4 Desember 2019, Bandung, Babakan Ciparay
Sejak saya berada di tingkat awal kuliah sampai tingkat tiga, kegiatan pengabdian masyarakat selalu saya maknai sebagai wadah bagi diri saya pribadi untuk berbagi kebahagiaan, investasi akhirat, dan upaya mensyukuri kecukupan hidup. Hingga di akhir tingkat tiga muncul sebuah pertanyaan, jangan-jangan segala bentuk rasa “berbagi” yang saya lakukan hanya menjadi hasrat pemuas batin semata dan pemenuhan program kerja yang ada? Jangan-jangan dampak tersebut hanya sementara untuk mereka atau bahkan sekejap hilang saat kita melangkah pulang atau kita selesai mengetik LPJ kegiatan?
Bermula dari acara Mozaik Gamifti saat TPB, saya mulai mengenal PAUD Nurul Huda Yayasan Bagea yang dikepalai oleh Ibu Sumi (dapat dicek di tulisan sebelumnya). PAUD Nurul Huda termasuk PAUD non-formal yang membuka ruang belajar untuk anak-anak jalanan di daerah sekitar Pasir Koja. Singkat cerita, rasa tertarik dengan segala kegiatan dan cerita tentang anak-anak di Bagea mendorong saya untuk sering sharing dan mengajak anak2 jurusan untuk singgah dan belajar dari kisah-kisah Bu Sumi yang mengabdi di Bagea.
Hingga suatu hari, yang tidak bertepatan dengan hari guru, saya ngobrol bareng Bu Sumi terkait kegiatan apa yang cocok dan pas untuk daerah sekitar Kecamatan Babakan Ciparay. Bu Sumi mulai menceritakan hal-hal seputar guru PAUD dan kesejahteraannya. Sebagai orang yang pernah menjadi pejuang hak-hak guru PAUD, Bu Sumi bercerita tentang peran guru-guru PAUD dalam mendidik anak-anak pada masa golden age serta perjuangan para guru mencari kesejahteraan bagi sosok yang berperan penting bagi masa depan anak bangsa.
Bagea sendiri terdiri dari 2-3 orang guru yang belum semuanya golongan ASN. Terlepas dari status ASN atau honorer, nyatanya setiap guru-guru PAUD tetap memiliki kompetensi yang wajib dipenuhi jika ingin mendapatkan sertifikasi. Sayangnya kewajiban pemenuhan kompetensi tersebut tidak selalu diikuti oleh maraknya pelatihan-pelatihan yang memadai apalagi bagi guru-guru PAUD tersebut.
Berawal dari berbagai cerita dengan Bu Sumi akhirnya saya dipertemukan dengan Bu Iriani, seorang praktisi pendidikan yang sudah melalang buana mengajar dari mulai ITB, SMA, hingga SMK. Kini Bu Ir menjadi bagian dari pengurus Himapaud daerah sekitar Babakan Ciparay dan pengurus di TK Annisa. Melalui obrolan tersebut mulai tercetus ide untuk membuat pelatihan yang tepat guna bagi para guru-guru PAUD sekitar Kec Babakan Ciparay. Hingga muncul ide pelatihan terkait komputer, lantas kenapa komputer?
Potensi dan tantangan dunia IT ke depan terlebih di Indonesia memang sedang gencar. Disrupsi dan inovasi teknologi yang terjadi menuntut setiap orang apalagi mahasiswa harus mampu beradaptasi dengan segala bentuk perubahan yang ada. Saat kita mahasiswa melangkah jauh mencapai kemapanan teknologi tersebut, akan selalu ada sebagian yang tertinggal jauh.
Sebagian dari orang-orang tersebut ialah sosok seperti guru-guru PAUD. Padahal, anak-anak yang mereka ladeni ialah anak-anak yang sudah dekat, native, atau akan menghadapi arus teknologi tersebut. Kolaborasi dengan para praktisi kependidikan dan sosial seperti Bu Sumi dan Bu Ir akhirnya mendorong lahirnya pelatihan Microsoft yang simpel dan berusaha tepat sasaran, yakni Word dan Excel.
Saya yang suka mendadak dan tanpa persiapan TOR yang jelas untuk pemateri menjadikan saya berusaha freestyle dengan materi tanpa menurunkan ekspektasi para guru yang hadir. Bermodalkan ilmu word dan excel seadanya lewat pengalaman per TA-an (aka skripsi), saya dan teman-teman dari Himatek serta pemateri lain mencoba memberikan output pelatihan yang mungkin berguna yakni pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Haran (RPPH) dan absensi.
Keramaian khas mak-mak seperti gombalan guru-guru PAUD dan canda khas WA ramai terdengar semenjak memulai acara. Acara dihadiri pula oleh perwakilan organisasi yang saya pun baru dengar eksistensinya seperti Himapaud, IGTK, dan Penilik (waallahu alam itu apaan kagak tahu). Saat acara dimulai awalnya terdengar mudah untuk mengajarkan membuat tabel, memosisikan tulisan di tengah, atau menebalkan tulisan judul.