Mohon tunggu...
Alvie Harianja
Alvie Harianja Mohon Tunggu... Freelancer - Filsuf dan Revolusioner Gagal

Fuck for Imperialism, Feodalism, and Bureaucrat Capitalist!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Produk Mistisme Menghancurkan Kemajuan Bangsa

23 Maret 2022   16:16 Diperbarui: 23 Maret 2022   16:19 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Biasanya para dukun ini akan membuat cerita-cerita fantastis tentang para kepala suku yang merupakan turunan dari Dewa misalnya, atau bahkan lahir sebagai hasil kebijaksanaan dari alam raya. Apapun itu ceritanya, hasilnya ialah mitos yang menjadi sejarah lisan secara turun-temurun.

Mistisme juga dipelihara oleh tatanan masyarakat feodal untuk melegitimasi kepemilikan atas tanah. Biasanya ini dilakukan oleh para dukun, mangkubumi, atau bahkan para penulis di lingkungan istana. Misalnya saja, kita bisa melihat betapa megahnya Empu Prapanca menulis tentang Kerajaan Majapahit di karyanya Negarakertagama. 

Kita juga bisa melihat betapa kekuasaan Sultan Agung di Mataram dilanggengkan sedemikian rupa melalui Babad Sultan Agung, bahwa Sultan Agung merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW dan Lurah Semar sekaligus. Mistisme di lingkungan istana sendiri dipelihara untuk memelihara ketakutan para petani atas para penguasa. Mistisme memiliki kontribusi besar atas langgengnya sebuah kerajaan. 

Hal yang serupa juga berkontribusi besar atas langgengnya Kekaisaran Romawi. Kalau saja Constantinus tidak memeluk Kristen, maka para budak di Romawi yang notabene beragama Kristen pada saat itu akan memberontak, karena mereka punya dendam akibat dianiaya oleh kaisar-kaisar sebelumnya. 

Walaupun begitu, Constantinus mengubah wajah Kristen dari yang tadinya sangat anti dengan tatanan Romawi menjadi sangat ramah dengan Romawi, tentunya karena mistisme yang dipelihara oleh mereka. Mistisme itu merangsak masuk ke dalam tatanan Katholik dengan hadirnya Paus yang dicap sebagai Wakil Tuhan di Muka Bumi, atau bahkan ritual-ritual yang melambangkan kebesaran gereja misalnya. 

Di era modern, mistisme berubah bentuknya dari yang tadinya memberhalakan kekuatan supranatural yang dimiliki oleh beberapa individu menjadi kekuatan citra dan kharisma. Jika melihat apa yang disebutkan Marx tadi, maka aktivitas industri berkontribusi besar terhadap hadirnya mistisme modern. 

Citra powerful dari para pemilik perusahaan membuat mereka dihormati, bahkan oleh kelas pekerja. Mistisme menjadi suatu ideologi yang mendominasi, apalagi di masa ketika perjuangan pembebasan nasional melahirkan Nasionalisme. 

Oleh karena itu, mungkin kita akan terkagum-kagum terhadap sosok Soekarno yang karena citra dan kharismanya. Soekarno adalah seorang pembebas bagi para nasionalis, oleh karena itu citranya dilebih-lebihkan. Bahkan citranya melampaui dunia material. Banyak cerita mistis yang menaungi sosok Soekarno, misalnya ketika ia ditasbihkan sebagai penguasa karena dekat dengan Nyi Roro Kidul!

Kritik Atas Praktik Mistisme Modern

Alasan dilanggengkannya mistisme, tidak lain tidak bukan, untuk melanggengkan tatanan masyarakat berkelas. Hal ini bisa dimengerti, karena dalam tipe masyarakat yang komunal, kita tidak akan bisa menemui mistisme. 

Apakah Suku Anak Dalam di Riau harus bersusah-payah melanggengkan tipe pembagian kerjanya yang komunal dengan mistisme? Tentu tidak, mereka cukup menjaga tipe pembagian kerjanya dengan cerita-cerita bernuansa moral dan mental untuk mendidik anak-anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun