Mohon tunggu...
Konstan Aman
Konstan Aman Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis, Petani dan Guru Kampung (PPG)

Pewarta suara minor dari kampung.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keisengan Maut (Lakalantas di Kampung)

18 Maret 2022   13:46 Diperbarui: 18 Maret 2022   13:52 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seekor bangkai ular melintang di jalan. (Bangkapos.com) 

Setiap kita pasti selalu menghendaki keamanan selama berkendara. Untuk itu selama berkendara mesti selalu memasang perasaan ekstra waspada dan konsentrasi tinggi agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Tingkatan kewaspadaan berkendara di kota sedikit berbeda dengan di kampung. Di kota jauh lebih besar tentunya. Selain karena faktor ruas jalan yang lebar juga jumlah kendaraan yang membludak dan beraneka ragam. Semakin banyak kendaraan, peluang kecelakaan pun semakin besar. Untuk itu, skill kewaspadaan jauh lebih penting daripada kelincahan dalam menyetir kendaraan.

Lakalantas di kota versinya jauh lebih 'elit' dan mengenaskan tentunya daripada di kampung. 

Perbedaannya bukan terletak pada mengecilnya peluang lakalantas, melainkan dalam hal gentayangan serem yang menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Ruas jalan yang kecil dan sepi tidak menutup kemungkinan terjadinya lakalantas. Ada banyak faktor penyebab. Pertama faktor alam seperti pohon tumbang secara tiba-tiba ataupun tertimpa tanah longsor ketika lagi asyik berkendara hingga gangguan binatang buas. Ini tingkatnya paling ekstrim.

Faktor kedua adalah, ulah manusia sendiri. Faktor inilah yang paling sering menyebabkan lakalantas di kampung. ringan dan beratnya dampak yang dialami korban tetap saja disebut sebagai kecelakaan. Atau bagaimana pendapat kalian?

Misalnya ketika sedang melintasi sebuah jalan desa. Di setiap tikungan jalan pasti selalu ada kejutan. Tiba-tiba ada kulit durian berserakan tepat di badan jalan. Tepatnya ketika lagi musim duren. Entah motifnya sekedar iseng-iseng (jail) atau ketaksengajaan yang disadari atau sengaja, tapi tetap efeknya membahayakan bagi para pengendara yang lewat. Terutama pengendara roda dua. Jika kadar konsentrasi sedang anjlok bisa saja terpelanting. Atau ban motor kempes tertusuk duri kulit durian. Kejadian seperti ini selalu saja terjadi.

Kemudian masih dalam kadar keisengan yang tak layak, ketika sedang asyik menyetir kendaraan roda dua di titik-titik tertentu selalu ditemukan bangkai ular yang sengaja dibuat melintang. Kan, gak mungkin itu ulah si kebo betina yang kerap diikat di pinggir jalan oleh tuannya. Itu sudah pasti ulah orang-orang yang keisengannya sudah setingkat neraka alias maut. 

Kalau saya yang selalu lintas hampir setiap hari tetap saja ada auto kagetnya. Walaupun yang sebenarnya sudah bosan menyaksikan hal demikian. Apalagi jika orang baru yang baru lintas di situ. Atau para turis asing yang lewat, kalau tidak auto-kaget, panik ya bisa saja bruuuukkkkkkkk!!!! Selanjutnya Bisa dibayangkan sendiri.

Itulah lakalantas yang kerap terjadi di kampung saya. Bukan antara kendaraan dengan kendaraan melainkan antara pengendara dengan gentayangan auto-panik selama berkendara. Pertanyaannya cuma satu, Kira-kira di balik keisengan itu tujuan sebenarnya apa ya? Barangkali ada yang tahu silahkan berkomentar.

Selamat berkendara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun