Mohon tunggu...
Muhammad Alvin Kurnia Persada
Muhammad Alvin Kurnia Persada Mohon Tunggu... Mahasiswa universitas muhammadiyah surakarta

Mahasiswa universitas muhammadiyah surakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bayangkan Sebuah Dunia di Mana Satu Unggahan Foto Bisa Mengubah Nasib Sebuah Merek

28 April 2025   17:34 Diperbarui: 28 April 2025   17:39 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

menciptakan tren global, atau bahkan memicu gerakan sosial. Itulah kekuatan
media sosial dalam komunikasi pemasaran saat ini. Dari sekadar berbagi informasi, media sosial telah menjadi senjata utama merek-merek besar untuk membangun cerita, menggugah emosi, dan menciptakan hubungan personal dengan jutaan orang dalam hitungan detik. Di tengah banjir informasi digital, bagaimana merek seperti Nike mampu bertahan dan bahkan mendominasi percakapan di ruang maya? Jawabannya terletak pada strategi konten yang cerdas, adaptif, dan penuh makna. Dalam era digital saat ini, media sosial telah menjadi instrumen yang sangat vital dalam praktik komunikasi pemasaran. Media sosial bukan hanya sarana distribusi informasi, melainkan juga platform interaktif yang memungkinkan terjadinya dialog antara perusahaan dengan konsumennya. Perubahan ini menggeser paradigma
komunikasi pemasaran dari model satu arah menjadi model dua arah yang lebih partisipatif dan responsif terhadap kebutuhan konsumen.

Kaplan dan Haenlein (2010) mendefinisikan media sosial sebagai kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun di atas fondasi ideologi dan teknologi Web 2.0, yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran konten buatan pengguna. Dalam konteks komunikasi pemasaran, kehadiran media sosial menawarkan kesempatan untuk menjangkau audiens secara lebih luas
dan lebih personal. Platform seperti Instagram, TikTok, Facebook, dan X (sebelumnya Twitter) memungkinkan perusahaan untuk menyampaikan pesan merek melalui berbagai format kreatif
seperti gambar, video, cerita singkat (stories), hingga siaran langsung (live streaming).

Salah satu aspek utama dalam analisis media sosial untuk marketing communication adalah pentingnya memahami perilaku audiens. Setiap platform memiliki karakteristik demografis
pengguna yang berbeda, sehingga pemilihan platform harus disesuaikan dengan target pasar yang ingin dicapai. Misalnya, Instagram dan TikTok lebih efektif untuk menjangkau generasi milenial dan Gen Z, sementara Facebook cenderung digunakan oleh audiens dengan rentang usia yang lebih luas. Mari kita buktikan dengan brand berikut:

Tren dan Analisis Konten Media Sosial Brand Nike 

Nike merupakan salah satu brand global yang secara konsisten memanfaatkan media sosial untuk membangun hubungan emosional dengan konsumennya. Menurut laporan dari Socialbakers (2023), Nike menjadi salah satu merek dengan engagement rate tertinggi di Instagram, dengan rata-rata engagement rate sebesar 1,4% per posting yang mana jauh di atas
rata-rata industri fashion dan sportswear yang hanya sekitar 0,5%.

Strategi konten Nike di media sosial berfokus pada beberapa tren utama.

1. Storytelling Emosional: Nike sering mengangkat kisah perjuangan atlet profesional maupun amatir melalui konten video pendek dan reels. Kampanye "You Can't Stop Us" pada tahun 2020 adalah contoh sukses, dengan lebih dari 58 juta views di Instagram dalam waktu satu minggu setelah dirilis. Konten ini mendorong pesan tentang
ketahanan, semangat komunitas, dan inklusivitas.
2. Pemanfaatan Influencer dan Athlete Endorsement: Nike menggandeng atlet terkenal seperti Serena Williams dan LeBron James sebagai brand ambassador. Melalui akun mereka, Nike memperluas jangkauan pesan merek secara lebih personal dan kredibel.
3. Aktivisme Sosial: Nike berani mengangkat isu sosial melalui kampanye seperti
"Dream Crazy" yang menampilkan Colin Kaepernick, memperkuat citra merek sebagai pendukung keadilan sosial. Meskipun kontroversial, kampanye ini meningkatkan penjualan Nike sebesar 31% pada minggu pertama setelah diluncurkan (Edison Trends, 2018).
4. User-Generated Content (UGC): Nike juga mengajak penggunanya berbagi cerita
mereka sendiri menggunakan hashtag seperti #JustDoIt dan #NikeRunClub. Ini
menciptakan rasa keterlibatan komunitas yang kuat dan meningkatkan autentisitas
brand. Data engagement menunjukkan bahwa jenis konten yang paling banyak
mendapatkan respon adalah video pendek berdurasi kurang dari 60 detik, terutama yang memuat narasi inspiratif dan shot visual yang dinamis. Sementara itu, konten statis (gambar) tetap efektif, tetapi engagement-nya relatif lebih rendah. Dari studi kasus Nike, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan komunikasi pemasaran melalui media sosial sangat bergantung pada:
* Relevansi konten dengan nilai-nilai dan aspirasi audiens.
* Keberanian mengangkat isu sosial yang resonan secara emosional.
* Optimalisasi format media (video pendek, storytelling).
* Kolaborasi dengan figur publik yang memiliki kredibilitas tinggi.
Selain itu, penggunaan data analitik secara rutin memungkinkan perusahaan untuk
mengukur efektivitas konten, menyesuaikan strategi, dan mengantisipasi perubahan
perilaku konsumen secara cepat. Namun, keberhasilan ini juga membawa tantangan
baru, seperti risiko backlash atau krisis reputasi akibat posisi brand dalam isu sosial- politik tertentu. Oleh karena itu, manajemen komunikasi krisis menjadi bagian penting dari strategi media sosial yang efektif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun