Mohon tunggu...
Amanda
Amanda Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mekanisme Makan dan Minum

2 Januari 2021   22:15 Diperbarui: 2 Januari 2021   23:06 2350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Mekanisme pengaturan air

Tubuh manusia terdiri dari 70% air yang menyusunnya. Konsentrasi bahan kimia yang terkandung dalam air akan menentukan laju semua konsentrasi reaksi kimia dalam tubuh manusia. Oleh karena itu, manusia memerlukan setidaknya 2,5 L air untuk dikonsumsi setiap hari. Jumlah air yang dikonsumsi manusia juga berbeda, tergantung pada aktivitas yang dilakukan sehari-hari.

Manusia dapat melakukan variasi strategi saat tidak dapat menemukan cukup air untuk diminum atau jika rasa air tidak enak, maka manusia akan menghemat air dengan mengeluarkan urine yang terkonsentrasi dalam jumlah yang lebih banyak dan tubuh akan mengurangi keringat meskipun tidak terlalu ekstrem. Karena itu sering kali saat suhu ruang dan suhu tubuh dalam keadaan dingin, kita akan lebih sering pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil.

 

Rasa Haus

Manusia memiliki dua macam rasa haus. Yang pertama adalah rasa haus osmotik yang dikarenakan mengonsumsi makanan-makanan yang asin. Yang kedua adalah rasa haus hipovolemik yang disebabkan oleh hilangnya banyak cairan dalam tubuh karena pendarahan, diare, atau berkeringat.

Rasa haus osmotik yang disebabkan karena mengonsumsi makanan-makanan yang asin terjadi karena saat kita mengonsumsi makanan asin, NaCl yang terkandung dalam makanan asin tersebut mengikat air sehingga kandungan air dalam tubuh berkurang, yang menyebabkan kita membutuhkan air yang benar-benar murni untuk diminum. Lokasi reseptor rasa haus osmotik adalah OVLT, organ subfornikal, dan sistem pencernaan.

Rasa haus hipovolemik disebabkan oleh banyaknya cairan tubuh yang hilang karena pendarahan, diare, atau berkeringat, meski tekanan osmotik dalam tubuh tetap sama, kita tetap memerlukan cairan saat dalam keadaan tersebut. Rasa haus hipovolemik berbeda dengan rasa haus osmotik, karena kita harus mengembalikan garam yang hilang dalam tubuh, bukan hanya air. Karena hal itu lah, rasa haus tersebut disebut dengan rasa haus hipovolemik, yang artinya rasa haus berdasarkan volume rendah. Rasa haus hipovolemik dipicu oleh hormon angiotensin II, yang meningkat ketika tekanan darah dalam tubuh menurun. Lokasi reseptor rasa haus hipovolemik adalah ginjal dan pembuluh darah.

MAKAN

Makan adalah salah satu kebutuhan manusia untuk bertahan hidup yang paling dasar. Pada saat-saat menstruasi, seorang wanita akan lebih menyukai makanan asin, atau siapa pun yang baru saja mengeluarkan banyak keringat akan lebih menyukai makanan atau camilan asin. Hal itu disebabkan oleh rasa lapar spesifik-natrium yang bergantung pada hormon (Schulkin, 1991). Saat cadangan natrium dalam tubuh rendah, kelenjar adrenalin akan menghasilkan aldosteron, hormon yang menyebabkan ginjal, kelenjar air liur, dan kelenjar keringat menahan garam (Verrey dan Beron, 1996). Kehilangan garam natrium dalam tubuh menyebabkan adanya keinginan akan rasa asin.

Sejak dalam kandungan, manusia sudah dapat mengenal rasa pada makanan melalui sang ibu. Hal itu terbukti pada penelitian yang dilakukan pada ibu-ibu yang sedang hamil. Para peneliti tersebut membagi dua kelompok ibu hamil. Pada kelompok pertama, ibu-ibu hamil mengonsumsi makanan yang mengandung bawang putih dan hasilnya ditemukan pada air ketuban yang menjadi rasa bawang putih. Sedangkan pada kelompok ibu-ibu hamil yang tidak mengonsumsi makanan yang mengandung bawang putih, pada air ketubannya tidak terdapat rasa bawang putih. Hal itu lah yang menandakan bahwa sedari dalam kandungan, bayi sudah dapat mengenal rasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun