Mohon tunggu...
Amanda Stevany
Amanda Stevany Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Hobby Bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Melihat Permasalahan Penggunaan Bahasa Indonesia pada Berita Online

17 Oktober 2022   04:47 Diperbarui: 17 Oktober 2022   06:37 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut ejaan yang disempurnakan, kalimat itu sudah salah yang semestinya harus menggunakan koma, yakni "di meja itu ada sendok, garpu, dan piring".

Dendy Sugono selaku salah satu pakar pemerhati bahasa Indonesia dan Kepala Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional sejak tahun 2001 hingga 1 Juni 2009, turut menyampaikan pendapatnya.

Dendy mengatakan bahwa penggunaan bahasa Indonesia media massa masih memprihatinkan. Dendy juga mengatakan jika bahasa di media massa adalah bahan pergunjingan masyarakat, karena bahasa yang dilihat bersifat terbuka dan dianggap sebagai cermin.

Pedoman Penggunaan Bahasa 

Peran jurnalis dalam pembuatan dan penerbitan berita yang ada di media sangatlah penting. Sehingga layaknya jurnalis akan menggunakan bahasa jurnalistik dalam membuat berita dalam medianya.

Bahasa jurnalis memiliki sifat-sifat khas yakni, singkat, padat, jelas, lugas, sederhana, lancar, dan menarik. Tidak hanya itu, bahasa jurnalis juga didasari oleh bahasa baku dan penulisannya harus memperhatikan ejaan yang benar.

Pada tanggal 10 November 1978 di Jakarta, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menerbitkan sepuluh pedoman pemakaian bahasa dalam pers.

Pedoman-pedoman ini membahas terkait bagaimana penggunaan ejaan, akronim, imbuhan, kalimat pendek, ungkapan klise, kata asing, istilah teknik, dan tiga aspek bahasa jurnalistik pada penulisan berita atau informasi dalam media.

Adapun sepuluh pedoman tersebut yaitu:

  1. Wartawan wajib melaksanakan pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)
  2. Hendaknya wartawan membatasi diri dalam penggunaan singkatan atau akronim
  3. Wartawan jangan menghilangkan imbuhan, bentuk awal, atau prefiks
  4. Wartawan menulis dengan menggunakan kalimat-kalimat pendek (subjek, predikat, objek)
  5. Jauhkan diri dari ungkapan klise atau stereotype
  6. Wartawan hendaknya menghilangkan kata mubazir, seperti adalah (sebagai kata kerja kopula), telah (sebagai kata penunjuk masa lampau) dan bentuk jamak yang tidak perlu diulang
  7. Hindari pencampuran kalimat bentuk pasif (di) dengan bentuk aktif (me)
  8. Hindari kata-kata yang bersifat asing dan istilah-istilah yang terlalu teknis ilmiah
  9. Wartawan hendaknya menaati kaidah tata bahasa
  10. Wartawan hendaknya mengingat bahwa bahasa jurnalistik adalah bahasa yang komunikatif dan spesifik sifatnya. Serta dinilai dari tiga aspek yakni isi, bahasa, dan teknik persembahan.

 

Penyebab dan Dampak 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun