Kali ini aku akan membahas tentang buku kedua, yang berjudul Funiculi Funicula: Kisah-Kisah Yang Baru Terungkap. Ditulis oleh Toshikazu Kawauguchi dalam bahasa jepang berjudul Kono Uso Ga Barenai Uchi Ni. Diterbitkan oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama tahun 2022.
Yang aku suka dari buku novel ini adalah halamannya yang tidak terlalu tebal, hanya 200 halaman saja dan desain sampul dengan ilustrasi yang cantik.
Berbeda dari buku pertama, di buku kedua ini pada halaman awal terdapat diagram karakter yang muncul di dalam cerita.
Novel ini memang memiliki banyak tokoh, selain tokoh dari pihak pegawai kafe, banyak nama baru karakter yang muncul dari pihak pelanggan yang datang ke kafe Funiculi Funicula.
Ada 4 bagian di novel. Cerita pertama mengisahkan tentang Sahabat. Seorang pria bernama Gotaro datang ke kafe untuk menemui sahabat yang telah meninggal. Sahabatnya itu adalah ayah kandung dari anak perempuan yang ia besarkan. Selama ini Gotaro tidak memberitahu anak itu tentang orang tua nya, namun karena  anak perempuan itu sudah dewasa dan akan menikah, Gotaro perlu memberitahukan kebenaran ini.
Gotaro telah banyak dibantu oleh sahabatnya yang telah menyelamatkan ia dari kemiskinan. Dengan bantuan pegawai kafe, ia duduk di kursi khusus dan minum kopi yang bisa membawanya ke masa lalu. Di kafe itu, ia bertemu dengan sahabatnya. Meskipun tidak mengatakan secara langsung, sahabatnya itu tahu jika dirinya sudah meninggal dan tujuan Gotaro ke masa lalu untuk memberi tahunya bahwa anaknya akan menikah.
Dengan rekaman video, sahabatnya itu menyampaikan pesan kepada putrinya, bahwa ia harus bahagia, dan sekarang ia punya dua ayah. Gotaro tak hentinya menangis. Sebelum kopinya dingin, Gotaro meminum habis dan kembali ke masa depan. Ia mendengar pesan dari sahabatnya untuk terus menjaga anaknya. Pesan yang sama yang disampaikan sebelum sahabatnya itu meninggal.
Cerita kedua, tentang ibu dan putra. Berkisah tentang anak lali-laki yang tidak bisa mengunjungi pemakaman ibunya, Ia berniat mengunjungi masa lalu untuk bertemu ibunya itu.
Menurutku cerita kedua ini adalah bagian yang paling sedih, karena penderitaan Yukio tentang susahnya mencari pekerjaan dan penyesalan bahwa ia belum bisa sukses dan bahkan tidak bisa melihat ibunya sebelum meninggal, saat sakit dan tidak hadir dalam pemakamannya sangatlah mengharukan.
Namun, akhirnya Yukio mengurungkan niatnya untuk bunuh diri dengan membiarkan kopinya dingin. Setelah menemui ibunya, ia memiliki pemikiran yang baru untuk terus hidup dan berusaha lagi menjalani hidupnya, Yukio tidak ingin membuat ibunya kecewa.
