Mohon tunggu...
Amanda Nasution
Amanda Nasution Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer bloger
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://www.linkedin.com/mwlite/me

Selanjutnya

Tutup

Film

Susi Susanti : Love All - Review

8 November 2019   12:00 Diperbarui: 8 November 2019   12:26 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada bumbu cerita romancenya sih. Iya lah, dalam hidup Susi Susanti ada Alan Budi Kusuma yang kemudian menjadi suaminya. Film ini mengajak kita bernostalgia masa remaja di tahun 1980 hingga 1990an.

Dan kita juga bisa melihat, bagaimana hidup seorang atlit sebenarnya, dan bagaimana kehidupan pribadi mereka diluar lapangan. Serta bagaiman pemerintah saat itu memperlakukan mereka.

Cerita yang cukup kompleks dan diwarnai aksi sejarah tidak mengenakan yang terjadi Mei 1998. Plus bagaimana jika Indonesia tidak hanya ucapan, tapi juga mendarah daging dan menjadi semangat, seperti yang diperlihatkan seorang Susi Susanti pada film ini.

G A M B A R

dok :Damn! I Love Indonesian Movies
dok :Damn! I Love Indonesian Movies

Film ini berhasil menyajikan gambaran kehidupan ditahun itu. Dari mulai pencahayaan yang lebih banyak menggunakan warna dasar kuning, properti, aksesoris para pemain, hingga detail dari jaman itu. Seperti model baju yang digunakan, dan seterusnya. Bahkan kendaraan yang digunakan. Cukup terpesona saat tim artistik bisa mendapatkan bis dan mobil yang digunakan dijaman orde baru tersebut.
Untuk angel pun cukup menyenangkan, walau tidak ada yang istimewa, tapi cukup. Karena memang film ini sepertinya tidak perlu angel-angel apik, karena yang dijual adalah cerita, isi dari film ini.
P E M A I N

dok :Damn! I Love Indonesian Movies
dok :Damn! I Love Indonesian Movies

Harus diakui, Laura Basuki bermain apik sebagai Susi Susanti remaja dewasa, bagitu juga yang berperan sebagai Susi Susanti yang beranjak remaja. Dari emosi hingga bahasa tubuh sangat mewakili tokoh yang diperankan.

Bahkan pada adegan pertandingan bulutangkis, yang terlihat sosok Susi Susanti, bukan Laura Basuki. Begitu juga dengan pemain lainnya, bermain dengan apik dan keren.

Karena fokus cerita ini di sosok Susi Susanti, otomatis kamera banyak menyorot sosok ini. Perubahan emosi dan mimik, menggambarkan kebingungan, kesombonganya yang sempat singgah, dan kecemasan juga kecewa tidak cuma hadir lewat bahasa, tapi juga lewat mimik dan bahasa tubuh yang utuh.

Aku sih berharap, film ini bisa sukses. Karena banyak pesan yang tertitip lewat film ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun