Mohon tunggu...
Konstan Aman
Konstan Aman Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis, Petani dan Guru Kampung (PPG)

Pewarta suara minor dari kampung.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Haruskah Anak-anak Dilatih Berbahasa Indonesia sejak Dini?

15 Desember 2022   16:05 Diperbarui: 15 Desember 2022   16:16 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bahasa Ibu (Sumber: Reviens.id) 

Lalu dalam kesempatan lain pun mulai terjadi pemisahan kelompok bermain. Yakni anak kompleks bermain bersama dengan sesama kawan kompleksnya, sedangkan anak-anak luar kompleks alias anak-anak kampung bermain dengan sesama latar belakang kaumnya. Musababnya ya tak lain selain karena perbedaan bahasa. Semacam ada rasa minder dan kurang diterima bila mereka saling bermain bersama. 

Dan tak jarang ketika mau bermain bersama, khususnya bermain bola kaki, yang terjadi adalah selalu sebelah-menyebelah. Sebelahnya anak-anak kaum bermerek dan sebelahnya anak-anak kampung tulen. Yang sebelah ngomongnya pakai bahasa Indonesia dengan dialek setempat sedangkan sebelahnya lagi mengoceh dengan bahasa ibu. 

Tensi permainan pun serasa Timnas tengah melawan klub Persipura. Kerap terjadi baku hantam dan ricuh. Ditambah lagi dengan buli-bulian yang justru menyulutkan tensi permainan. Lagi-lagi musababnya ya, karena soal berbahasa dan doktrin hidup yang berbeda.

Dampak yang Terjadi

Akibatnya pun jelas: 

pertama, relasi sosial anak-anak menjadi terhambat

kedua, anak-anak mulai diajarkan untuk memperkuat identitas sejak dini

Ketiga, anak-anak menjadi asing di lingkungan hidup mereka sendiri. 

Kenyataan seperti inilah yang selalu menggelisahkan alam pemikiran saya selama ini. Dan jelas di sini saya sangat tidak setuju bila anak-anak di kampung dipaksakan  berbahasa Indonesia sejak dini. Kasihan dengan perkembangan karakter Dan relasi sosial dari anak-anak itu sendiri.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun