYA  sedangkan hubungan dengan makhluk merupakan cahaya yang terpancar dari hubungan kita kepada tuhan, karena apabila kita tidak taat kepada-NYA maka kita akan dimukai oleh tuhan dan bila tuhan murka kepada kita maka seluruh makhluk akan murka kepada kita, hal tersebut pernah dirasakan oleh penulis sendiri dalam beberapa kesempatan. 

Menurut pengalaman penulis, semakin penulis bertakwa kepada tuhan semesta alam maka akan semakin di mudahkan dalam memperoleh teman dan menyelesaikan berbagai masalah, sebaliknya ketika penulis melakukan maksiat maka dengan sendirinya penulis merasa  was-was tanpa sebab, ditambah dengan berbagai masalah tak terduga yang menyebabkan penulis stress dan frustasi, hal tersebut sudah wajar karena itu adalah strategi tuhan untuk membuat kita kembali kepada-NYA.

Islam mengajarkan kepada kita untuk saling menyayangi sesama makhluk dan menghormati perbedaan yang ada serta tidak memaksakan ajarannya bagi orang yang belum masuk Islam. 

Agama Islam tidak pernah mengajarkan pengikutnya untuk saling membunuh sesamanya itu hanya ajaran sesat kelompok Khawarij yang sudah ada sejak zaman Rasullulah Muhammad S.A.W. kelompok Khawarij hanya memahami alquran secara teks saja bukan secara kontekstual sehingga mereka berani menghalalkan darah sesamanya karena dianggap kafir bahkan mereka berani mengkafirkan isri Nabi Muhammad S.A.W. Aiysah R.A. dan menantu Nabi, Ali Bin Abi Tholib R.A. , perbuatan mereka ini karena mereka membaca alquran tidak sampai tenggorokan yang menyebabkan mereka tidak memahami makna sesungguhnya dari ayat alquran tersebut.

Hal tersebut membuktikan betapa pentingnya belajar bagi seorang muslim maupun musimah, tentu saja belajar disini tidak boleh main-main karena kalau belajar tanpa guru yang benar maka akan mengakibatkan pemahaman yang salah yang kemudian akan mengakibatkan adanya aliran sesat seperti Khawarij dan sekarang tercermin dalam ISIS. 

Guru merupakan salah satu faktor terpenting dalam proses belajar, tanpa adanya guru murid akan cenderung memahami materi dengan akalnya sendiri dan meminta bantuan kepada teman-temannya yang pemahamannya tidak seberapa dengan guru yang mengajar, karena kebanyakan murid sungkan unduk bertanya kepada guru yang mengajarnya apalagi ketika guru yang mengajarnya termasuk guru yang galak, hal tersebut sering penulis lihat dalam jenjang SD, SMP dan SMA, kebanyakan murid kebanyakan merasa kurang paham dengan materi yang di terangkan oleh guru dan tidak mengajukan pertanyaan saat guru mempersilahkan. 

Tetapi pada masa perkuliahan penulis melihat perbedaan yang signifikan mengenai keberanian murid untuk berbicara pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, ini wajar karena mahasiswa dituntut aktif  berbicara di perkuliahan karena guru hanya membimbing mahasiswa saat berdiskusi agar tidak tersesat dari jalan yang benar. 

Sedangkan pada kasus seperti di SD, SMP dan SMA guru adalah sebagai pusat pembelajaran siswa sehingga sebagian besar kegiatan siswa adalah mendengarkan penjelasan guru. Hal ini mengakibatkan sebagian siswa menjadi tidak terbiasa berbicara di dalam kelas sehingga malas dan/sungkan dan /tertekan dalam kegiatan pembelajaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun