Mohon tunggu...
Alvi Nurbaiti
Alvi Nurbaiti Mohon Tunggu... Mahasiswi

Cat lover dan matcha

Selanjutnya

Tutup

Financial

Inovasi Desa Ngawi: 10 Program Kreatif yang Menggerakkan Ekonomi dan Kesehatan Warga

3 September 2025   16:38 Diperbarui: 3 September 2025   16:36 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Desa Sukowiyono , SUKMA BERSERI

Di Kecamatan Padas, Desa Sukowiyono meluncurkan SUKMA BERSERI (Sukowiyono Maju Bersama Sehat Terintegrasi) untuk menggabungkan layanan kesehatan dan pemberdayaan ekonomi. Program ini mulai digulirkan pada 2024 dengan sasaran mewujudkan masyarakat sehat dan maju. Kegiatannya meliputi posyandu terpadu, pemeriksaan kesehatan rutin, pemberian vitamin pada balita, serta penyuluhan gizi. Tidak hanya itu, Sukma Berseri menyediakan pelatihan keterampilan dan usaha mikro bagi warga untuk meningkatkan pendapatan. Tujuan utamanya adalah mendekatkan layanan kesehatan ke desa serta memicu ekonomi lokal. Dukungan pun datang dari kader kesehatan, PKK, serta kesadaran warga yang aktif terlibat. Warga menyambut baik karena merasa lebih diperhatikan dalam hal kesehatan dan ekonomi. Faktor keberhasilan adalah kolaborasi pemerintah desa dan masyarakat dalam semua tingkatan layanan. Pada sisi lain, kendala yang dihadapi mencakup koordinasi antar bidang yang kompleks dan keberlanjutan anggaran. Menyatukan kegiatan kesehatan dengan pelatihan ekonomi memerlukan sumber daya pendamping yang memadai. Selain itu, menjaga partisipasi masyarakat dalam jangka panjang menjadi tantangan, meski sejauh ini respon publik sangat positif.

Desa Legokulon, JERUK DELIMA DESAKU

Desa Legokulon (Kecamatan Kasreman) menciptakan inovasi kesehatan JERUK DELIMA DESAKU (Jemput Rumah Kunjungan Balita Merah) sejak 2024. Program ini merupakan layanan kunjungan rumah untuk balita berstatus merah (gizi kurang atau risiko stunting). Kader kesehatan desa proaktif mengunjungi rumah balita merah untuk memberikan edukasi gizi, melakukan pemeriksaan tumbuh-kembang, dan memberikan intervensi langsung. Kegiatan melibatkan posyandu, bidan desa, dan Puskesmas setempat agar tidak ada balita tertinggal. Tujuannya menurunkan angka stunting melalui intervensi cepat di keluarga, sekaligus memperkuat kepercayaan warga terhadap layanan kesehatan. Dukungan program ini adalah keterlibatan lintas kader desa dan tokoh masyarakat yang siap menangani kebutuhan anak secara intensif. Sejak dijalankan, peningkatan kesadaran orang tua tercatat tinggi, dan beberapa balita menunjukkan perbaikan status gizi. Namun, hambatannya adalah keterbatasan tenaga kader dan waktu: kunjungan rumah secara rutin menuntut komitmen sumber daya manusia yang konsisten. Mengelola jadwal kunjungan dan administrasi kegiatan juga merupakan tantangan tersendiri. Selain itu, program ini memerlukan dana untuk suplai makanan tambahan dan pelatihan kader secara berkelanjutan.

Desa Tawun, Tong Sam Ling (Tong Sampah Lingkungan)

Desa Tawun (Kecamatan Kasreman) menginisiasi Tong Sam Ling (Tong Sampah Lingkungan) sejak 2024. Gerakan lingkungan ini menempatkan tong sampah khusus organik dan anorganik di setiap RT untuk mendorong kesadaran warga membuang sampah pada tempatnya. Inovasi ini lahir karena banyak sampah rumah tangga dibuang sembarangan, mencemari saluran air dan menimbulkan penyakit. Dalam program Tong Sam Ling, pemerintah desa menyediakan fasilitas fisik (tong sampah) dan melakukan sosialisasi pengelolaan sampah kepada warga. Kegiatan pendukung lain meliputi pembagian tong sampah di titik strategis, pelibatan pemuda/karang taruna dalam edukasi, pengumpulan sampah terpilah untuk kompos atau daur ulang, serta kegiatan rutin "Jumat Bersih".  Tujuan utamanya menciptakan lingkungan desa yang bersih dan sehat. Sejauh ini, program ini menunjukkan dampak positif yaitu lingkungan desa terlihat lebih bersih, kebiasaan membakar sampah berkurang, dan kesadaran memilah sampah meningkat. Pendirian bank sampah desa untuk menampung sampah bernilai jual (plastik, kardus, logam) sedang digagas untuk menambah nilai ekonomi dari program ini. Faktor pendukung keberhasilan termasuk dukungan kepala desa yang kuat dan partisipasi aktif warga desa. Kendalanya adalah pemeliharaan alat dan konsistensi perilaku: warga perlu terus diingatkan agar rutin menggunakan tong sampah dan mengelola sampah organik menjadi kompos. Selain itu, perlu anggaran untuk pengadaan tong dan sarana daur ulang awal. 

Desa Gunungsari, MINTO RAMAH (Pelayanan Digital)

Desa Gunungsari (Kecamatan Kasreman) merintis inovasi digital MINTO RAMAH (Minta Tolong dari Rumah) sejak 2024. Inovasi ini memungkinkan warga mengakses layanan desa tanpa perlu datang ke kantor. Warga cukup menghubungi perangkat desa melalui WhatsApp atau platform sederhana untuk meminta pengurusan administrasi (surat keterangan, kependudukan, laporan lingkungan, dsb). Petugas desa kemudian menjemput berkas dan mengantar surat jadi ke rumah warga (layanan antar-jemput dokumen). Program ini dilatarbelakangi oleh prihatinya desa terhadap mobilitas terbatas sebagian warga (lansia, ibu hamil/bayi, penyandang disabilitas, warga sibuk). Tujuan MINTO RAMAH adalah meningkatkan aksesibilitas dan efisiensi pelayanan publik desa. Keberhasilan inovasi ini didukung oleh penggunaan teknologi sederhana (WhatsApp) yang telah umum dimiliki warga, serta komitmen aparatur desa untuk responsif. Kepala Desa menyatakan, warga cukup duduk di rumah sementara perangkat desa datang melayani. Hingga kini, layanan ini terbukti memangkas waktu pelayanan dan meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap pemerintah desa. Kendalanya antara lain tingkat literasi digital sebagian warga (yang tidak terbiasa smartphone) dan kebutuhan membangun sistem aplikasi yang lebih terstruktur. Desa sudah merencanakan pengembangan aplikasi Android untuk mendokumentasikan layanan secara rapi.

Desa Kasreman, MESEM CERAH (Cegah DBD)

Desa Kasreman (Kecamatan Kasreman) meluncurkan inovasi kesehatan lingkungan MESEM CERAH (Menanam Serai untuk Mencegah DBD) sejak 2024. Program ini mengajak warga menanam tanaman serai di pekarangan sebagai obat nyamuk alami, untuk mencegah Demam Berdarah Dengue. Kampanye "Serai Anti Nyamuk" ini dijalankan oleh kader PKK, kader desa sehat, dan masyarakat secara gotong royong. Kegiatan utamanya adalah sosialisasi cara menanam serai dan pencegahan DBD, pembagian bibit serai gratis via posyandu, tanam bersama, serta pemantauan kebersihan lingkungan bebas jentik. Ada juga lomba Kampung Sehat Bebas DBD untuk memotivasi warga aktif menanam serai.  Tujuan MESEM CERAH adalah mengubah pola pencegahan DBD dari semata-mata fogging ke upaya preventif berbasis masyarakat. Program ini dilatarbelakangi kekhawatiran kasus DBD yang meningkat saat musim hujan serta minimnya kesadaran masyarakat menjaga lingkungan bebas jentik. Dukungan keberhasilan meliputi kolaborasi lintas kader desa dan kesadaran ibu-ibu rumah tangga yang antusias menanam serai. Ibu-ibu menilai manfaat ganda diantaranya mencegah nyamuk sekaligus menyediakan bumbu dapur. Meski antusias, tantangan program ini adalah pemeliharaan tanaman serai agar terus tumbuh subur dan langkah meneruskan perawatan rutin. Perlu edukasi berkelanjutan agar masyarakat terus merawat kebun serai, serta memantau efektivitasnya dalam jangka panjang.

Informasi diperoleh dai portal resmi pemerintah desa atau daerah Ngawi serta berita lokal lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun