Mohon tunggu...
Amad Sudarsih
Amad Sudarsih Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pengurus CLICK (Commuter Line Community of Kompasiana), Ketua RailSafer (Indonesian Railway Safety Care), Inisiator KOMPAK (Komunitas Pecinta Kereta Api), 2006-2015 fokus sbg jurnalis perkeretaapian, tiap hari naik KRL, tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Aneka Bangku Penumpang di Stasiun KRL

16 Oktober 2015   19:47 Diperbarui: 16 Oktober 2015   20:04 1546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap stasiun memiliki kekhasan bangku tunggu yang terdapat di peron. (Foto: Amad S)

Bangku tunggu di peron stasiun ternyata juga merepresentasikan perkembangan suatu stasiun. Coba kita cermati dari bentuk bangku yang ada di peron stasiun. Saat ini para pengguna KRL Commuter Line yang singgah di Stasiun Manggarai akan melihat pemandangan baru. Ya, ada yang unik dengan bangku tunggu penumpang yang ada di jalur 3-4 dan 5-6. Bangku besi berkaki dua dengan 3 batang besi sepanjang 2 meter dengan tinggi sekitar 1 meter terpasang di tengah-tengah peron. Sebagai benda baru, penumpang pun sebagian masih awam dengan bangku model baru tersebut. Ada yang mengira tempat Koran, ada juga yang mengira tiang jemuran (ya pasti bukanlah. Mana ada jemuran di peron stasiun).

Beginilah posisi duduk dengan bangku baru ala Jepang. (Foto:Amad S)

Lucunya lagi saya pernah menjumpai seorang penumpang nongkrong naik di bangku baru dengan kaki berpijak di batang besi. Sontak, seorang PKD (Petugas Keamanan Dalam) stasiun menegurnya dari kejauhan, menyuruhnya turun. Ya, maklum barang baru kali bagi dia.

Tapi lama-lama, penumpang akhirnya familiar juga dengan bangku baru ala Jepang. Meskipun tak senyaman bangku yang ada sebelumnya, namun setidaknya bisa untuk menyandarkan pantat mengurangi kepenatan sejenak. Kayaknya kalau dengan bangku yang baru ini, orang tidak akan lama-lama menggunakannya sehingga bisa bergantian dengan penumpang lainnya. Bandingkan dengan bangku yang lama, kalau sudah duduk rasanya enggan beranjak sebelum kereta yang akan dinaikinya datang. Bahkan terkadang ada yang egois tak mau bergantian atau mempersilakan yang prioritas, karena sudah enak duduk manis sambil main hape.

Kalau kita perhatikan, di setiap stasiun bangku tunggu untuk penumpang memiliki bentuk yang beragam. Dari yang sederhana dari bekas rel, bangku tua jaman Simbah kita sampai yang model terbaru. Saya pun sejak lama tertarik untuk mengabadikan beragam bangku di setiap stasiun.

Ini dia beberapa ragam bentuk bangku di peron stasiun yang terpasang di beberapa stasiun KRL di Jabodetabek.

 

Bangku Ala jepang

 

Bangku ala Jepang di Stasiun Manggarai yang lagi heboh diomongin di medsos. (Foto: Amad S)

Bangku model ini dipasang di stasiun KRL (saat ini baru di stasiun manggarai) karena pertimbangan menghemat space. Kita cermati di peron jalur 5-6 yang seluruhnya sudah berganti model baru, jalur 5-6 merupakan peron terpadat pada saat jam-jam sibuk menjadi tempat tunggu penumpang yang akan naik ke arah Depok/Nambo/Bogor dan ke arah Jakarta Kota/Duri/Jatinegara (jalur lingkar). Sebelum diganti bangku terbaru, bangku yang lama hanya menggunakan bekas rel yang dibalik dan berjajar 4 sehingga mengganggu flow mobilitas penumpang yang naik maupun turun dari KRL. Sedangkan lebar peron tak seluas jalur 3-4. Selain itu, headway jalur arah Depok/Bogor relatif lebih singkat sehingga waktu menunggu tak terlalu lama. Namun demikian, pihak operator dalam hal ini PT KAI & PT KCJ tetap menyediakan bangku lama untuk tempat tunggu penumpang prioritas seperti lansia, bumil,dll.

 

Bangku Besi Bersandaran

 

Bangku minimalis dilengkapi sandaran tangan di Stasiun Bogor. (Foto: Amad S)

Bangku model ini belum lama dipasang. Sekitar tahun 2009-an (mohon dikoreksi kalau keliru) mulai dipasang di beberapa stasiun besar seperti Jakartakota, Pasarsenen, Manggarai, Gambir, Jatinegara dan Bogor. Jenis model ini banyak dijumpai di bandara dan ruang tunggu stasiun yang melayani perjalanan kereta api jarak jauh/antar kota. Kapasitasnya hanya untuk 4 orang.

 

Bangku dari besi stainless yang lepas dua batang besinya di Stasiun Tanahabang. (Foto: Amad S)

Bangku Bekas Rel

 

Bangku dari bekas rel di Stasiun Depok Baru. (Foto: Amad S)

Bangku sederhana ini memanfaatkan batang rel yang sudah aus atau sudah tak digunakan karena ukurannya sudah tidak sesuai dengan beban yang dilalui. Bekas rel-rel jaman Belanda ini tinggal dibalik dan diberi dua kaki yang tertanam dengan lantai peron sehingga bisa digunakan sebagai bangku yang kokoh dan muat banyak orang. Biar tidak berkarat karena kepanasan dan kehujanan, bangku pun dicat. Lumayanlah untuk menunggu kereta datang.

Selain dengan memanfaatkan bekas rel, di beberapa stasiun juga ada yang bangku tunggunya dari pipa besi yang disusun jajar 3 atau empat berkapasitas 3-4 orang. Buat duduk sangat kokoh karena kaki-kaki bangkunya dicor semen dengan lantai peron dan tidak bisa digeser-geser.

Bangku dari batangan pipa besi di Stasiun Tangerang. (Foto: Amad S)

Bangku Antik

 

Bangku antik dilengkapi sandaran tangan di Stasiun Manggarai. (Foto: Amad S)

Bangku antik tanpa sandaran tangan di Stasiun Manggarai. (Foto: Amad S)

Bangku ini merupakan barang antik. Bisa jadi umurnya seusia stasiunnya. Dari semua bangku, model bangku jaman Belanda atau jaman simbah ini paling kokoh. Besinya kokoh dan desainnya pun antik serta ergonomis. Tak hanya besinya yang kokoh, kayunya pun dari kayu jati tua sehingga kuat bertahun-tahun meskipun diduduki dengan beban berat. Kalau sudah duduk di bangku ini, rasanya nyaman (dan jadi enggan beranjak). Coba deh kalau belum merasakannya!

Nah itulah beberapa ragam bentuk bangku tunggu di stasiun yang bisa kita jumpai di Stasiun KRL Commuter Line Jabodetabek.

Salam Clicker!

AMAD S

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun