Mohon tunggu...
Amanda Nurul Istiqomah
Amanda Nurul Istiqomah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Peradaban. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Masa Depan Tanpa Pekerjaan Rumah

10 Januari 2023   20:00 Diperbarui: 10 Januari 2023   19:59 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada saat ini pendidikan di Indonesia sering kali membahas mengenai penghapusan PR bagi siswa SD dan SMP dengan alasan kesulitan belajar yang sering dialami saat berada diluar sekolah. 

Selain itu, siswa yang mengalami kesulitan belajar biasanya disebabkan karena beberapa hambatan yang ditunjukkan dengan gejala-gejala seperti prestasi yang rendah ataupun dibawah rata-rata yang dicapai kelompok. Hal seperti ini memerlukan perhatian khusus dari kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek). 

Lantas dalam menghadapi hal seperti ini. Langkah seperti apakah yang harus dilakukan kementerian  Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) atau pihak tertentu dalam mengambil jalan yang terbaik bagi pendidikan di Indonesia untuk saat ini dan masa depan?

Pembahasan mengenai penghapusan PR bagi siswa SD dan SMP ternyata dengan adanya rencana itu direspon baik oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim. Menurut dia, siswa di sekolah tidak perlu diberikan pekerjaan rumah yang banyak, khususnya siswa SD. Itu karena akan memberatkan mereka. 

Nadiem menyebut, PR yang diberikan kepada siswa itu harus ringan, seperti meningkatkan kapasitas membaca. (Kompas. 25 Oktober 2022).

Pembahasan mengenai hal ini ternyata sudah ada yang menerapkannya di wilayah Surabaya. Sesuai pernyataan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menghapus pekerjaan rumah (PR) bagi pelajar SD dan SMP yang akan berlaku mulai 10 November 2022. 

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan bahwa kegiatan mengerjakan PR yang selama ini dilakukan di rumah akan digantikan dengan dua jam pelajaran yang digunakan untuk pendalaman karakter siswa. (Kompas. 25 Oktober 2022).

Sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Bapak Nadiem bahwasanya PR yang diberikan kepada siswa itu harus ringan, supaya tidak memberatkan mereka karena setiap siswa memiliki tingkat semangat belajarnya masing-masing. Bagi siswa yang malas mengerjakan PR secara psikologis merupakan wujud melemahnya kondisi mental, intelektual, fisik dan psikis siswa yang disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

Faktor intrinsik (dari dalam diri siswa) yang mencakup kurangnya motivasi diri, kelelahan yang berlebih akibat beraktivitas seharian penuh, dan siswa sedang sakit atau sedih. 

Selain itu, ada juga faktor ekstrinsik (dari luar diri siswa) mencakup guru memberikan tugas yang tidak dapat dimengerti oleh siswa, sikap orang tua yang tidak memperhatikan dan membimbing dalam mengerjakan PR, suasana di rumah yang selalu penuh dengan kegaduhan sehingga tidak fokus pada saat belajar, tersedianya fasilitas permainan yang berlebihan didalam ataupun diluar rumah. 

Solusi jika siswa mengalami kesulitan dalam belajar yakni buat kegiatan belajar menjadi suatu aktivitas yang menyenangkan, berikan motivasi positif, dorong siswa untuk selalu aktif bertanya saat pembelajaran berlangsung dan juga atur waktu belajar siswa supaya lebih efektif. Ada juga cara-cara yang dapat dilakukan untuk membujuk siswa saat mengalami kesulitan belajar yakni dengan memberikan hadiah, menjelaskan akibat jika ia tidak mau mengerjakan PR, menerangkan arti pentingnya disiplin dan tanggung jawab, buat proses belajar menjadi menyenangkan, dan juga beritahu keuntungan jika ia menjadi yang terbaik. Apabila cara-cara tersebut sudah dilakukan tetapi masih saja tidak dapat merubah perilaku dan pola pikir siswa, maka cara lain yang dipilih yakni dengan mengikutsertakan siswa pada lembaga bimbingan belajar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun