Mohon tunggu...
Alya Khoirunisa
Alya Khoirunisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS PELITA BANGSA

Reading is my hobby.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Prinsip Ekonomi Sirkular Oleh Perusahaan Multinasional di Negara Berkembang

9 Mei 2024   15:03 Diperbarui: 9 Mei 2024   15:12 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENERAPAN PRINSIP EKONOMI SIRKULAR OLEH PERUSAHAAN MULTINASIONAL DI NEGARA BERKEMBANG

Di tengah tantangan lingkungan global, perusahaan multinasional semakin mengadopsi model ekonomi sirkular sebagai respons strategis terhadap isu keberlanjutan. Model ini, yang berbeda dari paradigma produksi dan konsumsi tradisional, berupaya untuk meminimalisir limbah melalui desain ulang proses dan produk. Implementasi dari prinsip ekonomi sirkular ini terutama penting di negara berkembang, di mana sumber daya sering kali lebih terbatas dan masalah lingkungan terasa lebih mendesak.

Mengenal Ekonomi Sirkular

Ekonomi sirkular adalah pendekatan yang mengutamakan regenerasi dan sistematisasi ulang terhadap seluruh siklus hidup produk. Dalam ekonomi sirkular, produk didesain agar umurnya lebih panjang, dapat digunakan kembali, diperbaiki, didaur ulang, atau di-upgrade. Konsep ini menantang model 'ambil, buat, buang' yang telah lama mendominasi industri global.

Strategi Penerapan di Negara Berkembang

Perusahaan multinasional beroperasi di banyak negara dengan kondisi ekonomi dan lingkungan yang beragam. Di negara berkembang, penerapan ekonomi sirkular bisa menjadi lebih kompleks karena keterbatasan infrastruktur, teknologi, dan regulasi. Namun, beberapa strategi bisa diterapkan untuk mengatasi tantangan tersebut, antara lain:

1. Kolaborasi Lokal : Bekerjasama dengan pemerintah dan bisnis lokal untuk mengembangkan infrastruktur yang mendukung ekonomi sirkular, seperti fasilitas daur ulang dan sistem logistik yang efisien.

2. Adaptasi Teknologi : Mengadaptasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal, seperti mesin daur ulang yang dapat menangani jenis limbah yang spesifik di daerah tersebut.

3. Pendidikan dan Pelatihan : Melakukan investasi dalam pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan terkait ekonomi sirkular di kalangan pekerja dan masyarakat lokal.

4. Inovasi Produk Lokal : Mengembangkan produk yang dirancang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal, yang dapat lebih mudah diservis, diperbaiki, atau didaur ulang di negara tersebut.


Manfaat Ekonomi dan Lingkungan

Penerapan prinsip ekonomi sirkular oleh perusahaan multinasional tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga dapat meningkatkan efisiensi operasional dan membuka peluang pasar baru. Di negara berkembang, hal ini juga bisa memberikan manfaat ekonomi seperti penciptaan lapangan kerja baru dalam sektor seperti daur ulang dan perbaikan, serta meningkatkan keberlanjutan produksi lokal.

Kesimpulan

Meskipun tantangannya tidak sedikit, adopsi ekonomi sirkular oleh perusahaan multinasional di negara berkembang menawarkan sebuah jalan menuju pertumbuhan yang lebih berkelanjutan dan inklusif. Dengan pendekatan yang strategis dan kolaboratif, perusahaanperusahaan ini dapat memainkan peran kunci dalam transformasi menuju sistem yang lebih regeneratif dan lestari. Ini bukan hanya tentang mengurangi dampak negatif, tetapi juga tentang menciptakan nilai ekonomi yang positif melalui inovasi dan kecerdasan sirkular.

Sumber :

 https://ellenmacarthurfoundation.org.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun