Suka Dukanya Bertetangga dengan Bengkel Motor

Belum lagi kita lagi kepala pusing atau gigi sakit, tentu kita butuh sekali yang namanya keheningan dan ketenangan. Tiba-tiba raungan motor racing yang bener-bener kenceng membuat situasi sakit semakin parah dan kacau balau. 

Bisa-bisa depresi nih kalau sudah tidak bisa terkendali lagi. Terkadang sempat kepikiran mau lapor polisi, tapi, ah sudahlah.. 

Apalagi yang namanya usaha bengkel di kampung, mau siang atau malam malam ketika pasien motor datang, pasti langsung diladenin oleh si tuan bengkel. Yah, namanya juga cari si fuluus, tidak kenal waktu dan situasi. 

Situasi seperti ini sungguh nyata dan menguji adrenaline hidup saya hampir tiap saat. Hingga kewarasan saya pun turut teruji. 

Tapi mau bagaimana lagi, yang namanya hidup saling bertetangga itu harus Terima semua keadaan pahit dan manisnya. Suka dan dukanya mesti dirasakan dan dialami. 

Terkait dengan semua situasi pahitnya di atas saya kembali dikuatkan oleh perkataan seorang bijak bahwa; apa pun keadaan yang menguji kita harus diterima dan dialami apa adanya. Sebab kalau kita semakin menolaknya justru semakin  menambah penderitaan baru bagi diri kita. 

Jadi begitulah kira-kira situasi saya ketika bertetangga dengan bengkel motor. 

Bagaimana dengan anda?