Kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia menjadi faktor penentu dalam menghadapi tantangan global di era modern. Salah satu aspek penting yang perlu ditingkatkan adalah keterampilan interpersonal, karena kemampuan ini mendukung komunikasi, kolaborasi, dan penyelesaian masalah di tempat kerja. "Keterampilan interpersonal juga mencakup kemampuan untuk memecahkan masalah dan mengatasi stres secara efektif." (Astuti et al., 2023). Untuk mencapai tujuan ini, berbagai metode pelatihan telah dikembangkan, dan salah satu yang paling efektif adalah Behavior Modeling.
Dalam buku yang ditulis oleh Michael G. Aamodt dan Brazil Mexico, A (2016) Behavior Modeling merupakan teknik pelatihan yang dimana karyawan akan mengamati perilaku yang benar dan kemudian mempraktikkan perilaku tersebut, yang nantinya mereka akan menerima umpan balik atas kinerja mereka. Penggunaan teknologi semakin penting dalam meningkatkan keterampilan dan kompetensi sumber daya manusia. "Dengan memanfaatkan teknologi, organisasi dapat mengoptimalkan proses pembelajaran, menyediakan akses yang lebih luas terhadap materi pelatihan, dan meningkatkan efektivitas pelatihan secara keseluruhan." (Idayati et al., 2021)Â
Tahapan dalam Behavior Modeling
-
Identifikasi Masalah dan Perilaku yang Diperlukan
Tahapan ini dimulai dengan memahami masalah yang ada di organisasi dan menentukan perilaku yang dibutuhkan untuk mengatasinya. Perilaku yang diinginkan (poin pembelajaran) dijadikan pedoman utama dalam menyelesaikan masalah. Langkah ini penting agar pelatihan memiliki fokus yang jelas dan relevan dengan kebutuhan organisasi. Penyajian Video
Peserta pelatihan menonton video yang menunjukkan dua cara penyelesaian masalah: cara yang benar dan cara yang salah. Video ini memberikan gambaran konkret tentang perilaku yang diharapkan, sehingga peserta dapat lebih memahami apa yang harus dilakukan dan dihindari.Diskusi dan Refleksi
Setelah menonton video, peserta diberi waktu untuk mencatat poin penting, bertanya, dan mendiskusikan cara penerapan perilaku tersebut dalam pekerjaan mereka. Selain itu, peserta juga diajak untuk berlatih secara mental dengan membayangkan bagaimana karyawan di video menyelesaikan masalah. Tahapan ini membantu peserta merenungkan bagaimana teori dapat diaplikasikan di dunia nyata.Praktik Langsung atau Roleplay
Dalam tahap ini, peserta mulai mempraktikkan perilaku yang telah dipelajari, baik melalui simulasi langsung maupun menggunakan Roleplay. Mereka diberi feedback dari pelatih atau sesama peserta untuk memperbaiki kinerja. Latihan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman melalui pengalaman langsung.Peran tambahan dalam simulasi
Peserta juga diminta untuk mencoba berperan sebagai orang lain yang terlibat dalam situasi yang sama. Hal ini memberikan mereka perspektif yang lebih luas dan mendalam, sehingga meningkatkan empati serta wawasan terhadap berbagai sudut pandang dalam suatu masalah.Diskusi
Setelah latihan, diskusi lebih lanjut dilakukan untuk mengeksplorasi cara mengaplikasikan keterampilan baru di tempat kerja. Diskusi ini penting untuk memastikan bahwa peserta memiliki strategi konkret dalam menghadapi tantangan yang sebenarnya.Kesiapan menghadapi dunia kerja
Dengan kombinasi teori, simulasi, dan feedback, peserta dilatih untuk menangani masalah secara efektif. Tahapan ini memastikan bahwa mereka siap untuk menerapkan keterampilan yang baru dipelajari dalam situasi kerja yang sebenarnya.