Relevansi Situasi dalam Video Pelatihan
Keberhasilan behavior modeling sangat dipengaruhi oleh seberapa relevan situasi dalam video pelatihan dengan masalah yang dihadapi karyawan. Jika video tidak mencerminkan tantangan nyata, peserta pelatihan akan kesulitan menghubungkannya dengan pekerjaan mereka. Oleh karena itu, representasi masalah dan situasi yang relevan sangat penting untuk membuat pelatihan efektif.
Metode untuk Menganalisis Pekerjaan
Menurut Simamora (1995) Analisis Beban Kerja "adalah analisis untuk identifikasi jumlah maupun kualitas karyawan yang diperlukan dalam mencapai tujuan organisasi atau perusahaan." (Suriadi et al., 2021). Agar video pelatihan mencerminkan kondisi nyata, diperlukan analisis pekerjaan yang mendalam. Langkah ini dilakukan melalui:
Observasi langsung: Mengamati aktivitas sehari-hari karyawan untuk memahami pekerjaan mereka.
-
Wawancara: Menggali informasi dari karyawan untuk mendapatkan gambaran tentang masalah atau tantangan yang sering terjadi.
Pengumpulan insiden kritis: Mengidentifikasi dan mendokumentasikan kasus-kasus penting yang dapat membantu mengungkap masalah yang perlu diperbaiki.
Dengan langkah-langkah ini, pelatihan dapat dirancang berdasarkan situasi yang benar-benar relevan.
   3. Fokus pada Keterampilan: Spesifik Situasional vs. Umum
Dalam behavior modeling, ada perdebatan tentang apakah pelatihan harus berfokus pada keterampilan yang spesifik situasional atau keterampilan umum.
Keterampilan Spesifik Situasional:
Pelatihan ini fokus pada cara menghadapi masalah tertentu. Misalnya, Mengajari kasir supermarket cara menangani pelanggan yang ingin menukar barang karena kemasan rusak. Pelatihan ini sederhana karena hanya berfokus pada satu jenis situasi spesifikKeterampilan Umum:
Pelatihan ini mengajarkan keterampilan yang dapat diterapkan di berbagai situasi. Misalnya, Melatih kasir untuk menangani pelanggan yang merasa tidak puas dengan produk atau layanan, apa pun alasannya (seperti harga, kualitas, atau kesalahan transaksi). Keterampilan ini lebih fleksibel tetapi membutuhkan lebih banyak contoh agar dapat diterapkan dalam situasi berbeda.
Ketika prosedur pelatihan dilakukan dengan benar, behavior modeling terbukti memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil meta-analisis oleh Taylor, Russ-Eft, dan Chan tahun 2005 dalam buku Industrial/Organizational Psychology an Applied Approach yang ditulis oleh Michael G. Aamodt dan Brazil Mexico (2016) mengungkapkan bahwa pendekatan ini dapat meningkatkan kinerja karyawan secara signifikan. Dengan memberikan pengalaman langsung kepada peserta pelatihan untuk menangani masalah dengan cara yang benar, teknik ini memungkinkan transfer pembelajaran yang efektif dan memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan produktivitas dan efektivitas di tempat kerja.
"Modeling merupakan istilah umum yang menunjukkan terjadinya proses belajar melalui pengamatan dari orang lain dan perubahan terjadi karena peniruan." (Astuti et al., 2023). Dengan pendekatan yang terstruktur, teknik ini memastikan karyawan tidak hanya memahami perilaku ideal, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam situasi kerja nyata. Pentingnya analisis situasi, representasi masalah yang relevan, dan penggunaan model yang tepat dalam video pelatihan menjadi kunci keberhasilan teknik ini. Dalam jangka panjang, behavior modeling dapat membantu organisasi meningkatkan kinerja karyawan secara signifikan dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif.
ReferensiÂ