Mohon tunggu...
Amanda
Amanda Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mekanisme Makan dan Minum

2 Januari 2021   22:15 Diperbarui: 2 Januari 2021   23:06 2350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bagaimana otak bisa memutuskan bahwa kita membutuhkan makanan dan seberapa banyak makanan yang dikonsumsi? Ada mekanisme dalam tubuh yang mengirimkan sinyal atau instruksi pada otak bahwa kita sedang membutuhkan energi. Dalam lambung kita, terdapat enzim-enzim tertentu, salah satunya enzim ghrelin yang berfungsi untuk mengirimkan sinyal ke otak bahwa kita lapar dan otak mengirimkan sinyal balik ke lambung bahwa lambung kosong dan perlu diisi. Enzim itu juga lah yang mengirimkan sinyal bahwa kita sudah cukup kenyang sehingga kita bisa berhenti untuk makan.

Energi yang masuk dalam tubuh terbentuk dalam 3 jenis. Yang pertama adalah lipid (lemak), asam amino (hasil penguraian dari protein), dan glukosa (hasil dari penguraian karbohidrat kompleks menjadi zat tepung dan gula). Cadangan energi dalam tubuh juga disimpan dalam tiga bentuk yaitu, lemak, glikogen, dan protein. Kebanyakan cadangan energi dalam tubuh disimpan dalam bentuk lemak karena tiap 1 gram lemak sama dengan dua kali lipat energi yang tersimpan di glikogen. Glikogen menarik dan mengandung air, jika seluruh kalori lemak tersimpan dalam glikogen, berat badan kita kemungkinan akan mencapai 275 Kg.

Metabolisme energi memiliki tiga fase. Fase pertama adalah fase sefalik (cephalic phase) yang merupakan fase persiapan. Sering dimulai dengan melihat, mencium bau, atau memikirkan makanan. Fase kedua, fase absorptif (absorptive phase) adalah fase penyerapan energi dari makanan melalui aliran darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Yang ketiga yaitu fase puasa (fasting phase), energi yang tidak tersimpan dari makanan sebelumnya telah digunakan tubuh dan tubuh sedang menarik energi cadangannya untuk memenuhi kebutuhannya. Fase puasa biasanya ditandai dengan kadar glukagon darah tinggi dan insulin rendah. Hal itu berfungsi untuk meningkatkan pelepasan asam lemak bebas (free fatty acid) dari jaringan adipose (jaringan lemak) dan juga untuk menstimulasi konversi asam lemak bebas menjadi ketones yang nantinya akan digunakan otot sebagai sumber energi selama fase puasa.

Aliran energi ketiga fase tersebut dikontrol oleh dua hormon pankreas yaitu, insulin dan glukolagon. Selama fase dan absorptif, pankreas melepaskan sejumlah besar insulin dan sedikit glukolagon. Karena tanpa kadar insulin yang tinggi, glukolagon akan kesulitan untuk memasuki sel tubuh. Hal itu juga untuk meningkatkan konversi glikogen dan protein menjadi glukosa (glukogenesis). Tugas insulin adalah meningkatkan penggunaan glukosa sebagai sumber energi primer tubuh, meningkatkan konversi bahan-bahan bakar yang dibawa oleh darah menjadi bentuk-bentuk yang dapat disimpan dari glukosa menjadi glikogen dan lemak, dan asam amino menjadi protein. Dan juga untuk meningkatkan penyimpanan glikogen di hati dan otot, lemak di jaringan lemak, dan protein di otot. Selama penambahan berat badan yang cepat, sering kali adalah hasil lompatan dari fase absorptif ke fase sefalik tanpa melewati fase puasa.

REFERENSI

Kalat., J.W. [2020]. Biopsikologi. Jakarta: Salemba Humanika

Pinel, J. P. J., & Barnes, S. (2017). Biopsychology (10th ed.). Pearson.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun