"Mimpi itu jadi nyata"
Mentari pagi Kota Ende menatap malu di balik Gunung Meja. Alarm dari HP Redmi yang layarnya sedikit retak berdering riang, memaksa Vero bangkit dari mimpi. Hari ini, seperti hari-hari lainnya, Vero harus berpacu dengan waktu. Antara kerja dan kuliah, semua menuntut perhatian.
Vero adalah mahasiswi semester 7 di sebuah Universitas Swasta di Kota Ende. Vero mengambil jurusan Akuntansi, cita-citanya menjadi seorang akuntan profesional atau admin di Bank. Namun, impian itu harus diperjuangkan dengan keras. Ayahnya seorang petani di desa, ibunya ibu rumah tangga. Penghasilan mereka tak cukup untuk membiayai kuliahnya.
Maka, Vero memutuskan untuk bekerja. Ia menjadi  pelayan di sebuah Hotel yang tidak jauh dari Kampusnya. Setiap hari, setelah kuliah, ia langsung bergegas ke Hotel. Melayani tamu, dan berbagai pekerjaan lainya.
Awalnya, Vero merasa berat. Ia sering kelelahan dan kurang tidur. Tugas kuliah sering terbengkalai. Apalagi disemster akhir seperti ini, pasti membutuhkan waktu, memacu tenaga dan juga pikiran agar tetap waras untuk menjalankan dua aktivitas yang sama-sama berat. Namun, ia tak menyerah. Ia mengatur waktu sebaik mungkin. Mencuri waktu belajar di sela-sela jam istirahat, mengerjakan tugas di malam hari setelah ganti sift.
Seringkali, Vero merasa iri melihat teman-temannya yang bisa fokus kuliah tanpa harus memikirkan biaya. Mereka bisa mengikuti organisasi kampus, berjalan bersama pacar, nongkrong di kafe, menikmati deburan ombak Pantai Ria atau sekadar bersantai di taman Sukarno. Sementara Vero, waktunya habis untuk bekerja dan belajar.
Namun, Vero tak pernah menyesali keputusannya. Ia tahu, apa yang ia lakukan adalah untuk masa depannya. Ia ingin membuktikan pada orang tuanya, bahwa ia bisa sukses meski dengan segala keterbatasan.
Akhirnya, Vero berhasil menyelesaikan kuliahnya dengan predikat cum laude. Dengan prestasinya, muncul beberapa tawaran, ada tawaran dari Yayasan dimana membiayai Vero untuk melanjutkan kuliah S2, ada tawaran dari Bank swasta, ada tawaran dri Perusahaan Daerah, sedangkan Hotel tempat ia kerja selama ini juga menawarkan posisi yang meyakinkan dengan gaji yang fantastis. Ia sangat senang dengan semua tawaran itu, namun ia juga masih berpikir panjang, karena sebagai anak sulung yang harus membantu orang tua dalam membiayai sekolah adik-adiknya.
*****
Vero tetap melanjutkan pekerjaannya di Hotel sebagai pelayan seperti sebelumnya. Dalam aktivitas kerjannya ia selalu berpikir tentang tawaran dari Pihak Yayasan, Pihak Bank dan beberapa tawaran lainya, ia sekan dilema dengan pilihan dan tawaran ini,,,pastinya siapa saja di posisi Vero akan mengalami hal yang sama. Sampai di suatu hari ia memutuskan untuk mendaraskan  Novena Kepada St. Yudas Tadeus agar bisa memperoleh petunjuk. Sebagai seorang Katolik yang taat, Vero sangat yakin dan percaya dengan kekuatan dari Doa Novena. Oleh karenanya ia memutuskan untuk Novena, sekedar untuk menguatkan hatinya, agar ketika tiba waktunya untuk memilih, pilihan itu merupakan bagian dari jawaban atas doa-doannya. Ow iya,,,(Novena disini bukan semata-mata soal meminta bantuan saja, semua tergantung dari masing-masing orang dan kembali kepada keyakinan dan Iman itu sendiri.),,
Dalam kesibukan kerjanya sebagai pelayan di Hotel, ia meluangkan waktu  selama sembilan hari berturut-turut untuk Berdoa Novena,,,,,dan dari Novena inilah ia memperoleh satu petunjuk akan beberapa tawaran tersebut.
******
Kini,,,,,,, Vero  tidak tinggal di kontrakan seperti semasa kuliah, melainkan sudah memiliki rumah pribadi dan ia juga membiayai dua orang adiknya, yang satu kuliah di Kota Ende mengambil jurusan sastra Inggris dan yang satunya sementara menempuh kuliah di Jurusan Kedokteran Universitas Nusa Cendana Kupang. Vero bertekad akan membiayai kuliah kedua adiknya ini sampai wisuda. Orang tua Vero sangat bangga dengan apa yang Vero capi saat ini. Sosok Vero yang rendah hati dan pekerja keras ini selalu menjadi perbincangan dan inspirasi banyak orang, terutama mahasiswa-mahasiswi di Kota Ende.
Ia sering diundang oleh pihak kampus dalam menyampaikan materi dan juga sring diminta untuk menceritakan pengalaman di hadapan mahasiswa baru saat masa ospek. Meskipun kini sudah menjadi Manajer Hotel, Vero tetap sederhana dan bersahaja. Ia sangat tahu bahwa keberhasilan dan kesuksesan tidak harus di sombongkan. Selain sebagai Manajer pada hotel tempat ia kerja semasa kuliah dulu, ia juga  sering diundang sebagai pemateri dalam kegiatan Seminar yang diselenggarakan oleh Kampus-Kampus Swasta di Kota Ende.
Kisah Vero ini, membuktikan bahwa kerja keras dan semangat pantang menyerah akan membuahkan hasil yang manis. Vero kini menjadi inspirasi bagi banyak mahasiswa yang bekerja sambil kuliah. Ia membuktikan, bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih mimpi. Dengan semangat membara, tekad yang kuat penuh harap,,,, semua bisa tercapai. Bagi Vero,,,, tak ada yang tak mungkin.....Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI