Dakwah merupakan ajakan kepada manusia untuk mengikuti ajaran Allah SWT dan Rasul-Nya dengan cara yang bijaksana demi kebahagiaan dunia dan akhirat. Pada era tradisional, dakwah dilakukan secara sederhana dan dekat dengan kehidupan masyarakat, salah satunya seperti yang dilakukan oleh Walisongo di Nusantara. Mereka menyebarkan Islam melalui pendekatan kebudayaan dan kesenian seperti wayang, gamelan, tembang, grebeg, dan sekaten. Pendekatan ini efektif karena mampu menanamkan nilai-nilai Islam tanpa menghilangkan budaya lokal. Sunan Kalijaga menjadi contoh nyata bagaimana dakwah yang lembut, persuasif, dan penuh kearifan budaya berhasil menarik hati masyarakat Jawa untuk mengenal dan mencintai Islam.
Sementara itu, dakwah modern menuntut penyesuaian terhadap kondisi masyarakat masa kini yang hidup di tengah kemajuan teknologi dan arus informasi. Seorang da'i harus memahami unsur-unsur penting dakwah seperti materi, metode, dan media yang sesuai dengan karakter masyarakat modern. Kemajuan teknologi menghadirkan peluang sekaligus tantangan bagi dakwah. Tantangan muncul dalam bentuk kemerosotan moral, hedonisme, dan penyalahgunaan media digital, namun di sisi lain teknologi juga membuka ruang luas bagi penyebaran nilai-nilai Islam secara kreatif dan luas.
Di era digitalisasi, dakwah dapat dilakukan melalui berbagai platform seperti website, blog, Facebook, dan YouTube. Media sosial memungkinkan pesan dakwah menjangkau lebih banyak orang dengan cepat dan efisien. Para da'i perlu memahami strategi komunikasi digital agar pesan dakwahnya menarik dan relevan bagi generasi muda yang mendominasi dunia maya. Oleh karena itu, lembaga dan individu yang bergerak dalam bidang dakwah perlu mengembangkan kemampuan dalam teknologi informasi serta menyusun sistem dakwah yang terarah dan profesional.
Secara keseluruhan, pengembangan dakwah dari era tradisional hingga digital menuntut kreativitas dan inovasi. Pendakwah masa kini tidak hanya dituntut menguasai ilmu agama, tetapi juga memahami budaya dan teknologi. Dakwah berbasis budaya seperti yang dilakukan Walisongo tetap relevan karena menghargai kearifan lokal, sementara dakwah digital menjadi jembatan untuk menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat global. Pada akhirnya, tujuan dakwah di setiap era tetap sama: mengajak manusia menuju kebaikan dan menebar cahaya Islam di setiap zaman.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI