Secara etimologi, istilah tazkiyatun nafs terdiri dari dua kata, yaitu tazkiyah dan al-nafs. Tazkiyah berarti penyucian, pembersihan. Sedangkan pengertian al-nafs adalah jiwa. Jadi, secara etimologi, tazkiyah al-nafs bermakna "penyucian jiwa."
tujuan tazkiyatun nafs menurut pandangan Sa'id Hawwa secara garis besar adalah bagaimana hamba dapat berkomunikasi kepada Allah SWT dan mampu menghindarkan diri dari beberapa bahaya penyakit hati.
Tazkiyatun Nafs yang dikonsepsi oleh para ulama sufi memiliki urgensi yang pada umumnya adalah sebagai berikut; Pertama, tazkiyatun nafs akan mendatangkan kebahagiaan bagi manusia; Kedua, tazkiyatun nafs dapat mengembalikan jiwa kepada fitrahnya; Ketiga, kesucian akal; Keempat kedisiplinan, keteguhan dan kebesaran jiwa; Kelima, memperoleh ilmu, dzawq dan kasyf.
Al-Ghazali menjelaskan bahwa tazkiyatun nafs merupakan pembersihan diri dari sifat kebuasan, kebinatangan, dan setan untuk kemudian mengisi dengan sifat-sifat terpuji.
Ada tiga fase yang mesti dilalui, yaitu tathahhur, tahaqquq, dan takhalluq. Tahap pertama berarti memfokuskan hati dan pikiran hanya kepada Allah SWT. Kuncinya adalah dzikir, baik secara lisan, batin, maupun perbuatan. Tahap kedua dapat diartikan sebagai perwujudan sifat-sifat Allah yang mulia dalam aktivitas seorang Muslim. Tahap ketiga adalah membiasakan akhlak-akhlak baik ke dalam kehidupan sehari-hari. Ini adalah puncak perwujudan disiplin diri, sehingga jiwa cenderung pada kondisi ideal, an-nafs al-muthma'innah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI