Mohon tunggu...
Alya Tara Saky
Alya Tara Saky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Airlangga

Hubungan Internasional, Universitas Airlangga alya.tara.saky-2020@fisip.unair.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Suku Aborigin dalam Pola Asuh Anak

7 Juli 2022   18:05 Diperbarui: 7 Juli 2022   18:13 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo image by news.com.au

Hubungan kekerabatan Aborigin mencerminkan sistem kompleks dan dinamis berbeda dengan definisi keluarga dari non-pribumi. Budaya Aborigin berpengaruh besar dalam hal membesarkan anak dan perannya dalam keluarga. Praktik budaya Aborigin tradisional membantu anak-anak tumbuh menjadi kontributor aktif bagi kehidupan keluarga, komunitas, dan masyarakat. 

Anak-anak memiliki akses ke jaringan dukungan yang luas, dan melalui pendekatan komunitas kolektif, orang Aborigin bekerja sama untuk memastikan anak-anak mereka aman dan bahagia. 

Dalam melakukannya, anak-anak diberi kesempatan untuk menjelajahi dunia, mengembangkan kemandirian mereka dan karenanya mereka dapat membangun kapasitas untuk membuat keputusan serta bertanggung jawab yang kelak membantu mereka sepanjang perjalanan menuju kedewasaan. 

Sistem kekerabatan, yang mewujudkan esensi spiritual dari Mimpi, membantu orang Aborigin untuk memahami hubungan mereka satu sama lain, serta peran dan tanggung jawab yang mereka miliki dalam membesarkan anak.

Pentingnya hubungan sosial yang harmonis dan semangat budaya terus menjadi ciri kehidupan keluarga dan masyarakat tradisional Aborigin. Selain itu, memberi teladan dengan membagikan hal positif seperti kepedulian dan berbagi, dan bekerja sama untuk membantu anak-anak membangun identitas mereka. 

Kedisiplinan dan kepercayaan diri juga turut membantu anak-anak dan keluarga untuk mendorong mereka mempercayai manusia lain di berbagai masyarakat. Kakek, Nenek dan anggota keluarga serta masyarakat lanjut usia memainkan peran penting dalam hal ini. Mereka sangat dihargai karena dianggap mewariskan pengetahuan budaya dan nilai tradisional mereka kepada anak-anak. 


Nilai-nilai ini membantu membangun kekuatan keluarga dan komunitas, asalkan kondisi sosial yang diperlukan tersedia. Budaya Aborigin menjadi suatu kekuatan pelindung bagi anak-anak, keluarga, dan komunitas Aborigin itu sendiri.

Lebih lanjut, berikut ialah implementasi kekuatan kebudayaan yang telah dipraktikkan dalam pola asuh anak suku Aborigin. Pertama, fokus komunitas kolektif terhadap pengasuhan anak dapat membantu dalam nilai gotong royong, kohesi kelompok dan membangun loyalitas diantara komunitas. 

Hal ini menjadi ciri utama dari kehidupan komunitas dan keluarga Aborigin, dimana membesarkan anak dianggap sebagai tanggung jawab bersama dari semua anggota komunitas. Kedua, anak-anak membutuhkan kebebasan dalam menjelajahi dunia dan mengetahui kehidupan diluar daerahnya. 

Sehingga, komunitas Aborigin secara berkala memberikan kesempatan dan membantu anak-anaknya untuk menjelajahi dunia di sekitar mereka dan membantunya dalam mengembangkan keterampilan yang berguna untuk menuju kedewasaan. Ketiga, anggota keluarga lansia berkontribusi untuk membantu anak memahami aspek praktis kehidupan dan bermasyarakat. 

Keempat, spiritualitas yang dapat membantu dalam mengatasi tantangan dan memberikan identitas penghubung antara keluarga dan komunitas. Keempat hal diatas diterapkan Suku Aborigin dalam mengasuh anak sebagai faktor pembangunan kondisi sosial yang diperlukan anak dan bertujuan untuk membuat anak merasa bahagia dan aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun