Membangun Karakter dan Perilaku pada Generasi era sekarang
Generasi Z (lahir sekitar tahun 1995--2010-an) adalah generasi yang tumbuh bersama
teknologi digital. Mereka sejak kecil sudah mengenal internet, media sosial, dan
smartphone. Karena itu, Gen Z disebut sebagai digital natives. Kelebihan mereka adalah
lebih cepat beradaptasi dengan teknologi, kreatif, serta terbuka dengan perubahan. Namun,
di balik itu semua, ada tantangan besar yang harus diperhatikan, yaitu soal karakter dan
perilaku etis. Tantangan ini muncul karena Gen Z sering terpapar pada budaya instan,
informasi yang berlebihan, dan lingkungan digital yang tidak selalu sehat. Contoh nyatanya
bisa kita lihat dalam kasus maraknya plagiarisme, cyberbullying, penyalahgunaan media
sosial, hingga kecurangan akademik di sekolah dan kampus.
Bukti dari Penelitian di Indonesia
1. Kecurangan Akademik Masih Tinggi. Penelitian Ampuni dkk. (2020) menemukan
bahwa kecurangan akademik di kalangan mahasiswa Indonesia masih cukup tinggi. Bentuk
kecurangan ini termasuk menyontek, plagiarisme, dan manipulasi data. Menurut penelitian
ini, perilaku tersebut sering dibenarkan oleh mahasiswa dengan berbagai alasan, misalnya
karena tekanan nilai, banyak tugas, atau merasa semua orang juga melakukannya.
Fenomena ini dikenal dengan istilah moral disengagement.
2. Pendidikan Karakter Sudah Jadi Prioritas, tapi Belum Maksimal. Kurniyati & Arwen
(2020) menegaskan bahwa pendidikan karakter di Indonesia sudah masuk dalam Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional. Tujuannya adalah mencetak generasi yang tidak
hanya pintar, tetapi juga berakhlak mulia. Namun, penelitian ini juga menunjukkan adanya
kendala dalam pelaksanaannya. Banyak sekolah masih fokus pada pencapaian nilai
akademik, sehingga pendidikan karakter hanya menjadi slogan tanpa implementasi nyata.
Keterbatasan guru dalam memahami metode pendidikan karakter juga menjadi hambatan.
3. Pendidikan Karakter Bisa Meningkatkan Sikap Positif. Hasil penelitian yang dimuat
dalam Jurnal Pendidikan Karakter (UNY) membuktikan bahwa jika program pendidikan
karakter diterapkan secara konsisten, siswa akan menunjukkan sikap lebih positif seperti
disiplin, tanggung jawab, dan jujur. Contohnya, kegiatan belajar berbasis proyek, kerja
kelompok, dan praktik langsung di lapangan mampu membuat siswa memahami
pentingnya nilai-nilai etis dalam kehidupan sehari-hari.
4. Mahasiswa Masih Rentan dengan Budaya 'Instan'. Penelitian terbaru di IJORER (2025)
mengkaji fenomena kecurangan akademik di perguruan tinggi Indonesia. Hasilnya, budaya
serba cepat dan orientasi pada hasil instan mendorong mahasiswa mengambil jalan pintas,
seperti membeli tugas atau menggunakan aplikasi untuk mengakali ujian. Faktor lain yang
memengaruhi adalah tekanan dari orang tua, sistem evaluasi yang kaku, dan minimnya
pengawasan dari pihak kampus.
Mengapa Hal Ini Mendesak?
Pembentukan karakter dan perilaku etis pada Generasi Z penting karena masa depan bangsa
ada di tangan mereka. Kalau sejak muda mereka terbiasa dengan cara-cara tidak etis, maka
saat dewasa hal itu bisa terbawa ke dunia kerja dan kehidupan bermasyarakat. Bayangkan
jika budaya menyontek berubah menjadi budaya korupsi ketika mereka sudah memegang
jabatan penting. Sebaliknya, jika sejak sekolah sudah dibiasakan dengan kejujuran, disiplin,
dan tanggung jawab, maka Gen Z bisa tumbuh menjadi generasi yang bisa dipercaya,
berintegritas, dan memberi dampak positif bagi masyarakat.
Apa yang Bisa Dilakukan?
- Sekolah dan kampus perlu membuat sistem yang jelas untuk menegakkan kejujuran
akademik, misalnya aturan anti-plagiat dan evaluasi berbasis proyek.
- Guru harus menjadi teladan. Tidak cukup hanya mengajar teori, guru perlu menunjukkan
perilaku etis sehari-hari, seperti disiplin, jujur, dan bertanggung jawab.
- Orang tua perlu mendampingi anak, terutama dalam penggunaan teknologi. Misalnya
dengan mengatur waktu penggunaan HP dan berdiskusi soal dampak media sosial.
- Siswa harus membiasakan diri untuk jujur dan belajar bukan hanya untuk nilai, tapi juga
untuk membentuk karakter dan masa depan yang lebih baik.
Kesimpulan
Generasi Z adalah generasi yang pintar dan kreatif, tetapi tanpa karakter yang kuat mereka
bisa terjebak pada perilaku tidak etis. Penelitian di Indonesia membuktikan bahwa
kecurangan akademik, budaya instan, dan lemahnya implementasi pendidikan karakter
menjadi tantangan utama. Oleh karena itu, pembentukan karakter harus dilakukan secara
konsisten oleh sekolah, keluarga, dan lingkungan. Dengan begitu, Gen Z tidak hanya
menjadi generasi yang cerdas, tapi juga berintegritas tinggi dan siap memimpin bangsa
dengan etika yang kuat.
Referensi
- Ampuni, S., dkk. (2020). Academic Dishonesty in Indonesian College Students: A Moral
Psychology Perspective.
- Kurniyati, E., & Arwen, D. (2020). The Implementation of Character Education to
Generation Z in Indonesia. Atlantis Press.
- Jurnal Pendidikan Karakter (UNY). Artikel-artikel tentang kejujuran, tanggung jawab,
dan disiplin.
- IJORER. (2025). Investigating Academic Dishonesty among Undergraduate Students in
Indonesia.