Mohon tunggu...
Alvin F. Zahro
Alvin F. Zahro Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

Pemula yang masih Belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jangan Sampai Anak Kehilangan Karakter di Era Millenial

28 September 2019   09:10 Diperbarui: 28 September 2019   09:25 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: theasianparent.com

"Muliakanlah anak-anakmu dan Perbaiki Akhlak Mereka" (H. R. Ibnu Majah).

Pendidikan tidak hanya tentang mempelajari mata pelajaran seperti matematika, bahasa Inggris, dan sains. Definisi pendidikan yang lebih luas adalah membahas emosi, kepribadian, dan karakter juga. 

Orang tua saat ini sedang mencari sekolah yang membantu anak-anak mereka dalam mengembangkan aspek anak yang nantinya dapat menjadi good people. Ini mengapa pendidikan karakter sangat penting.

Apa itu Pendidikan Karakter?

Definisi dari pendidikan karakter adalah pendidikan yang menggabungkan nilai-nilai, etika, kematangan emosi dan rasa kewarganegaraan dimana ini sangat penting dilakukan untuk menjadikan anak sebagai pribadi yang baik. Ini terdengar sederhana, langsung dan bahkan jelas bagi kebanyakan orang. 

Namun, pendidikan saat ini sebagian besar telah berkembang ke arah lain, yang berfokus sepenuhnya pada akademik siswa dan perkembangan fisik. Di dunia modern ini, bagaimanapun juga, orang tua dan pendidik semakin menyadari perlunya pendekatan baru yang menekankan karakter serta pengembangan intelektual.

Sebagai orang tua pastinya juga tidak ingin jika anaknya memiliki kecerdasan luar biasa, tapi karakter/akhlaknya tidak baik. Dalam islam, hal yang paling mendasar sebelum menuntut ilmu adalah akhlak yang baik, agar saat orang itu sudah pintar, tidak menggunakan kepintarannya untuk hal buruk.

Imam Darul Hijrah, Imam Malik rahimahullah pernah berkata pada seorang pemuda Quraisy,

Yang artinya "Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu" (Muslim.or.id).

Peran Pendidik dalam Membangun Karakter

Orang sering beranggapan bahwa orang tua yang bertanggung jawab untuk mengembangkan nilai-nilai pada anak-anak. Orang tua tentu memiliki peran besar dalam hal ini, tapi mereka tidak dapat memikul tanggung jawab ini sendirian.

Anak-anak, begitu mereka mencapai usia sekolah, menghabiskan banyak waktu terpisah dari orang tua mereka. Memang benar bahwa anak-anak, pada saat mereka mulai bersekolah, telah mengembangkan banyak sifat kepribadian. 

Ketika anak-anak berinteraksi dengan rekan dan guru mereka, mereka memiliki banyak kesempatan untuk belajar pelajaran yang berharga. Pendidik yang mengabaikan pembangunan karakter, berarti mengabaikan peluang penting untuk membantu siswa tumbuh menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab.

Seorang anak yang menghabiskan empat jam atau lebih di sekolah setiap hari belajar banyak pelajaran yang tidak ada hubungannya dengan akademisi. Ia belajar bermain, berbagi, bersosialisasi, dan menyelesaikan konflik. Pendidikan karakter membuat pelajaran ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan moral.

Tujuan pendidikan karakter bukan untuk menggantikan pengaruh orang tua tetapi untuk mendukungnya. Namun, pendidik bekerja erat dengan orang tua dan seluruh masyarakat sebagai mitra dalam pengembangan karakter.

Orang Tua dan Pendidik Paham dengan Keinginan Anak

Tidak hanya mengajarkan anak tentang karakter/akhlak kepada anak, orang tua dan pendidik juga harus mengerti bagaimana akhlak mereka saat mendidik anak. Cara pendidik saat mengajar, cara pendidik saat melarang, dan lainnya apa sudah benar.

Bisa jadi anak menjadi pribadi yang tidak baik, disebabkan pendidik yang salah atau tidak sabar dalam mendidik.

Berikut adalah keinginan anak yang tak terucap namun orang tua harus paham.

  • Jangan marahi anak di depan orang banyak. Memarahi anak di depan umum hanya akan membuat anak jadi minder dan tidak percaya diri lagi untuk tampil di depan umum.
  • Biarkan anak mencoba. Beritau anak dengan lembut jika anak belum mengerti. Bukan sedikit-sedikit marah jika anak tidak mengerti.
  • Anak ingin menjadi diri sendiri. Maka hargailah keputusannya. Dukung itu sealama baik.
  • Coba pahami anak dan cara belajarnya. Setiap anak memiliki tingkat pemahaman dan gaya belajar yang berbeda. Jadi, jangan menyama ratakan kemampuan anak.
  • Jangan bandingkan anak dengan orang lain seperti teman atau saudaranya sendiri. Karena orang lain pun tidak seperti anak tersebut. Siapa tau anak memiliki kelebihan yang belum diketahui karena orang tua atau pendidik fokus mengembangkan hal lain.
  • Anak adalah cerminan dari orang tua. Bisa dikatakan, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Jadi, sebagai orang tua, berikanlah role model terbaik untuk anak.
  • Jangan memarahi anak dengan kata buruk. Karena ucapan adalah doa. Jikalau marah, ucapkanlah hal baik agar bisa berdampak baik untuk anak.
  • Jangan melarang anak dengan kata "jangan". Berilah anak penjelasan agar mengerti kenappa hal itu tidak boleh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun