Mohon tunggu...
Alya Hana
Alya Hana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Prabowo dan Trump, Samakah?

22 Oktober 2018   15:29 Diperbarui: 22 Oktober 2018   16:13 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Oleh: Alya Hana*

Siapa yang tidak ingat oleh kesuksesan Donald John Trump saat terpilih sebagai Presiden AS ke-45 yang menghebohkan dunia? Sosok yang terkenal kontroversial karena sifatnya yang blak-blakan,sombong,dan cenderung nyeleneh. Bukan hanya kepribadiannya saja yang dinilai "gila",namun juga kebijakan-kebijakan nya saat masa kampanye berlangsung.Dengan slogan terkenal nya "Make America Great Again" Trump menyebarkan keputusasaan dan ancaman bagi AS seperti ancaman perdagangan China,terorisme Islam,dan juga Meksiko yang dinilai sebagai sarang penjahat dan pengedar narkoba.Trump fokus untuk meraih simpati rakyat yang takut dan prihatin akan kondisi AS

Strategi Trump semasa kampanye ternyata sangat mirip dengan salah satu Capres dalam Pilpres Indonesia 2019,Prabowo Subianto.Beberapa waktu terakhir,Prabowo sedang hangat-hangatnya dibicarakan dalam media pemberitaan Indonesia lantaran ucapan-ucapan kontroversial nya dinilai sangat mirip dengan Trump.Prabowo memiliki kesamaan sifat yaitu blak-blakan.Sama seperti Trump,Prabowo kerap menebar rasa takut pada masyarakat dan mengangkat isu kesenjangan antara si kaya dan si miskin,keduanya juga kerap menyerang beberapa golongan,terutama golongan elit politik lainnya.Tujuannya sama,untuk meraih perhatian pemilih.

Salah satu pernyataan Prabowo yang kontroversial adalah kritik pedas nya terhadap elite politik.Pernyataannya dilontarkan pada tanggal 31 Maret 2018 di Gedung Serbaguna Istana Kana,Cikampek "Jangan-jangan karena elite kita yang goblok.Sudah serakah,mental maling,tidak setia pada rakyat.Saya lihat muka elite Jakarta penuh tipu.Mereka hanya ingin kaya"ujarnya.Yang kemudian disusul dengan pernyataan selanjutnya pada 1 April keesokan harinya saat Prabowo melakukan kunjungan ke Depok "Bank Dunia menyatakan 1% rakyat Indonesia menguasai hampir 40% kekayaan Indonesia.Lebih parah lagi soal tanah,1% orang Indonesia menguasai 80% tanah Indonesia. Adil atau tidak?"

Pernyataan-pernyataan kontroversialnya diatas bagaikan panah yang dibidik kearah elite politik Indonesia dan jelas sekali menunjukan strategi Prabowo yang mengangkat isu kesenjangan sosial yang sangat kentara di Indonesia.Dengan penggunaan kata goblok,maling,penuh tipu,hanya ingin kaya,Prabowo,sama halnya dengan Trump,berusaha membangkitkan emosi rakyat dengan menanamkan kengerian yang tengah dihadapi negeri.

Menanamkan rasa takut dalam jiwa-jiwa pemilih,seolah-olah negara hanya akan sukses jika dipimpin oleh dirinya.sehingga masyarakat yang takut dan putus asa akan berbondong-bondong memilih mereka sebagai sosok pemimpin yang tepat menjadi pelindung bagi si miskin dan juga bagi kemajuan bangsa terutama dalam aspek pemerataan ekonomi.

Pernyataan tersebut didukung oleh seorang pakar Indonesia dari Australian National University (ANU),Dr.Marcus Meitzner yang menyatakan bahwa Prabowo adalah Trump-nya Indonesia.Menurut Meitzner,Trump dan Prabowo memiliki kesamaan sifat yaitu impulsif,populis,sulit ditebak,dan cenderung otoriter.Pernyataan tersebut dimuat dalam media pemberitaan Australia,Sidney Morning Herald. Tetapi pernyataan ini seakan diabaikan oleh Prabowo yang mungkin lelah menghadapi pemberitaan-pemberitaan negatif tentang dirinya.Atau apakah Prabowo sebenarnya tidak mau mengakui kemiripannya dengan presiden AS tersebut?

Meskipun Prabowo memiliki banyak kesamaan strategi dengan Trump,tidak menutup kemungkinan hal ini merupakan suatu ketidaksengajaan. Karena terdapat pula banyak perbedaan diantara keduanya.Dalam cara berpidato,Prabowo ternyata lebih "waras" ketimbang Trump.Trump biasanya tidak banyak basa-basi,langsung pada inti persoalan. 

Sementara Prabowo dinilai masih "cari aman" karena tetap mengawali pidato nya dengan sambutan dan ungkapan syukur. Perbedaan selanjutnya terdapat pada latar belakang mereka.Trump,awalnya dikenal sebagai pebisnis sukses dan juga pernah muncul di televisi beberapa kali sebelum kemudian secara tiba-tiba terjun bebas ke dunia politik walau tidak ada pengalaman sama sekali.

Sementara,Prabowo,sebagai mantan perwira militer,tentulah sudah kenal dengan dunia politik Indonesia.Sehingga bisa saja dirinya memang sudah merencanakan strategi ini sejak dulu sebelum hebohnya kampanye Trump.

Masih menjadi tanda tanya apakah Prabowo memang terinspirasi pada strategi Donald Trump atau memang kesamaan tersebut hanyalah ketidaksengajaan belaka.Lalu apakah dengan beredarnya isu yang dinilai negatif ini,Jokowi sebagai lawan Prabowo dalam Pilpres 2019 akan lebih dipilih rakyat? Belum tentu.Karena jika Prabowo benar-benar berhasil menyentuh emosi dan menarik simpati mayoritas rakyat,tentu Prabowo akan lebih unggul dibanding dengan Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun